Image1

Gambaran Umum LPM Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta

Sejarah LPM Pondok Pesanren Wahid Hasyim | Sejarah Singkat Pondok Pesantren Wahid Hasyim Jogjakarta.
BAB II
GAMBARAN UMUM DESA CONDONG CATUR DAN GAMBARAN UMUM 
LPM PONDOK PESANTREN WAHID HASYIM


A.    GAMBARAN UMUM DESA CONDONG CATUR
  1. Letak Geografis
Desa Condong Catur merupakan salah satu desa yang ada di wilayah Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Condong Catur mempunyai luas wilayah 950 ha, dengan batas wilayah sebagai berikut:
a.       Sebelah utara berbatasan dengan desa Minomartani (Ngaklgik)
b.      Sebelah selatan berbatasan dengan desa Catur Tunggal (Depok)
c.       Sebelah barat berbatasan dengan desa  Sinduadi (Mlati)
d.      Sebelah  timur berbatasan dengan desa Maguwaharjo (Depok )
Desa Condong Catur terbagi menjadi 19 dusun yaitu Tiyasan, Manukan, Pondok, Sanggrahan, Gempol, Dero, Gejayan, Kaliwaru, Soropadan, Pring Wulung, Ngringin, Dabag, Kayen, Gandok, Joho, Perumnas Condong Catur, Kentungan, yang terdiri dari 186 Rt dan RW. Adapun jarak desa Cong Catur dari pusat pemerintahan yaitu:
a.       Jarak dari pusat pemerintahan  kecamatan            : 2 km
b.      Jarak dari Ibu kota  Kabupaten/kota Madya        : 8 km
c.       Jarak dari ibu kota propinsi Dati I                        : 8km
d.      Jarak dari ibu kota negara                                     : 8 km


  1. Demografi

Jumlah penduduk desa Condong Catur pada tahun 2002 16.456 laki-laki dan16.142 perempuan. Apabila dihitung:
Tabel I
Komposisi Jumlah Penduduk Masyarakat Desa Condong Catur
NO
Jenis Kelamin
Jumlah
Prosentase
1
Laki-laki
16,456
50,49
2
Perempuan
16,142
49,51

Total
32,598

    Sumber data Monografi Kepala desa Condong Catur tahun 2002 [1]
Tabel II
Komposisi Penduduk Desa Condong Catur Menurut Umur
No
Golongan Umur
Jumlah
1
0-3 th
1652
2
4-6 th
2394
3
7-12 th
3.504
4
13 -15 th
4.336
5
16 -18 th
79911
6
19 th – ke atas
13.007
Total
32.884
Sumber data Monografi kepala desa Condong Catur th 2002 [2]
  1. Sosial Keagamaan
Keadaan sosial keagamaan di desa Condong Catur sebelum adanya program kegiatan yang diadakan LPM Pondok Pesantren Wahid Hasyim masih memprihatinkan. Artinya masyarakat masih banyak yang belum bisa memahami agama Islam secara baik. Baik dalam hal membaca al-Qur’an, pemahaman agama, dan palaksanaan ajaran agama Islam dengan baik.
Pada saat itu Desa Condong Catur masih belum mengamalkan agama Islam dan pada saat itu belum adanya organisasi keagamaan yang membina dan mengajari masyarakat tentang agama. Itulah sebabnya masyarakat  belum bisa agama Islam  memahami agama Islam secara baik. Artinya saat itu belum ada orang atau tokoh yang dapat mengarahkan, membimbing, dan mengajari masyarakat tentang agama. Keadaan ini masih terus berlanjut sampai berdirinya Pondok Pesantren Wahid Hasyim dan adanya kegiatan keagamaan LPM Pondok Pesantren Wahid Hasyim.
Keadaan keagamaan di desa Condong Catur setelah adanya program kegiatan keagamaan yang dikembangkan oleh LPM Pondok Pesantren Wahid Hasyim kini telah tertata dengan baik. Secara umum keadaan kegiatan keagamaan di desa Condong Catur banyak yang berbentuk pengajian, seperti pengajian di bulan puasa Ramadhan, khutbah jum’at, pengajian tahlilan + yasinan, khataman, dan ada juga kegiatan keagamaan yang bersifat tahunan seperti Isro’ Mi’roj, Maulid nabi, pengumpulan zakat fitrah, pemotongan hewan qurban dan lain-lain.[3]
  1. Sarana Pendidikan dan Tempat Ibadah
Sarana pendidikan di desa Condong Catur, khususnya pendidikan formal terdapat:


Tabel III  
Komposisi Sarana Pendidikan
a.       Sarana Pendidikan Umum
  No                  
Jenis pendidikan
       
Negeri
Swasta
Total
Gedung
Gedung
Buah
Buah
1.
  
Kelompok bermain 
-
1
1
2.
TK

18
18
3.
SD
14
5
19
4.
SMTP
2
4
6
5.
SMTA
2
4
6
6.
Akademi
-
2
2
7.
Institut/sekolah
-
4
4
8.
Universitas

2
2

Jumlah
16
50
66
Sumber data manografi Kepala Desa Condong Catur tahun 2002
b.      Sarana Pendidikan Khusus
  No                  
Jenis pendidikan/
 kursus      
Negeri
Swasta
Total
Gedung
Gedung
Buah
Buah
1.
  
Pondok
-
5
-
2.
Madrasah

2
-
3.
Sekolah luar biasa:
a). SLBA
b). SLBB
c). SLBC


-
-
-


-
-
1


-
-
-

Jumlah
-
8
-
Sumber data monografi kepala desa Condong Catur tahun 2002.[4]
Dari tabel III terlihat bahwa ada 16 sarana pendidikan umum negeri dan 50 buah pendidikan swasta di daerah Condong Catur, sedangkan pendidikan khusus ada 8 buah yaitu pondok 5 buah, madrasah 2 buah dan SLB C 1 buah.
Menurut jenis agama di Indonesia mengakui enam aliran keagamaan yaitu: Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Budha, Dan Aliran Kepercayaan. Meskipun ada enam agama yang diakui oleh negara indonesia namun di daerah  Condong Catur hanya ada lima. Kemudian dari lima agama tersebut hanya ada 2 tempat ibadah yang berdiri di daerah itu yaitu: tempat ibadah umat islam, dan tempat ibadah agama kristen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel ke-IV dibawah ini.
Tabel IV
Komposisi Tempat Ibadah Di Daerah Condong Catur
NO
Tempat Ibadah
Jumlah
1.
Masjid
53
2.
Mushala
11
3.
Gereja
5
4.
Wihara
-
5.
Pura
9
Sumber data kepala desa Condong Catur tahun 2002.[5] 
Berdasarkan data di atas dapat dikatakan tempat ibadah umat Islam di daerah Condong Catur sangat memadai dan memenuhi kebutuhan warga. Hal ini memudahkan bagi LPM Pondok Pesantren Wahid Hasyim untuk mengabdikan diri dalam membina dusun-dusun dan kampung-kampung yang menjadi daerah binaannya.
Data diatas juga menunjukkan bahwa banyaknya tempat ibadah untuk umat Islam bukan berarti penulis memprioritaskan umat Islam saja, melainkan dapat dikatakan mayoritas daerah Condong Catur beragama Islam. untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel ke-V berikut ini.
Tabel V
Komposisi Masyarakat Daerah
Condong Catur Menurut Agama
No.
Jenis Agama
Jumlah
Prosentase
1.
Islam
27,878
85,52
2.
Kristen
2,014
6,18
3.
Katolik
2,446
7,50
4.
Hindu
131
0,40
5.
Budha
129
0,40
6.
Penganut/penghayatan
kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa
-
-

Total
32598

Sumber data kantor kepala desa Condong Catur tahun 2002[6]
B.  GAMBARAN UMUM LPM (LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT) PONDOK PESANTREN WAHID HASYIM
1.      Sejarah berdirinya LPM dan berkembangnya LPM Pondok Pesantren Wahid Hasyim
Awal berdirinya LPM Pondok Pesantren Wahid Hasyim tidak lepas dari adanya Pondok Pesantren Wahid Hasyim. Karenanya LPM ini berada dibawah naungan yayasan Pondok Pesantren Wahid Hasyim LPM Pondok Pesantren Wahid Hasyim merupakan satu-satunya lembaga yang berada di dalam naungan pondok pesantren Wahid Hasyim yang bergerak dalam bidang sosial keagamaan.
Dari catatan sejarah pondok Pesantren Wahid Hasyim tertulis pada tahun 1625 M, dusun Gaten kedatangan seorang mubalig dari Godean, Yogyakarta, yang bernama KH. Abdul Majid. Saat itu yang menjabat dukuh Gaten adalah Haryo Prawiro, oleh KH. Abdul Majid Haryo Prawiro dibaiat menjadi penganut tarekat Kholwatiyah dan sekaligus menggati nama Haryo Prawiro menjadi Muhammad Safi’i. Setelah KH Abdul Majid wafat, atas kesepakatan masyarakat setempat saat itu, maka diangkatlah kyai Muhammad Safi’i menjadi imam dan pengasuh masjid di Gaten.
Setelah Kyai Muhammad Safi’i tua, beliau menyerahkan tugas kepada anaknya yang bernma Abdul Hadi dan selanjutnya beliaulah yang meneruskan estafet perjuangan Kyai Muhammad safi’i hingga wafatnya. KH Abdul Hadi lahir didusun Gaten pada tahun 1922 M, beliau adalah seorang alumni Pesantren Wonokromo, pimpinan KH Abdul Ghani. Pada massa kecilnya KH Abdul Hadi menempuh pendidikan sekolah rakyat (SR) sampai kelas lima. Selanjutnya beliau diajak Harun, pembantu ayahnya untuk bersillahturohmi (mondok) ke tempat–tempat Kyai seperti Krapyak, Grobongan, dan Dampa’an.
Dengan ilmu agama yang diperoleh dari beberpa kyai dengan mata pelajaran menurut tradisi keilmuaan Islam telah mencakup keseluruhannya (tauhid, fiqh, dan tasawuf). KH Abdul Hadi termotifasi untuk merintis sebuah lembaga pendidikan agama. Maka tepat pada dan hari Selasa Kliwon, tanggal 1 Maret 1977 atau 10 Robi'ul Awwa 1393 Hijriah. Ia mendirikan yang kemaudian dinamakan Wahid Hasyim. Adapun   penamaan Wahid Hasyim karena KH Abdul Hadi terkesan terhadap keilmuan atau pendidikan Wahid Hasyim, sebagai mana KH Abdul Hadi mengatakan:
“Saya tertarik memberi nama ini karena terkesan dan salut akan kepandaian kyai Wahid Hasyim dari Jombang”.[7]

Sejak diaktekannya yayasan Wahid Hasyim pada tanggal 27 September 1984 lembaga tersebut menjadi pondok pesantren Wahid Hasyim.[8]
KH Abdul Hadi merupakan profil kyai yang bermasyarakat, beliau tidak hanya berkecimpung atau mengurusi pondoknya saja, akan tetapi juga sering melakukan aktivitas agama (dakwah di berbagai masjid yang berada di wilayah Condong Catur.  Hampir semua masjid yang ada  di wilayah  binaan  lembaga Pengabdian masyarakat selanjutnya disingkat  menjadi (LPM)  Pondok Pesantren Wahid Hasyim yang dirintisnya. Kepeduliannya terhadap masyarakat membuat beliau sangat di segani.  . Dalam melakukan kegiatan dakwah, beliau juga melibatkan santrinya untuk berpartisipasi memberikan pelayanan terhadap masyarakat dan beliau juga sangat menekankan santrinya untuk tidak hanya mengaji akan tetapi juga mengabdikan diri kepada masyarakat.
Dengan  banyaknya permintaan masyarakat  kepada pihak Pesantren untuk memberikan berbagai pelayanan kerohanian di berbagai dusun, atas gagasan santri seniornya pada waktu itu yaitu  Zainuri dan Muhammad Fatah . Maka pada tanggal 27 Mei 1987 di dirikanlah lembaga yang menangani masalah sosial keagamaan dengan nama  LPM Pondok Pesantren Wahid Hasyim  di berbagai dusun dan kampung-kampung di desa Condong Catur.  LPM Pondok Pesantren Wahid Hasyim bertempat di Pondok Pesantren Wahid Hasyim, dusun Gaten, desa Condong Catur, kecamatan Depok Kabupaten Sleman, Yogyakarta.[9]
Pada awal berdirinya LPM Pondok Pesantren Wahid Hasyim, masyarakat yang ada di daerah Condong Catur ini masih terbelakang dalam hal pengetahuan keagamaan, artinya masyarakat belum bisa memahami dan mengetahui hukum syari’at Islam dengan baik dan benar. Terutama dibidang aqidah kurang pengetahuan aqidah masyarakat  desa Condong Catur membuat mereka masih meyakini adanya kekuatan selain Allah swt seperti masih seringnya masyarakat mencari keselamatan melalui sesajen  upacara-upacara selamatan kelahiran, kematian, pernikahan, dan sebagainya. Budaya-budaya tersebut bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam.[10]
Dengan adanya pendekatan yang dilakukan LPM Pondok Pesantren Wahid Hasyim (yang bukan melalui pengajian), masyarakat mulai sadar akan pentingnya memahami ajaran hukum syariat Islam. Dengan adanya bimbingan dan pengarahan tentang Islam, masyarakat mulai menerapkan dan mengamalkan ajaran agama sesuai dengan tingkat pengetahuan mereka dapatkan dari ustadz–ustadz LPM Pondok Pesantren Wahid Hasyim. Pendekatan santri terhadap masyarakat membuat mereka merasa ikut memiliki LPM dan ikut aktif dalam menjalankan program yang telah disepakati sebelumnya dengan LPM.[11]                    
Dari tahun ke tahun kegiatan LPM Pondok Pesantren Wahid Hasyim mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dengan semakin bertambahnya daerah binaan LPM yang pada  awalnya hanya 8 (delapan) daerah binaan tetap, dan sekarang sudah mencapai12 daerah binaan tetap. Bahkan ketenarannya LPM Pondok Pesantren Wahid Hasyim sudah meluas diluar kecamatan Depok.[12]
Banyak sekali permintaan masyarakat Kepada LPM Pondok Pesantren Wahid Hasyim untuk mengisi pengajian atau sosial keagamaan lainnya di masjid-masjid di luar daerah binaannya. Bahkan perkembangan kegiatan LPM Pondok Pesantren dilihat dari banyaknya kegiatan yang diadakannya, pada mulanya hanya ditonjolkan pada pengajian saja, namun juga dalam kegiatan sosial keagamaan seperti Sillastra, takbir keliling, ziaroh, pemotongan hewan qurban dan lain-lain.[13]
2.      Asas LPM Pondok Pesantren Wahid Hasyim
LPM Pondok Pesantren Wahid Hasyim adalah sebuah lembaga yang berada dibawah naungan yayasan Pondok Pesantren Wahid Hasyim yang bertugas untuk mengabdikan, memberikan pelayanan dan pembinaan sosial keagamaan kepada masyarakat guna mengembangkan dan memperluas syiar agama Islam. LPM Pondok Pesantren Wahid Hasyim berasaskan "Islam ahlussunnah wa al-jamaah". Islam ahlussunnah wa al-jamaah artinya dalam setiap melakukan kegiatan harus sesuai dengan aturan yang telah ada atau tidak menyimpang dari ajaran Islam ahlussunnah wa al-jamaah.[14]
3.      Tujuan LPM Pondok Pesantren Wahid Hasyim
Berdasarkan anggaran dasar (AD) dan anggaran rumah tangga (ART) LPM Pondok Pesantren Wahid Hasyim, maksud dan tujuan didirikannya LPM Pondok Pesantren Wahid Hasyim di diskripsikan sebagai berikut:
a.       Membantu melaksanakan program-program yayasan Pondok Pesantren Wahid Hasyim dalam bidang pengabdian pada masyarakat.
b.      Mengorganisir aktivitas dakwah Pondok Pesantren Wahid Hasyim yang bersifat keluar.
c.       Mengintegrasikan yayasan Pondok Pesantren Wahid Hasyim dengan masyarakat.[15]
4.      Sumber dana LPM Pondok Pesantren Wahid Hasyim
Dalam merealisasikan kegiatannya LPM Pondok Pesantren Wahid Hasyim tentu saja membutuhkan dana. Sumber dana atau keuangan LPM Pondok Pesantren Wahid Hasyim melalui:
a.       Sumbangan santri Pondok Pesantren Wahid Hasyim, besar sumbangan dari perorang adalah Rp 2.500,00.
b.      Usaha-usaha yang sah dan halal serta tidak mengikat.
c.       Usaha mencari dana dilakukan oleh pihak LPM Pondok Wahid Hasyim. Apabila mengadakan kegiatan besar seperti silastra, pengajian umum. Usaha ini dilakukan dengan memasukkan proposal kegiatan kepada perusahaan atau instansi tertentu.
d.      Sumbangan dari donatur halal dan tidak mengikat
Sumbangan ini biasanya berasal dari masyarakat yang ada di daerah binaan LPM Pondok Wahid Hasyim karena mereka merasa memiliki kegiatan yang kelola.[16]


5.      Struktur Organisasi LPM PP Wahid Hasyim
Tabel VI
Gambaran Struktur Organisasi Pengurus LPM
                   



Keterangan      :
                        : Garis Instruktif
                        : Garis Konstruktif
Untuk mewujudkan kesatuan kerja dalam organisasi LPM Pondok Pesantren Wahid Hasyim membentuk struktur dengan bagian-bagian yang dihubungkan dengan garis interaktif maupun konstruktif, struktur kepengurusan LPM PP Wahid Hasyim meliputi: 1). Pelindung, 2). Penasehat, 3). Pengurus LPM, 4). Departemen Litbang 5). Departemen Pendidikan, 6). Departermen Dakwah dan pelayanan umum, 7). Departemen Usaha dan Dana, 8). Koordinator Wilayah Dewan Asatid Anggota.
Susunan kepengurusa LPM PP Wahid Hasyim masa bakti 2003/2005 sebagai berikut :

Penasehat                    :   Hj. Hadiyah Abdul Hadi
                                        Drs. Kyai Djalal Suyuti
                                        Sunhaji S.Ag
            Pembina                      :   Budiarto S.Kom
Ketua                          :   Nasirudin S.Pd I
Wakil Ketua                :   Satibi as Sya`roni
Sekretaris                    :   Muhammad
Wakil sekretaris           :  Syahrul Munir
Bendahara                   :   Ayub Wahyudin
Departemen-Departemen:
a.       Departemen Pendidikan dan Intelektual:
1.      Ibnu Harir (Koord)
2.      Zimam Haq
3.      Moh. Haroh
4.      Sukarna
5.      Nuraini Muyassaroh
6.      Dewi Komalasari
7.      Hani Daryanti
8.      Istikhoroh
9.      Nurus Syamsiyah
10.  Latifatul Mahmudah
b.      Departemen Dakwah dan Pelayanan Umum:
1.      Imam Khumaidi
2.      Rahmat Raharjo
3.      Sholihul Hadi
4.      Ahmad Subhan.
5.      Mudrikatul Khoiriah.[18]
c.       Koordinator Wilayah.
1.      Gaten                :   Setyo Rahayu
2.      Pringgolayan     :   Dewi Kumalasari
3.      Widoro              :   Imam Khumaidi
4.      Condongsari      :   Sukarno
5.      Gorongan          :   M. Ilyas
6.      Puluhdadi          :   M. Sulthoni
7.      Ngropoh            :   Zulfatu Nikmah
8.      Santren              :   Atip Ilhami
9.      Cepit                 :   Muhammad
10.  Prayan Wetan    :   Sriwahyuni
11.  Kaliwaru           :   Ayub wahyudi
12.  Soropadan         :   Ulin Nuha[19]
6.      Daerah binaan LPM Pondok Pesantren Wahid Hasyim 
Pertumbuhan LPM selalu mengalami peningkatan, bersamaan ini desa binaan LPM PP Wahid Hasyim semakin luas juga, sehingga tanggung jawab pembinaan pun semakin bertambah sehingga peningkatan kualitas SDM anggota LPM PP Wahid Hasyim semakin ditingkatkan baik melalui pembekalan-pembekalan pengetahuan baik secara teoritis maupun aplikatif.
Saat ini wilayah desa binaan LPM ada 12 desa binaan tetap yang masing-masing mempunyai TPA, untuk kelancaran program kerja yang diwujudkan dengan kegiatan-kegiatan keagamaan maupun kegiatan yang memuat segala aspek kehidupan masyarakat baik ekonomi, sosial budaya, maka LPM membagi koordinator masing-masing wilayah yang bertugas untuk mendampingi dan membina kehidupan keberagaman masyarakat.



[1] Sumber data monografi Kepala Desa Condong Catur tahun 2002  
[2] Sumber data Monografi Kepala Desa Condong Cataur tahun 2002
[3] Hasil Pemaparan Bpk Sunhaji S. Ag selaku dai LPM Pondok Pesantren Wahi Hasyim tanggal  27 Januari 2005
[4] Samber data Monografi Desa Condong Catur tahun 2002
[5] Sumber data Monografi Kepala Desa Condong Catur tahun 2002 
[6] Sumber data Monografi Kepala Desa Condong Catur tahun 2002
[7] Imam Rohimin,                 Kewahid Hasyiman, makalah yang disampaikan pada acara Fortasi (Tak 'aruf  antar Santri ) Pondok Pesantren Wahid Hasyim 1193.  
[8] Dokumen Akta yayasan  Pondok pesantren Wahid  Hasyim ,NO 45
[9] Wawancara dengan Budiarto ( Pembina LPM Pondok Pesantren Wahid Hasyim ) pada tanggal 26  Januari . 2005
[10]  Dokumaen  Akta  LPM Pondok Pesantren Wahid Hasyim , hlm. 7

[12]  Wawanara dengan Bapak Aminudin ( Takmir masjid : Al  Falah Prayan Wetan) Tanggal 27 januari  
[13]  Wawasan  dengan  Bapak   Sunhaji ( Penasehat  LPM Pondok Pesantren Wahid hasyim
[14] AD –ART LPM Pondok Pesantren Wahid hasyim, BAB 111, pasal 5
[15] Ibid BAB  11, PASAL 4
[16] Wawancara dengan ustadz Satibi ( Wakil ketua LPM  Pondok Pesantren Waahid Hasyim )tanggal 26 Januari 2005
[17] dokumen LPM Pondo Pesantren Wahid Hasyim ,hlm.10
[18] Dolumen Akta  op cit
[19] Dokumen Akta Periode 2003-2005

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Gambaran Umum LPM Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta"

Post a Comment