Profil Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin Magelang
Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin Magelang |
GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN RAUDLATUT THALIBIN SECANG
MAGELANG
A. Letak
Geografis
Pondok Pesantren Raudlatut
Thalibin terletak di sebelah barat kota Magelang. Letak pondok ini
tepat di dusun Sempu, desa Ngadirojo kecamatan Secang kabupaten Magelang.
Pondok ini menempati lingkungan masyarakat yang sangat religius. Hal ini dapat
dilihat dari aspek ritualitas keagamaan seperti sholat jama’ah, pengajian ba’da
subuh, penduduk yang ramah, dan perempuan yang menutup aurat (berkerudung) dari
anak usia sekolah dasar sampai orang tua dan lain-lain.
Mayoritas penduduk desa
bermata pencaharian sebagai petani dan berdagang di pasar. Sebagai daerah yang
agraris, desa ini masih memiliki tanah yang kuat dan subur, karena itu areal
persawahan di desa ini cukup luas. Daerah ini sangat sejuk dan nyaman, sebab
berada di dataran tinggi. Selain itu, desa ini juga terletak agak jauh dari
jalan raya, sehingga udaranya masih cukup segar karena terhindar dari polusi
kendaraan bermotor. Masyarakat di desa ini tali ukhuwahnya masih sangat kuat
dan sangat menghormati atau ramah terhadap pendatang. Hal ini terbukti dengan
gotong-royong dalam pembangunan masjid desa atau pondok pesantren yang ada di
daerah tersebut, serta kegiatan desa lainnya.
Secara geografis, Pondok
Pesantren Raudlatut Thalibin terletak di sebelah utara kota
Magelang. Dari kota Magelang, pondok pesantren ini dapat dijangkau dengan
kendaraan umum sejauh 7,5 km., dan apabila dijangkau dari kecamatan Secang
hanya menempuh jarak 2,5 km. Suasana sekitar pondok terasa sangat alami,
sehingga cukup kondusif untuk kegiatan pendidikan dan pengajaran. Secara lebih
rinci, maka kondisi geografis pondok pesantren ini adalah sebagai berikut:
1.
sebelah utara :
berbatasan dengan desa Semalen
2.
sebelah selatan :
berbatasan dengan desa Grogol
3.
sebelah timur :
berbatasan dengan jalan Magelang - Secang
4.
sebelah barat :
berbatasan dengan desa Kaligaleh
B.
Sejarah dan
Perkembangannya
Pada tanggal 5 Jumadil
Akhir tahun 1384 H, bertepatan dengan tangal 11 oktober 1964, di desa dusun
Sempu, desa Ngadirojo, kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, K.H.
Muhammad Ali mendirikan Pondok pesantren Raudlatul Mubtadi'in.
Berdirinya pondok pesantren ini dilatarbelakangi oleh beberapa hal, di
antaranya adalah karena kemerosotan moral di lingkungan desa tersebut. Selain
itu, desakan para warga masyarakat yang menginginkan adanya sebuah lembaga
pendidikan di desa tersebut.
Pondok pesantren Raudlatut
Thalibin didirikan oleh K.H. Muhammad Ali, bersama-sama dengan tokoh-tokoh masyarakat yang menginginkan adanya suatu
lembaga pendidikan di desa Ngadirojo, Secang, Magelang. Sebelumnya, K.H.
Muhammad Ali hanya mengajak masyarakat sekitar untuk mengaji di masjid
desa sebagai upaya mempelajari ilmu agama Islam. Setelah beberapa lama
beraktifitas di masjid desa, pada tahun 1964 dengan dibantu beberapa santri
seperguruannya, serta beberapa tokoh masyarakat desa, dirintislah sebuah pondok
pesantren yang menjadi sentral pembelajaran agama Islam di desa tersebut.
Kemudian pada tanggal 11 oktober 1964 pondok pesantren tersebut resmi berdiri dengan
nama Pondok Pesantren Raudlatul Mubtadi'in.
Setelah K.H.
Muhammad Ali meninggal, pondok pesantren ini diganti dengan nama
pondok pesantren Raudlatut Thalibin, di bawah puteranya,
yaitu K.H. Ismail Ali.
Perhatian masyarakat
terhadap keberadaan Pondok Pesantren tersebut sangat besar. Ini terbukti ketika
pondok pesantren akan dikembangkan, masyarakat secara suka rela memberi bantuan
swadaya kepada pondok pesantren.
Pada perkembangan
selanjutnya, pondok ini menjadi salah satu sentral pembelajaran agama Islam di
Jawa Tengah karena santri banyak datang dari wilayah sekitar dan pesisir bahkan
banyak juga dari luar daerah. Maka, pondok ini pun mengalami perkembangan yang
cukup signifikan sampai saat ini, karena pengaruhnya saat ini telah merambah ke
level nasional.C. Sarana
dan Prasarana
Sarana dan prasarana
atau infrastruktur dalam Institusi pendidikan agama tradisional berupa pondok
pesantren, merupakan elemen yang sangat penting, sebagai penunjang proses belajar
mengajar atau mengaji. Di Pondok pesantren Raudlatut Thalibin Secang,
Magelang, masjid adalah sebagai sentral kegiatan atau aktifitas pondok, asrama
sebagai tempat tinggal dan penyimpanan barang seperti buku dan pakaian.
K.H. Ismail Ali sebagai pemegang otoritas dan sekaligus
pengajar dalam pondok dan santri yaitu orang yang tinggal dan menimba ilmu
agama di pondok tersebut, senantiasa berupaya untuk dapat memenuhi sarana dan
prasarana yang dibutuhkan oleh para santrinya. Hal ini dilakukan dengan harapan,
agar dapat membantu, memperlancar dan mewujudkan situasi dan kondisi yang
kondusif dalam proses pendidikan sehingga dapat tercapai tujuan yang
direncanakan.
Pengadaan infrastruktur
di pondok pesantren Raudlatut Thalibin Secang, Magelang,
dilakukan secara bertahap. Hal ini disesuaikan dengan kemampuan finansial atau
dana yang ada. Saat ini sarana dan prasarana yang dimiliki oleh pondok
pesantren Raudlatut Thalibin Secang, Magelang adalah sebagai
berikut:
1. sarana fisik
a. masjid, menjadi sentral kegiatan santri dalam
seluruh aspek pendidikan di pondok pesantren Raudlatut Thalibin;
b. asrama putra sebanyak 15 kamar untuk putra dan 8
kamar untuk putri;
c. tiga Aula sebagai ruang belajar, ruang pertemuan
dan acara-acara resmi pondok lainnya;
d. sebuah ruang untuk kantor pengurus dan sebuah ruang sebagai
gudang;
e. sebuah ruangan untuk koperasi pesantren yang
menyediakan keperluan santri dan masyarakat sekitar;
f. sebuah ruang untuk tiga buah ruang wartel;
g. sebuah ruang untuk garasi ,tempat kendaraan kiai
dan para santri yang membawa sepeda;
h. delapan kamar mandi putra dan enam kamar mandi
putri; dan
i. sebuah ruang untuk perpustakaan.
2. peralatan (prasarana)
Peralatan adalah sarana penunjang dalam kegiatan proses pendidikan
sehari-hari. Prasarana yang dimiliki pondok ini adalah:
a. sepuluh unit meja ustadz;
b. lima belas papan tulis;
c. dua unit komputer; dan
d. seratus sepuluh unit meja belajar.
C. Keadaan
Ustadz dan Santri
1. keadaan ustadz
Asatidz yang mengajar di pondok pesantren Raudlatut Thalibin adalah
para santri senior yang telah dipandang mampu untuk mengasuh dan mengajar para
santri di bawah tingkatannya. Para ustadz yang mengajar di
pondok ini sebanyak 12 orang, dan mengajar sesuai dengan keahlian atau
spesifikasi kepintaran dalam menguasai ilmu.
Syarat menjadi ustadz kitab
kuning ini tidak terlalu jelas karena ditunjuk oleh lurah pondok. Menurut lurah
pondok M. Faizun, syarat menjadi ustadz yaitu harus sudah tinggal
dan belajar di pondok minimal tiga tahun dan (cerdas) menguasai kitab
tertentu.[1] Jadi, apabila oleh lurah pondok
dipandang cakap untuk mengajar, maka ia akan ditunjuk. Para ustadz ini
tidak dibayar atau digaji karena ia posisinya juga masih santri di pondok
tersebut.
2. keadaan santri
Sejak pesantren Raudlatut Thalibin dirintis
pada tahun 1964, santri di pondok ini selalu mengalami peningkatan dari segi
kuantitas, walau peningkatan tersebut tidak terlalu signifikan. Jumlah
santriwan/wati pada tahun 2004 adalah 122 anak. Jumlah santri ini masih
ditambah yang berasal dari warga sekitar yang berjumlah 21 orang. Warga sekitar
menjadi santri kalong atau tidak menetap di asrama pondok.
Setiap santri yang menetap diwajibkan membayar
iuran syahriyah (SPP bulanan) sebesar Rp. 5.000,-. Sedangkan
bagi santri kalong (tidak menetap) sebesar Rp. 3000,-.
Uang syahriah ini adalah untuk keperluan pembayaran listrik
dan pengadaan fasilitas penunjang dalam belajar seperti untuk pembelian kapur
tulis dan spidol. Sedang keperluan sehari-hari seperti makan, beras adalah dari
hasil pertanian pondok.
Aktifitas santri dalam kesehariannya sudah
terjadwal secara sistematis. Hal ini melatih santri dalam berdisiplin dengan
waktu, sebagai seorang muslim yang penuh rasa tanggung jawab.
Adapun jadwal tetap bagi santri adalah
sebagai berikut:
a. shalat Subuh berjama’ah
b. ba’da Subuh mengkaji kitab sesuai dengan
kelompok lamanya tinggal di pondok. Yunior diajar oleh senior. Misalnya, santri
yang baru setahun diajar oleh santri yang sudah tinggal 3 tahun dan seterusnya.
Pengajaran ba’da Subuh dilakukan sampai jam 8 pagi
c. sholat Dzuhur berjama’ah
d. setelah sholat Dhuhur masuk aula atau di masjid sesuai dengan
kelompok kitabnya, mengkaji kitab tertentu sesuai tingkat kelamaan di situ atau
sesuai dengan kurikulum kitab yang telah ditetapkan. Kegiatan ba’da Dzuhur ini
dilakukan sampai waktu Ashar
e. shalat Ashar berjama’ah
f. ba’da Ashar mengkaji kitab secara paralel yang
disampaikan di masjid, sampai menjelang sholat Maghrib
g. ba’da Maghrib membaca al-Qur’an sampai Isya’
atau deres (mengkaji ulang atau yang akan diajarkan)
h. ba’da Isya’ mengkaji kitab sesuai dengan
kelompoknya kitabnya.
Di samping itu ada beberapa kegiatan tambahan
yang dilakukan pada siang hari setelah mengkaji kitab ba’da Subuh,
kegiatan tersebut berkaitan dengan upaya pengembangan bakat dan ketrampilan
yaitu:
1. menulis kaligrafi
2. qira’ah / seni baca al-Qur’an yang dilakukan
hari Jum’at
3. pendidikan koperasi
4. latihan khitabah / pidato
5. bahtsul masail, dan lain-lain
D. Peraturan
Pondok
Aktifitas santri
tersebut di atas selalu diawasi oleh lurah pondok, yang berkoordinasi dengan
bagian keamanan pondok (qism al-amn). Anak yang balelo atau
melanggar peraturan akan dikenai sanksi (ta’zir). Adapun peraturan atau
tata tertib bagi santri yaitu:
1.
keharusan/kewajiban
a. setiap santri harus mengikuti sholat jama’ah
lima waktu sampai selesai do’a wirid selesai
b. setiap santri harus mengikuti mujahadah
ba’da Maghrib untuk semua kelas
c. khusus untuk kelas Alfiyah ke atas wajib mengikuti
mujahadah malam hari jam 24.00
d. setiap santri wajib mendaftarkan diri
selambat-lambatnya setelah berdiam sepuluh hari di pondok
e. setiap santri wajib mengikuti pelajaran menurut
tingkatannya atau kelasnya masing-masing
f. setiap santri wajib berpakaian sopan dan rapi
g. setiap santri wajib mengikuti kegiatan-kegiatan
penunjang lainnya yang diadakan Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin.
2.
Larangan-larangan
a. setiap santri dilarang melakukan percintaan di
lingkungan pondok pesantren Raudlatut Thalibin
b. setiap santri dilarang mencuri (ghasab)
c. setiap santri dilarang melakukan perkelahian
d. setiap santri dilarang meninggalkan pelajaran
tanpa izin
e. setiap santri dilarang meninggalkan pondok
pesantren tanpa izin, kecuali pada jam-jam tertentu untuk ke warung
f. setiap santri dilarang keluar dari lingkungan
pondok pesantren tanpa mengenakan pakaian yang sopan
g. setiap santri dilarang mengganggu keamanan dan
ketertiban di lingkungan sekitar pondok pesantren
h. setiap santri dilarang melakukan permainan
catur, remi (kartu) dan sejenisnya
i. setiap santri dilarang membaca dan menyimpan
komik, bacaan porno atau sejenisnya
j. setiap santri dilarang membawa, menyimpan radio,
tape recorder atau alat sejenisnya
k. setiap santri dilarang tidur ba’da Subuh
l. dilarang menemui santriwati kecuali bagi mereka
yang telah mendapat izin dari pengurus.
3. sanksi-sanksi
Jenis sanksi yang
diterapkan bagi yang melanggar tata tertib di atas antara lain sebagai berikut:
a. membersihkan lingkungan pondok pesantren
b. dimasukkan dalam kamar ta’zir mulai ba’da Isya’
sampai Subuh
c. dimasukkan ke kamar ta’zir mulai
jam 24.00 sampai Subuh
d. dimasukkan ke kamar ta’zir mulai
ba’da Maghrib sampai jam 24.00
e. sanksi lainnya ditetapkan oleh pengurus sesuai
tingkat kesalahannya.
E. Struktur
Organisasi
Untuk mewujudkan sebuah
kerapian dan berjalannya suatu lembaga diperlukan sebuah struktur organisasi
yang berfungsi menjalankan roda system yang ada. Hal ini untuk koordinasi
segala kegiatan agar berjalan efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Pondok pesantren Raudlatut Thalibin ini memiliki struktur organisasi yang
berfungsi menjalankan roda kegiatan pondok pesantren tersebut.
Adapun struktur
organisasi di pondok Raudlatut Thalibin tahun 2004/2005 adalah
sebagai berikut:
pengasuh pondok
: K.H. Ismail Ali
penasehat
: K. Sholeh
lurah
pondok
: M. Faizun
sektretaris/tata usaha
pondok : Muh. Chudhori
bendahara
I
: Fahru Rozi
bendahara
II
: Asrofi
bagian pendidikan dan pengajaran: A. Mujahidin
bagian
humas
: Rahman
bagian
keamanan
: M. Salamun
bagian
penerangan
: Maryadi
bagian kebersihan
lingkungan : Arifin
bagian perpustakaan
: Azis
bagian
koperasi
: Tamam
0 Response to "Profil Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin Magelang"
Post a Comment