Image1

Makalah Teori Belajar Humanistik Abraham Maslow dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran

MAKALAH 
TEORI BELAJAR HUMANISME ABRAHAM MASLOW

A.     Pendahuluan
Dunia pendidikan sangat erat kaitannya dengan masalah ilmu psikologi. Dengan memahami ilmu psikologi akan sangat berpengaruh bagi keberhasilan kegiatan belajar. Dalam ilmu psikologi dikenal ada tiga aliran atau mazhab terbesar yang berbeda. Mazhab pertama adalah Freudianisme, tokohnva Sigmund Freud terkenal dengan teori psikoanalisanya. Freud menekankan penelitian manusia pada jiwa tak sadar dan menempatkan rangsangan atau dorongan-dorongan dalam diri sebagai sumber motivasi.
Mazhab kedua yaitu Behaviorisme. Aliran Behaviorisme menekankan kekuatan luar yang berasal dari lingkungan sebagai sumber motivasi dan yang mendorong perilaku manusia tertentu. Sedangkan mazhab ketiga yaitu mazhab Humanistik salah satu tokohnya yakni Abraham Maslow, dia menyatakan bahwa sumber motiväsi yang berpengaruh pada perilaku manusia dibangun dalam dirinya dan bukan lingkungannya. Abraham Maslow juga mengatakan bahwa dalam diri manusia terdapat suatu usaha yang positif untuk berkembang dan juga kekuatan untuk menolak atau melawan perkembangan itu.
Dr. Abraham Maslow adalah sëorang psikolog Amerika Serikat yang berkebangsaan Yahudi yang sangat terkemuka. Maslow merupakan salah satu pendiri Aliran Humanistik yang sangat berpengaruh dalam dunia ilmu psikologi. Mengetahui dan memahami aliran-aliran psikologi sangat penting bdgi mahasiswa Fakultas Pendidikan karena dengan memahami hal tersebut akan dapat memudahkan pelaksanaan proses belajar mengajar siswa.
 Salah satu aliran psikologi yang paling penting diketahui adalah Aliran Kemanusiaan/Humanistik yang dikembangkan Abraham Maslow. Dalam makalah ini kami mencoba menjelaskan Teori Humanistik Abraham Maslow dan bagaimana penerapannya dalam pendidikan dan pengajaran.
B.     Pembahasan
Sebelum akhir tahun 1940-an teori-teori dalam ilmu psikologi didominasi dua aliran besar, Aliran Freudinisme dan Behaviorisme. ‘Freudinisme lebih memperhatikan alam ãtau ‘jiwa yang tak sadar dalam diri manusia serta pengaruhnya terhadap tingkah laku manusia sebagai obyek penelitiannya. Sedangkan aliran Behaviorisme menekankan kekuatan-kekuatan luar yang berasal dari lingkungan sebagai sumber motivasi dan yang paling berpengaruh terhadap tingkah laku manusia.
Padä akhir tahun 1940-an muncul suatu perspektif psikologi baru. Munculnya perspektif baru ini berasal dari karya orang-orang yang bekerja di lingkungan pênerapan psikologi, yaitu para ahli psikologi klinis, pekerja sosial dan konselor. Gerakan yang timbul dari perspektif ini dikenal dengan sebutan psikologi Humanistik, psikologi Eksistensial, psikologi Perseptual atau Psikologi.
Fenomenologis. Gerakan ini berusaha memahmi perilaku manusia dari sudut pandang pelakunya dan bukan dari sudut pandang pengamatannya. Psikologi Hunianistik berpandangan bahwa setiap orang menentukan perilaku mereka sendiri. Mereka bebas dalam memilih atas hidup mereka tanpa terikat dengan lingkungannya.
Dalam dunia pendidikan sendiri aliran Humanistik baru muncul pada tahun 1960 sampai 1970-an. ,Abraham Maslow dikenal sebagai salah seorang tokoh yang menonjol dari psikologi Humanistik. Karyanya di bidang pemenuhan kebutuhan berpengaruh sekali dalam upaya memahami motivasi manusia. sebagian dan teorinya yang terpenting didasarkan atas asumsi bahwa dalam diri manusia terdapat dua hal yaitu : Pertama,  Usaha yang positif untuk berkembang dan kedua adalah kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
Setiap manusia memiliki potensi untuk berusaha melakükan hal-hal yang positif dalam perkembangan hidupnya dan sekaligus juga manusia mempunyai kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan tersebut. Seperti pada diri masing-masing orang mempunyai potensi positif untuk berusaha selalu berkembang ke arah yang lebih baik, namun juga mempunyai parasàan takut untuk berusaha berkembang, takut mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah dia miliki dan lain sebagainya.
Maslow .juga menyusun hirarki kebutuhan manusia. Menurut Maslow ada beberapa kebutuhan, terutama kehutuhan-kebutuhan jasmaniah, yang lebih asasi, ada pula kebutuhan-kebutuhan tertentu yang harus terpenuhi sebelum memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi tingkatannya.
Hirarki Kebutuhan Manusia Menurut Maslow

Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti kebutuhan jasmaniah atau fisiologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di atasnya, ialah kebutuhan rasa aman dan seterusnya. Menurut Maslow, kebutuhan jasmàni seperti makan, minum, tidur dan lainnya menuntut sekali untuk dipuaskan. Sekali kebutuhan ini terpenuhi munculah kebutuhan berikutnya. Yaitu kebutuhan keamanan seperti kebutuhan untuk kesehatan dan terhindar dari bencana dan bahaya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut bila tidak terpenuhi akan mengakibatkan kegoncangan-kegoncangan, seperti kebutuhan fisiologis bila tidak terpuaskan akan mengakibatkan kegoncangan atau gangguan organik.
Maslow membedakan antara empat kebutuhan yang pertama dengan tiga kebutuhan yang kemudian. Keempat kebutuhan yang pertama disebutnya deficiency need (kebutühan yang timbul karena kekurangan). Pemenuhan kebutuhan ini pada umumnya bergantung pada orang yang bersangkutan sendiri.
Implikasi Teoi Kebutuhan Maslow dengan Pembelajaran
Perhatian psikologi Humanistik yang terutama, tertuju pada masalah bagaimana tiap-tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pngalaman mereka sendiri. Menurut para pendidik aliran Humanistik penyusunan dan penyajian materi pelajaran harus sesuai dengan perasaan dan perhatian siswa.
Tujuan utama para pendidik ialah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu membantu masing-masmg individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantunya dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri mereka sendiri.
Hirarki kebutuhan manusia yang dicetuskan Abraham Maslow mempunyai implikasi yang penting yang seharusnya diperhatikan oleh guru sewaktu mengajar. Barangkali guru akan menghadapi kesukaran memahami mengapa anak-anak yang lain tidak tenang di dalam kelas atau mengapa anak-anak yang lain lagi sama sekali tidak beiminat dalam belajamya. Guru beranggapan bahwa hasrat untuk belaiar itu merupakan kebutuhan yang penting bagi semua anak. Tetapi menurut Maslow minat ataupun motivasi untuk belajar tidak dapat berkembang kalau kebutuhan-kebutuhan pokok tidak terpenuhi. Anak-anak yang datang ke sekolah tanpa makan pagi yang cukup atau tanpa sebelumnya dapat tidur dengan nyenyak, atau membawa persoalan-persoalan keluarga yang sifatnya pribadi, cemas ataupun takut, tidak berminat mengaktualisasikan dirinya dengan memanfaatkan belajar sebagai sarana untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya.
Menurut Hamacheek (1969), guru-guru yang efektif tampaknya adalah guru-guru yang manusiawi, mereka mempunyai rasa humor, adil, menarik, lebih demokratis daripada autokratik dan mereka harus mampu berhubungan dengan mudah dan wajar dengan para siswa, baik secara perorangan ataupun kelompok.
Guru-guru yang percaya bahwa setiap siswa itu mempunya kemampuan untuk belajar akan mempunyai perilaku yang lebih postif terhadap siswa-siswa mereka. Menurut aliran Humanistik cirri-ciri guru yang baik adalah:
1.      Guru yang beranggapan bahwa siswa mampu memecahkan masalah mereka sendiri.
2.      Guru ‘ang melihat bahwa siswa mempunyai sifat ingin berkembang, ramah, dan bersahabat.
3.      Guru yang cenderung menghargai siswa
4.      Guru yang mehhat siswa memiliki kreatifitas dan dinamika
5.      Guru yang menganggap siswa akan mengerti dan berperilaku sesuai aturan
6.      Guru yang meithat siswa dapat memenuhi dan meningkatkan dirinya
Pendekatan Humanistik bisa diikhtisarkan sebagai berikut
1.  Siswa akan maju dengan cara yang mereka tentukan sendiri dan dengan matenmateri yang telah ditentukan lebih dulu
2.  Ada perhatian yang kuat terhadap pertumbuhan pribadi dan perkembangan siswa secara individual. Hal ini merupakan suatu usaha untuk mengimbangi hal-hal baru yang dijumpai siswa baik dalam masyarakat ataupun rumah mereka sendiri
Selanjutnya Gagne dan Briggs mengatakan bahwa pendekatan Humanistik adalah pengembangan nilai-nilai dan sikap pribadi yang dikehendaki secara sosial dan pemerolehan pengetahuan yang luas tentang sejarah sastra dan pengolahan strategi berpikir produktif.
C.     Kesimpulan
Dr. Abraham Maslow merupakan seorang psikolog terkemuka yang banyak membantu memberikan kontribusi yang penting bukan hanya bagi dinamika ilmu psikologi tapi juga ilmu-ilmu lainnva seperti ilmu pendidikan dan sebagainya. Karena ilmu jiwa atau psikologi sangat berkaitan dengan ilmu-ilmu lainnva, seperti juga dalam pendidikan dan kesehatan.
Aliran kemanusian atau Humanistik yang dikembangkan Abraham Maslow di antaranya menyebutkan teori tentang hirarki kebutuhan manusia. Kebutuhan-kebutuhan manusia mulai dari kebutuhan jasmani, psikologi dan seterusnya dapat mempengaruhi motivasi seseorang dan bisa mendorong seseorang melakukan perilaku tertentu.
Begitupun dalam dunia pendidikan Siswa yang tidak tenang atau tidak konsentrasi dalam belajar bisa jadi disebabkan karena kebutuhan-kebutuhan yang lebih rendah dari pada kebutuhan belajar (rasa ingin tahu) belum terpenuhi.  Guru yang baik adalah guru yang manusiawi artinya guru memperlakukan siswanya sebagaimana manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya yang perlu dihargai
Dalam pembahasan di atas, maka bisa disimpulkan bahwa dalam dunia pendidikan perlu memahami ilmu psikologi dan terutama psikologi aliran Humannistik yang salah satunya dikembangkan oleh Abraham Maslow.

Daftar Pustaka
1.   Frank G Goble, Mazhab Ketiga Psikologi Humanitik Abraham Maslow, Yogyakarta Kanisius 1987
2.      Tim Penulis FIP-IKIP Yogyakarta, Pcikologi Pendithkan, UPP IKIP Yogyakarta, 1997.
3.      Drs Wasty Soemanto, M Pd Psikofogi Pendidikan Landacan Keija Pemimpin Pendidikan, Jakarta Rineka Cipta, 1998

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makalah Teori Belajar Humanistik Abraham Maslow dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran"

Post a Comment