Image1

Makalah Tentang Teori Belajar Information Processing

Teori Belajar Information Processing | 

INFORMATION PROCESSING
Suatu Teori Berdasarkan Kognitivisme



Berfikir merupakan daya yang paling utama dan sebagai ciri khas yang dapat membedakan manusia dari makhluk lain. Namun demikian proses berfikir bukanlah hal yang sepele, baik itu ditinjau dari psikologi sosiologi maupun agama.
Dalam tinjaun psikologi dibahas bagaimana manusia sanggup mencema berbagai persoalan pada suatu tempat yang berskala kecil, serta bagaimana otak mampu merespon stimulus dalam waktu yang singkat. 
Berbeda halnya dengan berfikir yang ditinjau dari sosiologi, karena dalam hal ini yang dibahas adalah bagaimana mensosialisasikan berfikir dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai mahiuk sosial atau bahkan berbeda pula dengan berfikir ditinjau dari agama karena yang dibahas adalah bagaimana memahami keberadaan Tuhan yang dibuktikan dengan adanya jagad raya.
Dalam otak manusia terdapat lebih 12 milyar sel khusus yang disebut Neuron yaitu unit dasar sistem saraf.  Neuron merupakan kunci rahasia dari kegiatan belajar serta fungsinya mental karena sel-sel tersebut mempunyai peran sebagai pemindah dan pengatur inpuls saraf.
Terdapat 3 Ciri Neuron yaitu :
-        Neuron Sensorik yaitu mengirimkan inpuls yang diterima reseptor ke saraf pusat. Reseptor itu merupakan sel  khusus dalam sel penginderaan, otot, kulit, serta sendi yang mendeteksi adanya perubahan scara fisik atau kimiawi
-        Neuron Motorik yaitu membawa Isyarat yang keluar dari otak atau saraf sum- sum belakang ke organ efektar.
-       Inter neuron yaitu menerima isyarat dari neuron sensorik dan mengirimkan inpuls interneuron lain ke neuron motorik hanya terdapat dalam otak dan sum-sum belakang
Dalam hal ini terjadi hubungan yang erat antara proses belajar / transper ilmu pengetahuan dengan kemampuan kerja inpuls, saraf, karena umumnya orang akan mengkategorikan “orang cerdas dan orang bodoh” berdasarkan ketajaman dan kecakapan seseorang dalam memahami sesuatu, yang disebabkan kekuatan information processing yang lancar.
Para psikologi barat mengemukakan teori information processing mencakup kemampuan berfikir dan tingkah laku manusia, kemampuan memprediksi, linguistik, dan konsep teori informasi. Hal ini merupakan pengembangan dari berbagai macam misalnya psikologi, persepsi, memori dan lain-lain, (Este. 1975- 1977). Dengan demikian information processing sekarang ini merupakan orientasi utama dalam psikologi eksprimen (percobaan).
Information processing terjadi ketika adanya stimulus, contoh :  dalam sutau kelas sedang terjadi proses belajar mengajar, kemudian guru mengatakan “Coba anda perhatikan gambar yang ada di papan tulis.  Adanya stimulus ini maka siswa akan meresponnya misalnya siswa berbicara dengan temannya atau diam atau matanya akan tertuju pada papan tulis, karena gerak refleks saraf akan bekerja. Information processing dapat terjadi dalam 3 bentuk tipe informasi :
1.      Serial Processing.
Merupakan susunan sederhana yang terjadi ketika beberapa stage dihubungkan melalui garis lurus dengan suatu out put kemudian menjadi input dalam susunan yang berturut-turut. Hal ini disebut serial processing karena tidak ada suau stage yang menunjukkan transformasi informasi secara tunggal, sampai dapat menerima output yang dulu dalam suatu rantai, sehingga stages atau tingkatan-tingkatan tersebut seperti permainan kartu domino, kartu pertama dimainkan akan menstimulus kartu yang lain. Sama halnya serial processing yang tidak akan terjadi tanpa saling melengkapi, Secara lebih jelasnya kita perhatikan gambar di bawah ini :


 2. Paralel Processing
Suatu susunan (saraf) merespons stimulus tanpa mengganggu saraf lain berreaksi. Dalam paralel processing beberapa stage dapat mengakses langsung dengan output bersamaan masing-masing tingkatan paralel output langsung diproduksi tanpa harus menunggu paralel lain untuk saling melengkapi prosesnya. Namun demikian cara kerja saraf seperti ini cenderung berat, karena ada beberapa sel saraf  yang harus bekerja dalam satu waktu dan dalam kapasitas terbatas. Jadi cara kerja saraf tersebut seolah tidak beraturan, “mungkin seseorang bisa langsung melihat ke papan tulis tetapi kurang mampu mendengar apa yang ditetapkan perangsang”. Lebih jelasnya kita bisa memahami gambar berikut ini :

3. Hybrid Processing
Gabungan antara serial dan paralel processing. Hybrid processing lebih kuat dari serial atau paralel, tetapi ekstra power ini menyebabkan model hybrid sulit dimengerti dan analis. Hal ini terjadi karena beban yang ditanggung urat saraf cukup berat, terkadang bekerja secara seri namun kadang juga bekerja secara paralel.
'
 Dari ketiga model ini menurut para psikolog cara kerja saraf manusia dalam memproses informasi (information processing) umumnya adalah model serial processing.
Walupun kita sekarang mengetahui skema ini dengan baik yaitu dengan mengklasifikasikan struktur model ke dalam 3 kategori (serial, pararel hybrid) namun struktur itu tidak bisa menentukan sendiri bahwa salah satu dari ketiga model tersebut akan berlangsung, melainkan juga perlu diketahui “price” masing-masing tingkatan dalam transformasi informasi. Hal ini biasanya disebut resourse capacity.
Capacity merupakan gagasan hipotetik suatu pengawasan bahwa seefesièn apakah model itu dapat dioperasikan. Menurut S Strabegs 1969 mengasumsikan bahwa masing-masing tingkatan atau stage mempunyai kapasitas yang cukup dalam bekerja. Lain halnya dengan Kantowiz dan Knight 1976 mereka mengasumsikan bahwa kapasitas terbatas sehingga tingkatan- tingkatannya harus lengkap sebagai sumber proses yang ada.
Information Processing sebagai bagian dari teori belajar berdasarkan kognitivisme, maka keberadaanya sangat mempengaruhi intelejensi seseorang, walaupun beberapa pendapat mengatakan bahwa faktor-faktor pembentuk intelegensi adalah :
·         Pembawaan : sifat-sifat dan ciri yang dibawa sejak lahir.
·         Kematangan organ tubuh (fisik dan pshikis) yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan,
·         Pembentukan yang merupakan pengaruh dari luar.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makalah Tentang Teori Belajar Information Processing"

Post a Comment