Image1

Makalah Teori Belajar Menurut Gestalt (Koffka, Wertheimer)

Makalah
Teori Belajar Menurut Psikologi Gestalt (Koffka, Wertheimer)
“Belajar adalah suatu proses rentetan penemuan dengan bantuan pengalaman pengalaman yang sudah ada”


Pendahuluan
Bagaimana orang dapat menjalankan belajar dengan baik ?, apa saja yang dibutuhkan dalam belajar?,  Hal ini selalu menjadi pertanyaan bagi setiap orang yang pernah belajar. Metode belajar dengan baik itu tentu tidak terlepas dari pembahasan tentang psikologi belajar.  Karena dengan psikologi belajar itu orang akan mengetahui apa yang terbaik untuk diterapkan dalam melaksanakan proses belajar tersebut.  Banyak tokoh-tokoh psikologi yang menawarkan teori belajar agar dapat menunjang berlangsungnya proses belajar.
Dalam makalah singkat ini kami akan mencoba untuk mengangkat apa yang pernah ditawarkan oleh psikologi gestalt tentang teori belajar.

Teori Belajar Menurut Psikologi Gestalt
Psikologi Gestalt adalah pemikiran psikologi pendidikan yang menekankan pada pentingnya pola studi secara menyeluruh pada proses mental dari pada mengisolasi fenomena mental sebagai sensasi tunggal.
Arti Gestalt sendiri dalam psikologi adalah pola pembentukan. Menurutnya analisis sesuatu semacam partikelir tidak bisa menyajikan pernahaman secara menyeluruh, perlu untuk melihat sesuatu itu dari segala sisi. Sehingga hakikat dari partikel suatu benda harus dilihat dari keseluruhan benda itu sendiri.
Dari teori ini, maka timbul sebutan untuk teori ini yaitu insight full learning  yaitu mencari sangkut paut dari berbagai percobaan.  Manusia belajar memahami dunia dengan mengatur dan menyusun kembali pengalamannya yang banyak dari berserakan menjadi suatu struktur kebudayaan yang berarti dan dipahami olehnya.
Gestalt berpendapat  bahwa keseluruhan lebih penting dari pada bagian unsure-unsur, Sebab keberadaan keseluruhan itu juga lebih dahulu sehingga dalam kegiatan belajar bermula pada suatu pengamatan, pengamatan itu penting dan dilakukan secara menyeluruh. Tokoh penting yang merumuskan penerapan dari kegiatah pengamatan kegiatan belajar adalah Koffka.  
Dalam mempersoalkan belajar Koffka berpendapat bahwa hak-hak orang dalam pengamatan itu berlaku atau bisa diterapkan dalam kegiatan belajar. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa belajar itu pada pokoknya yang terpenting adalah penyesuaian pertama, yakni mendapatkan respon yang tepat,  karena penemuan respon yang tepat tergantung pada kesediaan diri si subyek belajar dengan segala panca inderanya. Dalam kegiatan pengamatan keterlibatan semua panca indera itu sangat diperlukan. Menurut teori ini mudah atau sulitnya suatu pemecahan itu tergantung pada pengamatan.
Prinsip-prinsip Teori Belajar Gestalt
a.       Manusia bereaksi dengan lingkungan secara keseluruhan tidak hanya secara intelektual tetapi juga secara fisik, eniosional, dsb.
b.      Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan.
c.       Manusia berkembang sebagai keseluruhan dari kecil sampai dewasa secara lengkap dengan segala aspek-aspeknya.
d.      Belajar hanya perkembangan ke arah diferensiasi yang lebih luas.
e.       Belajar hanya berhasil apabila tercapai kematangan untuk memperoleh insight.
f.       Tidak mungkin ada belajar tanpa ada kemauan untuk belajar, motivasi memberi dorongan yang menggerakkan seluruh organism.
g.      Belajar akan berhasil kalau ada tujuan.
h.      Belajar merupakan suatu proses bila seorang itu aktif bukan ibarat suatu bejana yang diisi.

Aliran Psikologi Gestalt
Istilah gestalt sukar diterjemahkan dalam bahasa lain, dalam bahasa inggris form, shape, configuration, whole atau dalam bahasa indonesia berarti bentuk, keseluruhan, esensi, totalitas, hal, peristiwa dan hakikat. Menurut aliran ini yang diutamakan bukanlah elemen tetapi keseluruhan.  Pemuka aliran gestalt antara  lain : Max Wertheimer, Kurt Koffka, Wolf Gang Kohler.

Teori Belajar Menurut Psikologi Gestalt,  Koffka, Wertheimer, Kohler
Orang berpikir menggunakan pikiran (inteleknya). Suatu masalah itu dapat terpecahkan atau tidak terpecahkan “tergantung kemampuan intelegensi seseorang.
Dilihat dari intelegensinya kita dapat mengatahui seseorang itu pandai atau bodoh, cerdas atau dungu.  Intelegensi adalah kemamapuan yang dibawa dari sejak lahir yang memungkinkan seseorang berbuat seseuatu dengan cara yang tertentu. Dalam hal ini Kohler menyelidiki tentang intelegensi deñgan mengadakan eksperimen-eksperimen dengan hewan.
Sêekor simpanse dalam (semacam beruk yang besar) dikurung di da1am kandang. Diluar kandang itu ditaruh sebuah pisang yang tidak terjangkau oleh hewan itu. Di dalam kandang itu terdapat sebatang tongkat. Terlihat oleh Kohler bahwa simpanse meiakukan hal agara pisang itu bisa dijangkau olehnya (ia menjangkau pisang).
Faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi seseorang adalah (sehingga intelegensi seseorang dengan yang lain berbeda-beda):
a.       pembawaan (ditentukan oleh sifat-sifat yang dibawa dan sejak lahir
b.      kematangan setiap organ (fisik maupun pshikis)  manusia itu mengalami pertumbuhan dan perkembangan.  Fisik itu dapat dikatakan telah matang jika ía telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
c.       Pembentukan
d.      Minat dari pembawaan yang khas.
e.       Kebebasan (manusia dapat memilih  metode-metode tertentu dalam memecahkan masalah-masalah.
Semua faktor di atas saling berkaitan kita tidak bisa berpedoman pada salah satu faktor tersebut di atas. Karena intelegen adalah faktor total keseluruhan pnibadi turut serta menentukãn dalam perbuatan intelegensi seseorang.

Daftar Pustaka
1.      N.K.,Roestiyah, Dra. Didaktik Metodik, Jakarta, 1982, Bumi Aksara
2.      Am, Sudimian. Interkasi Be/ajar Mcngajar, Jakarta, 1990, Rajawali
3.      Abdul Aziz, Ahyadi, Drs. Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancas ila, Bandung, 1991, Sinar Baru Bandung.
Brtanica Encikiopedia 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makalah Teori Belajar Menurut Gestalt (Koffka, Wertheimer)"

Post a Comment