Image1

Skripsi Pendidikan Islam bagi Remaja Perspektif Psikologi


BAB III
PENDIDIKAN ISLAM PADA REMAJA PERSPEKTIF PSIKOLOGIS

A.    Pendidikan Islam pada Remaja Aspek Kognitif
Pendidikan dari segi kognitif merupakan sutu fungsi intelektual bagi manusia melalui pemikiran orang dapat mengetahui (knowledge), mengerti atau paham (coperhension), mengaplikasiakan mensintesiskan, analisis, sintesis dan mengevaluasi  



1.      Knowledge (mengetahui)
Islam sebagai agama  meliputi banyak aspek, setidaknya aspek sosial,ekonomi, moral, budaya, politik filsafat, psikologi dan intelektual. Islam sebagai pedoman yang mencangkup unsure-unsur religius, budaya, etika, dan sosial polotik, Islam memiliki norma-norma yang fundamental yang di menifestasikan dalam iman, amal dan ikhsan,dengan kata lain dengan keyakinan dan perbuatan dan perealisasian.yang kesemuanya itu memerlukan daya intelektual.
Mengetahui merupakan stadium opersi formal yang di tandai dengan kemampuan remaja untuk berfikir secara abstrak. Mengetahui hal-hal secara kongkrit untuk mempertimbangkan secara deduktif dan untuk mendefinisakan konsep-konsep, mengetahui yang demikian merupakan pikiran remaja yang sangat  logis dan sistematis  untuk dapat melanjutkan ke stadium yang lebih lanjut yaitu mengerti yang dapat diartikan memahami.
Untuk mengetahui hal-hal yang kongkrit perlu lebih dahulu dapat membaca dan menulis hal tersebut adalah wahyu yang pertama kali turun kepada Nabi Muhammad SAW dan setelah dapat membaca dan menulis barulah melangkah kejenjang berikutnaya yaitu mengetahui,yaitu mengetahui hal-hal yang belum di ketahui.yaitu yang dinamakan ilmu.
Bagi para remaja di dalam menyongsong masa depan diperlukanlah ilmu yang banyak agar tiadak tersesat di dunia maupun di akhirattujuan dari ilmu pengetahuan yang berdasarkan Alquran berorientasi kepada tiga pengembanagan teoritis ilmiah
a.    Orentasi penegmbangan kepada Alloh Yang Maha Mengetahui yang menjadi sumber segala ilmu pengetahuan
b.    Orientasi pengembangan kearah kehidupan sosial manusia dimana muamalah “bainannas” (pergaulan antara manusia) semakin komplek dan luas ruang lingkupnya akibat pengaruh kemajuan ilmu dan teknologi modern yang maju pesat.
c.    Orientasi pengembagan kea lam sekitar yang di ciptakan oleh Alloh untuk kepentingan uamt manusia yang mengandung bernagai macam kekayaan alam yang harus digali,dikelola dan dimanfaatkan oleh manusia untuk kesejahteraan hidupnya didunia menuju akhirat.1)
Didalam peningkatan keimanan kepada Alloh perlu menggunakan ilmu agar terhindar dari hal-hal yang menjerumuskan kepada kemusriakan yaitu denagan mempelajari sumber-sumber dari ajaran agama, dan dengan ilmu seseoarang akan berusaha mempelajari sumber-sumbernaya.dalil atau argumentasi yang di pakai sebagai pedoaman denagan ilmu bila analisisnay benar justru akanmempertebal keimanan, namun apabila tidak dilandasi denagn ilmu maka keimanan tersebut akan semakin menipis.2) dan denagn ilmulah kita dapat mempertebal keimanan yang akan menyelamatkan hidup di dunia dan diakhirat.
Di dalam keimanan seseorang yang baik yaitu mempunyai ilmu duniawi yang selalu di iringi denagn ilmu agama, ilmu dunia  yang mendatangkan kebahagian di dunia juga mendatangkan kebahagiaan di akhirat yang tiadak terpisahkan persepsi ini terdapat dalam firmannya:
وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Dan di antara mereka ada orang yang berdo`a: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".3)

Bahwa didlam mencari ilmu itu tiodak boleh memisah-misahkan seperti halnya yang terjadi sekarang ini banyak orangtua yang memasukkan anaknya ke sekolah-sekolah umum karena beranggapan bahwa ilmu didunia itu lebih penting daripada ilmu agama padahal ilmu dunia itu akan lebih baik bila diiringi dengan ilmu agama sebagai penenang jiwa.
Segala sesuatu di alam ini titunjukan kepada manusia untuk kesejahteraannya sebagaimana dalam firmannya;
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ وَسَخَّرَ لَكُمُ الْفُلْكَ لِتَجْرِيَ فِي الْبَحْرِ بِأَمْرِهِ وَسَخَّرَ لَكُمُ الْأَنْهَارَ(32)وَسَخَّرَ لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ دَائِبَيْنِ وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ(33)
32. Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu, dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai.
33. Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.4)
Bahwa semua yang berada di ala mini merupakan kebesaran Alloh agar manusia menggunakan akalnya untuk menggalinaya dan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya denagn berpedoman kepada Al-Quran  dan Al-Hadist karena Al-Qur’an dan Al-Hadist merupaka sarana yang paling mampu membangun manusia yang seutuhnya, mengajarkan kepada mereka cara hidup berkeuarga, bermasyarakat dan bernegara, rukun dan damai tidak dapat di adu domba mengatur ekonomi dan keuangan mereka dengan cara yang saling menguntungkan sehingga tidak ada yang merugikan maupun drugikan, meningkatkan ketahan mental.5)bahwa kesemuanya didalam mencapai sesuatu haruslah menggunakan ilmu yang tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Al-Hadist.
2.  Comperhension  (Mengertipaham)
Memahami pendidikan Islam pada remaja harus dapat menganalisis ajaran Islam yang mengandung nilai-niali pendidikan, yang berlangsung dan di kembangkan secara konsisten, dimana dalam mengerti dan memahami pendidikan harus dapat mengerti.
a. Hakikat Pendidikan
        Pendidikan Islam yaitu bimbingan jasmani dan rohani, berdasarkan hokum –hukum agam Islam menuju terbentuknya kepribadian yang utama menurut ukuran –ukuran Isla, denagnpengertian lain yaitu kepribadian muslim, kepribadian yang memiliki nilai-nilai agam Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam.6)
        Hakikat pendidikan Islam yaitu uasaha sadr yang dilakukan orang dewasa dan bertaqwa, membimbing dan mengarahkan pertumbuhan serta perkembangan fitrah anak didik melalui ajaran Islam kearah titik maksiaml pertumbuhan dan perkembangannya. Jadi hakikat pendidikan bagi para remaja yaitu; Usaha dengan sadar dan sistematis melalui proses mengetahui memahami dan mengamalkan agar menjadi dasar kepribadian bagi manusia sehingga menjadi manusia yang mendekati sempurna
b.   Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan merupakan sarana yang akan di capai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melakukan suatu kegiatan untuk mencapai titik akhir dan penulis berpandangan bahwa itu  merupakan suatu prosesdanproses tersebut akan berahir pada  tujuan akhir pendidikan, suatu tujuan yang hendak dicapai pendidikan Islam,pada hakikatnaya merupakan perwujudan dari nilai-nilai yang terkandung dalam Islam untuk membentuk kepribadian yang diinginkan.karena pendidikan orang menjadi terdidik dan menjadi dat istiadat yang harus dilakukan.
Secara psikologi remaja merupakan mhluk Alloh yang tumbuh berkembang  dan memerlukan penagarahan melalui proses pendidikan yang sistematis dan konsisten, denagan kata lain remaja harus dapat berakhlak mulia yang terkandung dalam pendidikan Isla.
Tujuan pendidikan Islam merupakan kemampuan untuk mengelola dan memanfaatka npotensi pribadi sosial dan alam sekitar untuk kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat, oleh karena itu pendidikan merupakan alat atau sarana untuk merealisasikan tujuan hidup oaring muslim seca universal. Maka tujuan pendidikan islam diseluruh dunia haruslah sama yang berbeda hanyalah system metodenya.
3.  Aplication ( Penerapan)
Pendidikan seharusnya mempersiapkanpeluang partisipasi yang praktiakal pendidikan muslim mengetahui pentingnya motivasi dan tujuan kematangan dan kesediaan yang sesuai, dan pentingnya memelihara perbedaan individu diantara peserta didik. Pendidkan islam juga mementingkan amal atau prtisiapasi practical yang berulang-ulang untuk mencapai proses pendidikan Islam, pendidikan Islam dapat juga dikatan bahwa pendidikan  tidak akan berlaku tanpa melalui amal(action).
Proses pendidikan diharapkan mendapat perubahan pada peserta didik melalui tingkah laku dan metode-metode pelaksanaannya melalui pengalaman dan partisipasi yang berulang-ulang.pendidikan Islam mengetahui bahwa partisipasi dalam perkara yang di pelajari itulah yang menjadi preses belajar menjadi tertanam, menetap dan bersifat otomatis. Proses pendidikan lebih wajib lagi terhadap proses belajar dalam ketrampilan, adapt istiadat dan nilai-nilai agama.
Pengetahuan terhadap pendidikan Islam di haruskan untuk mengamalkan karena mala merupakan usaha untuk mendekatkan diri kepada Allohamal merupakan kelajutan daripada ilmu yang membebaskan akal manusia bertentangan dengan syri’at, karena amal menyakini akan adanya sesuatu, buasanya diikuti denagn sikap dan tindakan, suatu tindakan yang tidak didasri oleh suatu kenyakinan adalah: tindakan orang yang sedang berguarau atau tindakan seorang yang munafik.7) Jadi seseorang itu beramal haruslah sesuai dengan niat sebagaimana ulama yang mendefinisiakan niat menurut syara’ niat adalah menyengajakan untuk berbuat sesuatu disertai denagn perbuatannya.
Amal akan diterima atau tidak oleh Alloh SWT itu tergantung pada niatnya karena niat juga akan menentuka sikap mental seseoarang dalam mengeuatkan keimanan kepada Alloh SWT.
Bagi para remaja dalam mengamalkan ajaran agama Islam juga di haruskan untuk mengajak seseoarang atau sekelompok umat sebagai aktualitas imaniah yang dimanivestasikan dalam bentuk seruan, ajakan, panggilan, undangan dan do’a yang disampaikan dengan ikhlas dan menggunakan metode, system dan teknik tertentu agar mampu menyentuh kalbu dan fitrah seseorang, keluarga, kelompok dan masyarakat manusia untuk mencapai tujuan tertentu.8)
Remaja dalam kegiatannya juga wajib ikut serta dalam mengubah lingkungan menuju kondisi yang semakin baik sesuai denagn perintah Alloh SWT. Demi menggapai ridloNya. Pada dasarnya pendidikan pada remaja segi Kognitif merupakan pengaplikasian sebagai perbaikan mental dalam tingkah laku.

4.  Analisis
Al-Qur’an merupakan kitabulloh yang diturunkan secara berangsur-angsuar sesuai denagn kondisi dan peristiawa karena Al-Qur’an  adalah sebuah kitab yang bertujuamembangun dan mendidik. Al-qur’an dating dengan manhaj yang sempurna untuk kehidupan dan tarbiyah untuk mencetak jiwa, membangun umat dan mebncetak masyrakat, tidak ada stupun yang memberikan pengaruh yang lebih besar pada jiwa selain penagruh tarbiyah ketika terjadi aneka peristiwa,dimana hati menjadi terbuka untuk menerima arahan dan jiwa siap di bentuk. Tarbiyah yang demikian hanya dimiliki oleh Robb manusia Dialah yang mengungkap tabir dan rahasia Dia yang membuka jiwa untuk di cetak sesuai denagan manhaj-Nya sebagaimana yang Ia kehendaki.
Karena itu cara Al-Qur’an diturunkan menjadi kunci bagi keberhasilan tarbiyah dan kekuatan pengaruhnya pada jiwa. Al-Qur’an menjadikan setiap kekalahan sebagai peringatan dan setiap kemenangan sebagai pelajaran dan menjadikan setiap sikap sebagai suatu analisis sementara bangunannya sebagai fenomena abadi yang selalu menakjubkan cocok untuk setiap jiawa, dapat mengarahkan setiap generasi dan bias membangun setiap umat karena kesamaan jiwa dan kejadian.
Al-Qur’an selalu mentarbiyah orang-oarang yang beriman agar selalu merasakan kebersamaan dengan Alloh atau senantiasa merasa diawasi olehNya. Dia mendenagr hambanya dan dan menjawab do’anya tanpa melalui perantara. Sementara jiwa tidak puas hanya dengan ilmu dia butruh pengalaman dan menyaksikan secara langsung  Miasal pendidikan sek pada remaja. Remaja ingin secara langsung meneriama pendidikan seks apa manfaatnya bagi para remaja bila mendapatkan pendidikan seks.sebagaimana yang dikemukakan oleh Abdullah Nasih Ulwan. “Upaya pengajaran, penyadaran, dan penerangan tentang masalah-masalah seksual yang diberikan pada anak”.9)
Islam tidak memandang pendidikan seks ini dari lingkup yang sempit yang dibuat oleh orang-orang yang berhaluan bebas. Sebagai sasarannya adalah hubungan perasaan denagan panca indra antara remaja yang dapat mengencangkan segala sendi kematangan fisik secara lahiriyah dan mengembangkan naluri seks secara bebas sebagai klimaks dari segala naluri, ini ada kebebasan dari segala tekanan sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan.
Akan tetapi Islam memandang seks ini secara visual dimana pergaulan bebas antara jenis kelamin yang bukan mukhrimnya tidak di perbolehkan.
. وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ(5)إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ(6)فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ(7)
5. dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, 6. kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. 7. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.10)

Dari ayat tersebut ada suatu pertanda bahwa Al-Quran mengandung ajaran tentang seksual dengan seluruh dimensinya. Pendidikan seks adalah bagian pendidikan akhlak yang merupakan cabang dari pendidikan Islam. Tujuan pendidikan seks dalam syari’at Islam menurut H. Ali Akbar adalah “Pencapaian kebahagiaan dalam rumah tangga serta keturunan muslim yang taat kepada Alloh”.11)
Tujuan pendidikan seks dalam Islam adalah
a.       Pembentukan kepribadian muslim
b.      Pembentukan akhlak mulia
c.       Pencapaian keluarga sakinah mawadah warohmah
d.      Menciptakan generasi yang bertanggung jawab
e.       Mencegah kerusuhan masyarakat.12)
Disamping hal-hal diatas pendidikan seks juga bertujuan untuk mempersiapkan dan mengantar remaja kearah kematangan psikologis atau jiwa agar suatu saat mampu menciptakan keluarga yang mawaddah warohmah, karena hanya dengan kematangan jiwa keluarga yang bahagia dapat terwujud.
Bahwa pada diri remaja proses berfikir dalam segi mental lebih sempurna dan kritis yang selalu menggunakan akal sehat bukan emosi, pada diri remaja sudah menemukan kemampuan bertindak nya yang diimbangi dengan intelegensinya menghargai hidupnya.sehingga kebutuhan hidupnya terpenuhi dan pribadinya tumbuh dalam kesadaran memiliki kopetensi dan mampu mencintai diri sendiri alam sekitar dan orang lain dalam segi keimanan remaja lebih mengarah pada tindakan-tindakan yang tidak bertentangan dengan agam dan juga norma-norma dalam masyarakat.dan kesemuanya itu benar-benar di tuangkan dalam kehidupan bermasyarakat sebagai komunitas didalamnya.
5.  Sintesis
Dalam proses perkembanagn pendidikan ,kegiatan pendidikan di tujuakan hannya untuk mendewasakan anak didik karena pendidikan merupakan transfer ilmu pengetahuan dan untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari ilmu pendidikan juga berbicara tentang masalah-masalah yang menyangkut segi pelaksanaan baik yang menyangkut teori-teori atau pedoman-pedoman atau prinsip-prinsip tentang pelaksanaan realisasi cita-cita ideal yang tersusun dalam pendidikan teoritis.
Secara singkat bahwa tujuan pendidikan nasional ialah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya denagan cirri-ciri sebagai berikut:
a.       Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME.
b.      Berbudi pekerti luhur
c.       Memiliki ilmu pengetahuan dan ketrampilan
d.      Sehat jasmani dan rohani
e.       Bertanggung jawab terhadap diri sendiri, masyarakat dan bangsa.
Pendidikan merupakan cara untuk memanusiakan manusia yang mempunyai tujuan tertentu dan tujuan itu memerlukan proses dan proses tersebut terjadi pada peserta didik, pesaerta  didik merupakan sasaran pendidikan yang mempunyai tujuan awal dan tujuan akhir, tujuan akhirnya adalah agar manusia menjadi manusia yang sempurna (insane kamil).dan itu semua merupakan dari pendidikan yang tidak dapat terpisahkan satu sama lainnya yang menjadi satu kesatuan dalam pendidikan Islam.
6.  Evaluasi
 Didalam proses pendidikan pasti ada tujuan yang hendak di capai oleh peserta didik mak dari itu perlu diadakannya evaluasi. Evaluasi pendidikan Islam merupakan Cara atau teknik untuk penilaian terhadap tingkah laku manusia didik berdasarkan standar perhitungan yang komperhensif dari seluruh aspek kehidupan mental psikologis dan spiritual/ religius karena hasil pendidikan Islam bukan hanya sosok pribadi yang tiadak hanya bersifat religius melainkan juga berilmu berketrampilan dan sanggup beramal dan berbakati kepada Tuhan masyarakat
Sdapun Evaluasi pendidikan secara garis besar meliputi empat kemampuan dasar manusia didik yaitu:
a.       Sikap pengalaman terhadap arti hubungan prbadi dengan Tuhan.
Yaitu sejauh mana loyalitas dan kesungguhannya dalam mengabdikan dirinya terhadapTuhan dengan indikasi-indikasi lahiriyah berupa tingkah laku yang mencerminkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan.
Aspek teknisi ini berwujuddalam bentuk tingkah laku yang merujuk pada keimanan, ketekunan beribadah, kemampuan praktis dalam mengerjakan syariat Islam dan cara menanggapi dan melaksanakan response terhadap permasalahan hidup seperti: tawakal, sabar, dan ketenangan batin serta mnahan amarah dan sebagainya.
b.      Sikap pengalaman terhadap arti hubungan prbadi dengan masyarakat.
Yaitu sejauhmana dan sebagaina ia selaku manusia hasil pendidikan Islam mampu menerapkan nilai-nilai agama dan kegiatan hidup bermasyarakat seperti berakhlak mulia  dalam kehidupan, disiplin dalam menjalankan norma-norma agama dalam kaitannya dengan orang lain misalnya ketepatan memenuhi janji, menunaikan amant takmau berdusta egaois (mementingkan diri sendiri) anti sosial dan lain sebagainya.
c.       Sikap pengalaman terhadap arti hubungan prbadi dengan Alam sekitar
Yaitu bagaimana ia berusaha dan mengelola dan memelihara serta dan menyesuikan dirinya dengan alam sekitar apakah merusak lingkungan hidup atau mampu merubah lingkungan hidup menjadi berma’na terhadap diri dan masyarakat.
d.      Sikap dan pandangannya terhadap dirinya sendiri selaku hamba Alloh dan hamba masyarakat serta  selaku kholifah  dimuka bumi.
Yaitu: bagaimana dan sejauhmana sebagai seorang muslim memandang dirinya sendiri dalam berperan sebagai hamba Alloh yang harus hidup menghadapi kenyataandalam masyarakat yang beraneka budaya dan suku serta agama. Bagaimana seharusnya mengelola dan memanfaatkan serta memelihara kelangsungan hidup dalam lingkungan sekitar sebagai anugrah Alloh, apakah memiliki kemampuan untuk berperan secara positif dan partisipasif dalam pembangunan masyarakat apakah mempunyai penirian yang tetap tak berubah-ubah ataukah ia berperan sebagai pengikut bersikap lemah dan tak peduli terhadap permasalahan hidup lingkungannya dan sebagainya.
Sasaran-sasaran evaluasi tersebut dirumuskan dalam item-item pertanyaan atau statemen-statemen yang diajukan terhadap manusia didik untuk ditanggapi. Hasil dari tanggapan mreka kemudian dianalisis secara psikologis karena yang menjadi pokok evaluasi adalah sikap mental dan pdasar dari mereka sebagai manivestasi dari keimanan dan keislaman serta keilmu penegtahuannya.

B.  Pendidikan Islam pada Remaja Aspek Afektif
Pendidikan Islam sangatlah memperhatikan terhadap aspek afektif yang sering disebut dengan budipekerti atau akhlak sebagai aktualitas dari nilai-nilai moral dalam hidup bermasyarakatdiaman aspek puncaknya yaitu mewatak. Hal ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.      Receiving.
Percaya bahwa akhlak merupakan ma’na yang terpenting dalam kehidupan tingkatannya berada sesudah kepercayaan trhadap Alloh, Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rosul-rosul-Nya dan hari akhir yang terkandung hisab, balasan akhirat dan qodlo,qodar Alloh, juga terletak sesudah beribadah kepada Alloh, mentaatinya ikhlas kepadanya dan kalau beriman kepada Alloh dan beribadah kepadanya pertama-tama yang berkaitan dengan hubungan antara hamba denganTuhan,maka akhlak pertama-tama sekali yang berhubungan muamalah antara manusia dengan dengan orang lain baik secara perseoranagan atau kelompok karena akhlak tak terbataspada penyusunan hubungan antara manusia dengan manusia lain.
Akhlak juga melebihi dari semua itu yatu mengatur hubungan manusia dengan segala sesuatu, Percaya bahwa ahlak itu termasuk diantara makna yang terpenting dalam hidup ini, tingkatannya berada sesudah kepercayaan kepada Alloh, Malaikat, Kitab-kitab, Rasul-rasul, Hari ahirat yang terkandung didalamnya hisab, balasan ahirat dan Qodho Qodhir Alloh. Juga terletak ibadah kepada Alloh, mentaatinya, ihlas kepada-Nya dan menyerahkan diri kepada-Nya dan kalau beriman kepada Alloh dan beribadah kepada-Nya pertama-tama berkaitan dengan hubungan antara hamba dan Tuhannya, maka ahlak pertama-tama sekali berkaitan dengan hubungan muamalah manusia dengan orang lain baik secara perseorangan maupun kelompok.
Tetapi perlu diingat bahwa ahlak tidak terbatas pada penyusunan hubungan antaara manusia dengan manusia lain tetapi melebihi dari itu yaitu hubungan manusia dengan segala yang terdapat dalam bentuk dan kehidupan ini, juga mengenai hubungan hamba dengan Tuhannya. Danakhlak menurut Islamadalah salah satu dari hubungan dengan imandan ibadah, bahwa iman dan ibadah manusia tidak sempurna kecuali kalau timbul dari situ akhlak yang mulia dan maamalah yang baik terhadap Alloh dan hamba-Nya.  Dan diantara tanda-tanda iman yaitu berakhlak yang baikdan diantara perhiasan yang paling mulia bagi manusia sesudah iman adalah akhlak yang mulia, dan dengan akhlak makaterjadilah perbedaan antara manusia dan hewan, ada diantara keutamaan akhlak yang yang termasuk ibadah kepada  Alloh seperti keutaman taqwa adalah akhlak yang mulia, karena pentingnya akhlak pada manusia, maka dalam Al-qur’an juga sering disebutkan sebagaimana sanjungan Alloh kepada nabi Muhammad karena akhlaknya yang terpuji didalam surat Al-kolam.
. ن وَالْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُونَ
Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis,13)
Dari penjelsan diatas jelas dan begitu pentingnya akhlak yang baik bagi manusia sehingga manusia dapat menerima untuk menjalankan akhlak yang mulia demi tercapainya kehidupan yang tentram dan bahagia.
2.      Responding
Dalam tingkah laku orang dapat terpuji atau tercela keyakinan untuk berbuat sesuatu merupakan langkah untuk mendekatkan diri pada Alloh dengan amalan yaitu aktualisasi dalam kehidupan sehari-hari. Niat untuk berprilaku yang baik dan tidak melanggar norma-norma yang ada dalam masyarakat merupakan hal yang terpuji, merespon tindakan yang akan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari merupan niat yang baik walaupun akhirnaya tanpa tindakan, tetapi niat merupakan hasil dari ranah kognitif yang nantinya sebagai dasar prilaku/ akhlak yang baik.
Mencanangkan niat untuk bertindak akan menguatkan kesadran jiwa seseorang yang kemudian akan menguatkan kehendaknya, saat akan memulai akhlak terpuji dengan mengarahkan hatinya kepada syri’at Islam, setelah melihat niatnya ada yang karena berharap atau takut tetapi akhirnya adalah mencari ridlo-Nya,sehingga sikap terpuji hanya semata karena Alloh SWT.
3.      Valing
Pada bagian terdepan telah diuraikan mengenai nilai-nilai pendidikan yang hendak di bentuk dan diwujudkandalam pribadi remaja sehingga fungsional dan actual dalam prilaku muslim, adalah nilai Islami yang melandasi Akhlak. Nilai dan akhlak Islam adalah menyeluruh bulat dan terpadu tidak terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang satu sama lainnya berdiri sendiri.suatu kebulatan nilai danmoralitas itu mengandung kaidah, pedoman yang menjadi landasan amal perbuatan .
Nilai-nilai yang terkandung dalam Islam memiliki dua kategori bila dilihat dari segi normatif yaitu mngenai baik-buruk, benar-salah, hak-batil diridloi dan dikutuk Alloh SWT. Sedang bila dilihat dari segi operatif nilai tersebut mengandung lima pengertianyaitu:
-         Wajib atau fardlu yaitu bila di kerjakan orang akan mendapat pahala dan bila di tinggalkan orang akan mendapat siksa.
-         Sunnah yaitu bila dikerjakan orang akan mendapat pahala dan bila ditinggalkan orang tidak akan mendapat siksa.
-         Mubah yaitu bila dikerjakan orang tidak akan di siksa demikian juga sebaliknya bila di tinggalkan juga tidak mendapat siksa.
-         Makruh yaitu bila di kerjakan orang tidak disiksa, hanya tidak di sukai oleh Alloh dan bila ditinggalkan orang akan mendapat pahala.
-         Haram yaitu bila di kerjakan orang akan mendapat  siksa dan  bila di tinggalkan orang akan mendapat pahala.14)
Dari lima pengertian sisten nilai dalam sistem operatif diatas bahwa setiap tingkah laku yang dilakukan manusia semuanya ada nilainya yang akan didapat oleh si pelaku baik di dunia lebih-lebih di akhirat
4.      Organisation.
Pendidikan Islam sangatlah memperhatikan terhadap segi budi pekerti atau Akhlak sebagai nilai-nilai moral dalam hidup bermasyarakat, dan di dalam nilai budi pekerti ada beberapa klasifikasian terhadap akhlak yang dilaksanakan manusia yaitu:
a.    Akhlak manusia kepada Tuhan.
Akhlak manusia kepada Tuhan.Yaitu makna yang sangat penting  bagi remaja  karena bagi remaja akhlak kepda Alloh mungkin bisa goyang. Bahkan kepercayaan yang telah tumbuh pada umur sebelumnya yaitu masa kanak-kanak yang telah di doktrin dengan kepercayaan keagamaan yang kuat, bagi remaja keimanan bias berkurang dalam ibadahnya yang kadang-kadang rajin dan kadang-kadang malas penghayatan rohaniahnya cendering skeptis sehingga muncul keengganan, kemalasan untuk melakukan kegiatan keagamaan.seperti ibadah sholat, yang selama ini dilakukan dengan kepatuhan di bawah pengawasan orang tua.
Kegoncangan dalam hal keagamaan mungkin bias di sebabkan oleh factor internal maupun eksternal, factor internal berkaitan dengan kematangan organ seks yang mendorong para remaja untuk memenuhinya, namun disisi lain apa yang dilakukannya dilarang oleh agama. Factor internal lainnya bersifat psikologis dimana remaja ingin mengetahui berbagai hal denagn cara melakukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa missal anaklaki merokok dan anak perempuan bersolek, bahkan mencoba untuk berhubungan seks, padahal yang dilakukan itu dilarang oleh agama, remaja kadang juga ingin bebas dan tidak terikat oleh norma-norma keluarga. Apabila orangtua, guru tidak mengerti dan mendekatinya secara baik, bahkan dengan sikap keras pada remaja mungkin muncul suatu sikap atau tindakan yang negative seperti membandel,oposisi, menentang, menyendiri atau acuh takacuh.
Pada remaja perkembangan intelektualnya mengalami perkembangan yang sangat luarbiasa dan pertumbuhan kelenjar seks yang menimbulkan dorongan seksualpada seseorang. Sesungguhnya remaja mengalami perintisan yang cukup panjang dalam arti ia telah ada sejak kanak-kanak dan mengalami dalam usia remaja.15) untuk mengatasi hal-hal yang negative orangtua dapat mengembangkan kemampuannya denganmenyuruh mengikuti kajian ilmiah ataupun melalui majelis dzikir yang dibangun ats dasar merenungi dan memikirkan tujuan dibalik Alloh menciptakan hambanya, agar remaja tidak terjerumus terhadap hal-hal yang negatif karena akibat kematangan seksual atau keinginan keinginan remaja untuk mencoba.
Adapun factor eksternal berasal dari luar  yaitu berkaitan dengan budaya atau lingkungan masyarakat sekitar terutama orangtua, adapun dari factor kebudayaan banyak kalangan remaja di dalam berpakain  meniru adapt istiadat orang barat diman berpakain tidak menutup aurat. Seyogyanya para remaja tidak terseret oleh arus kebudayaan barat sedang kebudayaan Islam itu lebih baik karena didalam berpakaian menutup aurat .adapun dari segi lingkungan orang tua  haruslah mendidik dengan akidah yang benar agar tiadak terjerumus kedalam hal-hal kemusrikan karena remaja merupakan masa yang rawan yang penuh denagn keinginan untuk mencoba terhadap sesuatu.dan orang tua harus selalu mengwasi agar tidak terjerumus terhadap hal-hal yang negative apalagi sampai musrik.
b.    Akhlak manusia terhadap manusia terutama terhadap diri sendir.
 setiap orang harus mengadakan perenungan terhadap dirinya sendiri pada setiap saat setiapjam, setiap hari, setiap bulan, setiap tahun, untuk menginstropeksi diri tentang perbuatan-perbuatannya yang telah dilakukan dalam kerangka janji, sumpah atau peryaratan-persyaratn dengan Alloh, dan bertanya terhadap diri sendiri apakah perbuatannya diridloi atau tidak, apakah telah menunaikan hak-hak Alloh dan hamba Alloh yang telah di bebankan kepadanya sebagaimana ia merasa kurang terur mendapatkan hak-haknya sendiri,S kemudian membandingkan antara kejahatan-kejahatan dan kebaikan dan menilai terhadap dirinya sendiri lalu bertaubat.pendekatan diri kepada Alloh SWT dapat ilakukan denagan mengajukan pertanyaan kepada diri sendir dan dia menjawab sendiri sebagaimana di sebutkan dalam firmannya:
بَلِ الْإِنْسَانُ عَلَى نَفْسِهِ بَصِيرَةٌ
Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri,16)
            Bahwa remaja harus dapat introspeksi diri walaupun gejolak jiwa mudanya sanagat besar tetapi harus ingat dan selalu mendekatkan diri kepada Alloh dimana pun berada.
            Hal yang sering menimbulkan kekecewaan remajaterhadap orang tua adalah kurangnya perhatian orang tua terhadap perubahan yang dilaluinya, Orang tua cenderung memperlakukan remaja seperti anak-anak denagn memerintah dan melarang mencampuri urusan pribadinya serta terlalu banyak menasehati.17) akan tetapi orangtua benar agar remaja tidak terjerumus dalam kebudayaan barat missal dalam berpakaian karena remaja dihrapkan selalu berpakain menutup aurat.
c.    Akhlak manusia terhadap selain manusia yang dapat dibedakan menjadi dua yaitu flora dan fauna.
Akhlak terhadap flora dan fauna merupakan aktualisasi dari pada iman kepada Allah, bahwa kita harus melestarikan alam inisesuai dengan firman Allah SWT:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ.
Dan bila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan."18)

Hadis Annas…………………………..+artinya
     Anjuran terhadap semua manusia untuk menjaga lingkunganalam sekitar supaya tidak membuat kerusakan,dan kita juga dianjurkan untuk menanam pohon yang baik bagi manusia itu sendiri ataupun kepada binatang, disisni manusia secara tidak sengaja memberi kenikmatan terhadap binatang untuk hinggap ataupun bertengger, apalagi bila tanaman tersebut buahnya menjadi makanan tatkala berbuah.
     Disini remajapun dapat ikut serta menjaga lingkungan dengan tidak merusak hal-hal yang telah ada , supaya merawatnya demi kelestarian lngkungan.
5.      Caracterication
Faktor afektif atau budi pekerti ini menimbulkan perbedaaan antara individu denagan yang lain akan sanagat berbeda denagan orang yang tidak berbudi hamper dalam segala sepak terjang, tingkahlaku, sifat, kepribadian. Lebih-lebih terhadap akhlak kepada Alloh.didalam hubungan dengan orang lain remaja harus berfikir secara realistis terhadap apa yang ada pada dirinya sendiri baik terhadap pakain setatus, ekonomi dan lain sebagainya, karakter tersebutbagi remaja menimbulkan hal yang baik terhadap pergaulan dalam masyarakat, makin adanya pengertian terhadap dirinya sendiri makin baik hubungannya dengan lingkungan dan masyarakat pada umumnya, Akhlak terhadap orang lain juga penting missal bersifat tawadu seperti halnya yang diajarkan oleh lukman hakim pada anak-anaknya
                            
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ(18)وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ إِنَّ أَنْكَرَ الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ(19)
18. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
19. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.19)

Bahwasannya lukman Al-hakim menginginkan untuk anaknya mempunyai kepribadian dengan menyerukan amar ma’ruf nahi mangkar dan terlihat dalam ucapannya yaitu
a.       Sabar
Ibnul Qoyyim Al-Jauliyyah berkata “Sabar melindungi jiwa dari kehancuran dan lidah dari keluhan, serta panca indra dari merobek baju dan lain sebagainya”20)
Sifat sabar haruslah diingat oleh semua orang (terutama remaja) sebagai perisai dalam menghadapi tantangan hidup yang semakin komplek sabar yang di wariskan oleh Lukman adalah sabar terhadap semua cobaan yang menimpanya baik yang sumbernya dari manusia atau dari Alloh sebagai ujian bagi hambanya karena sesungguhnya Alloh bersama-sama orang yang sabar.
b.      Bersifat tawadu’ (rendah hati)
Arti tawadhu yaitu seseorang tidak di perkenankan untuk tujuan sombong dan takabur.21)Rendah hati merupakan sifat orang yang besar yang mengetahui kebesaran jiwa secara baik dan rendah hati. Lukman Al-Hakim tidak mengatakan tawadhu tetapi ia memerintahkan rendah hati dan memerintahkan terhadap perbuatan perbuatan yang mengarah pada rendah hati yang sebenarnya, perkara tersebut yaitu:
- Menghormati orang lain
- Tidak sombong ketika berjalan
- sederhana dalam berjalan
- Melunakan suara
           Bahwa pendidikan yang dilakun oleh Lukman merupakan suri tauladan bagi orangtua karena didalam mengajar  didasari dengan tanggung jawab, tanggung jawab ini sangat penting karena untuk mempersiapkan para remaja sebagai penerus bangsa. Denagn demikian ranah afektif adalah yang paling puncak adalah dapat mengkondisikan nilai–nilai budi pekerti dan mengaktualisasikan kedalam kehidupan sehari-hari.

C.  Pendidikan Islam pada remaja pada aspek Psikomotor
Di dalam proses pendidikan bagi remaja ada beberapa aspek yang telah di bahar anatara lain adalah aspekkognitif, aspek afektif yaitu yang penulis uraikan di atas sedang yang terhir adalah aspek psikomotor
Adapun factor psikomotor secara garis besar dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.      Perseption
Potensi di dalam tubuh manusia di dalam memperoleh ilmu pengetahuan adalah dengan menggunakan panca indra (sensoris) potensi ini berupa kemampuan untuk melihat, mendengar, mencium, merasa, mengecap dan lain-lain. Sesuatau yang kita lihat,denagr cium, merupakan pengalaman-pengalaman yang kongkrit yang menekankan pada kemampuan untuk menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Didalam proses pendidikan pertama yang di dapat dalam wahyu yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW adalah membaca, yaitu disuruh untuk menggunakan panca indra untuk mendapatkan ilmu yaitu dengan cara membaca, sedang membaca itu denagan mengunakan panca indra yaitu mata dan bagi yang tuna netra dengan meraba kesemuanya itu dengan indra (daya sensor) tergantung dengan apa orang untuk mengetahuinya.

2.      Menyiagakan diri
Didalam pendidikan psikomotor pada remaja adalah menyiapkan diri untuk kehidupan yang akan dating (kehidupan pada masa dewasa) yaitu denagan cara membiasakan. Karena dalam hal pembiasaan remaja adalah sosok yang sangat sulit karena dalam diri remaja ada gejolak jiwa muda yang ingin mengetahui sesuatu yang masih asing baginya.
Sedang segi praktisnya pembiasaan untuk menyiapkan diri remaja dalam kehidupan yang akan datang, yaitu dengan cara membaca, melihat, dan memahami arti kebesaran Alloh, dimana Alloh menciptakan segala sesuatu di dunia ini sebagai bukti akan adanya kekuasaan yang tiada batas.
Pendidikan memungkinkan untuk sampai kepada iman krpada Alloh yang menciptakan dengan jalan memikirkan merenungi ciptaan langit dan bumi dengan jalan berpindah secara bertahap dari alam natural keke alam supranatural sehingga remaja merasa puas terhadap bukti-bukti yang nyata. Maka sudah siaplah bagi remaja untuk menyongsong masa yang akan datang yaitu dewasa dengan tidak selalu diawasi oleh orang tua, dan remaja akan sanggup untuk menjalani kehidupannya sendiri tanpa ada interplesai dari orangtua. 
3.      Bertindak secara terpimpin
Pada masa remaja dari segi ini (psikomotor) perlu dididik dengan keterampilan selain disekolah missal bila anak perempuan yang masuk usia remaja diajari tentang memasak dengan cara membantu ibu tatkala waktu libur sekolah dan anak perempuan diajari juga dengan managemen keluarga,karena pendidikan yang demikian hanya diajarkan dikeluarga.
Dalam masalah inipun ibu ikut memikul beban dan tugas berat. Ia baru memenuhi hak perempuannya dalam hal perhatian dan ilmu pengetahuan, karena tidak diperkenankan anak perempuan menjadi anak yang bodoh anak perempuanpun perlu diajari dengan keterampilan menjahit pakain sendiri, dan didalam keterampilannya perlu ditanamkan pemikiran agar tidak menjahit pakaian yang aneh-aneh, misal menjahit pakaian yang tidak menutup aurat.
Pada remaja banyak waktu luang karena untuk bermain seperti anak-anak tidak memungkinkan, karena ia bukan anak-anak lagi karena mencari perwujudan dirinya dan lain daripada orang dewasa. Pada diri remaja terdapat sosial, missal ronda kampung, mengadakan pertandingan antar kampong, kerja gotong royong dan sebagainya. Semangat yang cukup tinggi untuk mencapai suatu ideal tertentu dengan kerja yang tanpa pamrih, membuat remaja dapat menghasilkan prestasi-prestasi yang baik yang berguna untuk pembangunan negara21) remaja awaldidalam kegiatannya tanpa pamrih untukmenggunakan waktu luangnya agar dapat bergabung dan beradaptasi dengan masyarakat dan yang terpenting adalah bergabung dengan para remaja yang sebayanya.

4.      Bertindak secara Komplek
Fungsi psikomotor adalah tampilan dari daya-daya psikis dalam tingkah laku dengan kata lain dapat di katan bahwa psikomotor merupakan daya-daya dari aspek konasi, afeksi yang di manifestasikan dalam perbuatan, daya konasi mengarahkan kehidupan individu dan daya motorik yang melindungi individu dan mendukung kehidupan untuk bertemu dengan gerakan perbuatan di dalam aspek psikomotor ini
Tahapan yang paling sempurna adalah bertindak secara komplek karena pengetahuan yang sering disebut sebagai aspek kognosi dan dan perasaan atau budi pekerti yang lazim di sebut dengan nama afektiftidak akan ada artinya jika tidak di wujudkan dalam betuk pebuatan yang sistematis dan terpimpin denagn sikap dan perbuatan yang islami.dan puncak dari aspek psikomotor adalah seseorang mempunyai daya untuk menciptakan sesuatu yang baru, sementara orang lain hanya dapat menyaksikan dan mendengar saja dan aspek psikomotor ini adalah yang membedakan antar inividu.



1)  M. Arifin, Ilmu Psikologi Islam, Suatu tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan pendekatan Interdisipliner (Jakarta, Bumi Aksara, 1989) hal.113
2)  Siti ‘Aisyah Dkk., Study Islam Praktis (Yogyakarta, LPAB., UCY., Press, 1999) hal.51
3)  Depag RI.,Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya, Surya Cipta Aksara, 1993) hal.49
4)  Ibid. hal.385
5)  Bey Arifin, Abdullah Said, Rahasia ketahanan Menta dan Bina Mental dalam Islam, (Surabaya, Al-Akhlak 1980) hal.124
6)  Djamaludin, Abdullah Aly, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Bandung Pustaka Setia 1999) hal.9
7)  Siti ‘Aisayah Dkk Loc.,Cit
8)  Jamaludin Kafie Psikologi Dakwah(Pamekasan, Indah Surabaya19993) hal.29
9)  Abdullah  Nasih  Ulwan, Pedoma   Pendidikan  Anak  dalam Islam I  (Bandung  As-Sifa 1981) hal.572
10)  Ibid  Op., Cit.,hal.526
11)  Ahmad Azhar, Abu Miqdad pendidikan Seks Bagi Remaja menurut Hukum Islam(Yogyakarta, Mitra Pustaka 1999) hal.53
12)  Ibid. hal.54
13)  Depag  RI. Op., Cit., hal.
14) M.Arifin Filsafat pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 19993) hal.140
15)  Andi Mapirae Psikologi Remaja, (Malang Usaha Nasional 1982) hal.51
16)  Depag RI. Op., Cit., hal.999
17)  Zakiah Darajat Pembinaan Remaja (Jakarta Bulan Bintang 1976) hal114
18)  Depag RI, Op., Cit. Hal. 10
19)  Depatg RI. Op, cit., hal.655
20)  Hasan Mansyur , Metode Islam dari Mendidik Remaja.  (Jakarta, Mustakim, 2002) hal.176
21)  Ibid hal.178
21) )F.J. Monks, Knoers, Siti Rahayu Hadinoto, Psikologi Perkembangan (Yogyakarta, gadjah Mada University Press, 1982), hal. 285


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Skripsi Pendidikan Islam bagi Remaja Perspektif Psikologi"

Post a Comment