Makalah Tentang Teori Belajar Information Processing
Teori Belajar Information Processing |
2. Paralel Processing
INFORMATION
PROCESSING
Suatu
Teori Berdasarkan Kognitivisme
Berfikir
merupakan daya yang paling utama dan sebagai ciri khas yang dapat membedakan
manusia dari makhluk lain. Namun demikian proses berfikir bukanlah hal yang
sepele, baik itu ditinjau dari psikologi sosiologi maupun agama.
Dalam tinjaun
psikologi dibahas bagaimana manusia sanggup mencema berbagai persoalan pada
suatu tempat yang berskala kecil, serta bagaimana otak mampu merespon stimulus
dalam waktu yang singkat.
Berbeda halnya dengan berfikir yang ditinjau dari sosiologi, karena dalam hal ini yang dibahas adalah bagaimana mensosialisasikan berfikir dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai mahiuk sosial atau bahkan berbeda pula dengan berfikir ditinjau dari agama karena yang dibahas adalah bagaimana memahami keberadaan Tuhan yang dibuktikan dengan adanya jagad raya.
Berbeda halnya dengan berfikir yang ditinjau dari sosiologi, karena dalam hal ini yang dibahas adalah bagaimana mensosialisasikan berfikir dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai mahiuk sosial atau bahkan berbeda pula dengan berfikir ditinjau dari agama karena yang dibahas adalah bagaimana memahami keberadaan Tuhan yang dibuktikan dengan adanya jagad raya.
Dalam otak
manusia terdapat lebih 12 milyar sel khusus yang disebut Neuron yaitu unit
dasar sistem saraf. Neuron merupakan
kunci rahasia dari kegiatan belajar serta fungsinya mental karena sel-sel
tersebut mempunyai peran sebagai pemindah dan pengatur inpuls saraf.
Terdapat 3 Ciri
Neuron yaitu :
- Neuron
Sensorik yaitu mengirimkan inpuls yang diterima reseptor ke saraf pusat. Reseptor
itu merupakan sel khusus dalam sel
penginderaan, otot, kulit, serta sendi yang mendeteksi adanya perubahan scara
fisik atau kimiawi
- Neuron
Motorik yaitu membawa Isyarat yang keluar dari otak atau saraf sum- sum
belakang ke organ efektar.
- Inter
neuron yaitu menerima isyarat dari neuron sensorik dan mengirimkan inpuls interneuron
lain ke neuron motorik hanya terdapat dalam otak dan sum-sum belakang
Dalam hal ini
terjadi hubungan yang erat antara proses belajar / transper ilmu pengetahuan
dengan kemampuan kerja inpuls, saraf, karena umumnya orang akan mengkategorikan
“orang cerdas dan orang bodoh” berdasarkan ketajaman dan kecakapan seseorang
dalam memahami sesuatu, yang disebabkan kekuatan information processing yang
lancar.
Para psikologi barat
mengemukakan teori information processing mencakup kemampuan berfikir dan
tingkah laku manusia, kemampuan memprediksi, linguistik, dan konsep teori
informasi. Hal ini merupakan pengembangan dari berbagai macam misalnya
psikologi, persepsi, memori dan lain-lain, (Este. 1975- 1977). Dengan demikian information
processing sekarang ini merupakan orientasi utama dalam psikologi eksprimen
(percobaan).
Information processing
terjadi ketika adanya stimulus, contoh : dalam sutau kelas sedang terjadi proses
belajar mengajar, kemudian guru mengatakan “Coba anda perhatikan gambar yang
ada di papan tulis. Adanya stimulus ini
maka siswa akan meresponnya misalnya siswa berbicara dengan temannya atau diam
atau matanya akan tertuju pada papan tulis, karena gerak refleks saraf akan bekerja.
Information processing dapat terjadi dalam 3 bentuk tipe informasi :
1.
Serial Processing.
Merupakan
susunan sederhana yang terjadi ketika beberapa stage dihubungkan melalui garis
lurus dengan suatu out put kemudian menjadi input dalam susunan yang
berturut-turut. Hal ini disebut serial processing karena tidak ada suau stage
yang menunjukkan transformasi informasi secara tunggal, sampai dapat menerima
output yang dulu dalam suatu rantai, sehingga stages atau tingkatan-tingkatan
tersebut seperti permainan kartu domino, kartu pertama dimainkan akan menstimulus
kartu yang lain. Sama halnya serial processing yang tidak akan terjadi tanpa
saling melengkapi, Secara lebih jelasnya kita perhatikan gambar di bawah ini :
Suatu susunan (saraf)
merespons stimulus tanpa mengganggu saraf lain berreaksi. Dalam paralel
processing beberapa stage dapat mengakses langsung dengan output bersamaan
masing-masing tingkatan paralel output langsung diproduksi tanpa harus menunggu
paralel lain untuk saling melengkapi prosesnya. Namun demikian cara kerja saraf
seperti ini cenderung berat, karena ada beberapa sel saraf yang harus bekerja dalam satu waktu dan dalam kapasitas
terbatas. Jadi cara kerja saraf tersebut seolah tidak beraturan, “mungkin seseorang
bisa langsung melihat ke papan tulis tetapi kurang mampu mendengar apa yang ditetapkan
perangsang”. Lebih jelasnya kita bisa memahami gambar berikut ini :
3. Hybrid Processing
Gabungan antara
serial dan paralel processing. Hybrid processing lebih kuat dari serial atau
paralel, tetapi ekstra power ini menyebabkan model hybrid sulit dimengerti dan
analis. Hal ini terjadi karena beban yang ditanggung urat saraf cukup berat,
terkadang bekerja secara seri namun kadang juga bekerja secara paralel.
Dari ketiga
model ini menurut para psikolog cara kerja saraf manusia dalam memproses
informasi (information processing) umumnya adalah model serial processing.
Walupun kita
sekarang mengetahui skema ini dengan baik yaitu dengan mengklasifikasikan
struktur model ke dalam 3 kategori (serial, pararel hybrid) namun
struktur itu tidak bisa menentukan sendiri bahwa salah satu dari ketiga model
tersebut akan berlangsung, melainkan juga perlu diketahui “price” masing-masing
tingkatan dalam transformasi informasi. Hal ini biasanya disebut resourse capacity.
Capacity merupakan
gagasan hipotetik suatu pengawasan bahwa seefesièn apakah model itu dapat
dioperasikan. Menurut S Strabegs 1969 mengasumsikan bahwa masing-masing
tingkatan atau stage mempunyai kapasitas yang cukup dalam bekerja. Lain halnya
dengan Kantowiz dan Knight 1976 mereka mengasumsikan bahwa kapasitas terbatas
sehingga tingkatan- tingkatannya harus lengkap sebagai sumber proses yang ada.
Information
Processing sebagai bagian dari teori belajar berdasarkan
kognitivisme, maka keberadaanya sangat mempengaruhi intelejensi seseorang, walaupun
beberapa pendapat mengatakan bahwa faktor-faktor pembentuk intelegensi adalah :
·
Pembawaan
: sifat-sifat dan ciri yang dibawa sejak lahir.
·
Kematangan
organ tubuh (fisik dan pshikis) yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan,
·
Pembentukan
yang merupakan pengaruh dari luar.
0 Response to "Makalah Tentang Teori Belajar Information Processing"
Post a Comment