Makalah Model Pembelajaran Portofolio dalam Pembelajaran PKn
Makalah Model Pembelajaran Portofolio | strategi pembelajaran berbasis portofolio | makalah evaluasi pembelajaran penilaian portofolio
MODEL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO:
SEBUAH TINJAUAN KRITIS
MODEL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO : SEBUAH TINJAUAN KRITIS
A. Latar Belakang Masalah
Masalah utama dalam
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ialah penggunaan metode atau
model pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran secara tepat, yang
memenuhi muatan tatanan nilai, agar dapat diinternalisasikan pada diri siswa
serta mengimplementasikan hakekat pendidikan nilai dalam kehidupan sehari-hari-belum
memenuhi harapan seperti yang diinginkan.
Hal ini berkaitan
dengan kritik masyarakat terhadap materi pelajaran PKn yang tidak bermuatan
nilai-nilai praktis tetapi hanya bersifat politis atau alat indoktrinasi untuk
kepentingan kekuasaan pemerintah. Metode pembelajaran dalam Proses Belajar
Mengajar (PBM) terkesan sangat kaku, kurang fleksibel, kurang demokratis, dan
guru cenderung lebih dominan one way method.
Guru PKn mengajar
lebih banyak mengejar target yang berorientasi pada nilai ujian akhir, di
samping masih menggunakan model konvensional yang monoton, aktivitas guru lebih
dominan daripada siswa, akibatnya guru seringkali mengabaikan proses pembinaan
tatanan nilai, sikap, dan tindakan; sehingga mata pelajaran PKn tidak dianggap
sebagai mata pelajaran pembinaan warga negara yang menekankan pada kesadaran
akan hak dan kewajiban tetapi lebih cenderung menjadi mata pelajaran yang jenuh
dan membosankan.
Untuk menghadapi
kritik masyarakat tersebut di atas, suatu model pembelajaran yang efektif dan
efisien sebagai alternatif, yaitu model pembelajaran berbasis portofolio
(porfolio based learning), yang diharapkan mampu melibatkan siswa dalam
keseluruhan proses pembelajaran dan dapat melibatkan seluruh aspek, yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa, serta secara fisik dan mental
melibatkan semua pihak dalam pembelajaran sehingga siswa memiliki suatu
kebebasan berpikir, berpendapat, aktif dan kreatif.
B. Dasar Pemikiran Model Pembelajaran
Portofolio dalam PKn
Menurut ERIC Digest
(2000), "Portfolios are used in various professions together typical..;
art students assamble a portfolio for an art class..". Portofolio
merupakan kumpulan hasil karya siswa sebagai hasil belajarnya. Portofolio,
selain sangat bermanfaat dalam memberikan informasi mengenai kemampuan dan
pemahaman siswa serta memberikan gambaran mengenai sikap dan minat siswa
terhadap pelajaran yang diberikan, juga dapat menunjukkan pencapaian atau
peningkatan yang diperoleh siswa dari proses pembelajaran (Stiggins, 1994 :
20).
Melalui model
pembelajaran portofolio, selain diupayakan dapat membangkitkan minat belajar
siswa secara aktif, kreatif, juga dapat mengembangkan pemahaman nilai-nilai
kemampuan berpartisipasi secara efektif, serta diiringi suatu sikap tanggung
jawab.
Adapun alasan
penggunaan model pembelajaran portofolio, yang mendasari kegiatan serta proses
pembelajaran PKn mengacu pada pendekatan sistem : (1) CTL, 'Contextual Teaching
Learning', dan (2) 'Model Kegiatan Sosial dan PKn'.
(1) CTL, 'Contextual Teaching Learning'
CTL adalah
suatu bentuk pembelajaran yang memiliki karakteristik berikut:
(1) keadaan yang mempengaruhi langsung
kehidupan siswa dan pembelajarannya;
(2) dengan menggunakan waktu/kekinian,
yaitu masa yang lalu, sekarang, dan yang akan datang;
(3) lawan dari textbook centered;
(4) lingkungan budaya, sosial, pribadi,
ekonomi, dan politik;
(5) belajar tidak hanya menggunakan
ruang kelas, bisa dilakukan di dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan
negara;
(6) mengaitkan isi pelajaran dengan
dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka; dan
(7) membekali siswa dengan pengetahuan
yang fleksibel dapat diterapkan dari satu permasalahan ke permasalahan lain,
dari satu konteks ke konteks lain.
Model CTL disebut
juga REACT, yaitu Relating (belajar dalam kehidupan nyata), Experiencing
(belajar dalam konteks eksplorasi, penemuan dan penciptaan), Applying (belajar
dengan menyajikan pengetahuan untuk kegunaannya), Cooperating (belajar dalam
konteks interaksi kelompok), dan Transfering (belajar dengan menggunakan
penerapan dalam konteks baru/konteks lain)
(2) 'Model Kegiatan Sosial dan PKn'
Model yang
dipelopori oleh Fred Newman ini mencoba mengajarkan pada siswa bagaimana
mempengaruhi kebijakan umum, dengan demikian pendekatan tersebut mencoba
memperbaiki kehidupan siswa dalam masyarakat atau negara, dengan mencoba
mengembangkan kompetensi lingkungan yang merupakan kemampuan siswa untuk
mempengaruhi lingkungan, dan memberikan dampak pada keputusan-keputusan
kebijakan, memiliki tingkat kompetensi dan komitmen sebagai pelaksana yang
bermoral. Model ini mendorong partisipasi aktif siswa dalam kehidupan politik,
ekonomi dan sosial dalam masyarakat.
Kedua model di
atas, yang menjadi dasar acuan pendekatan sistem pada model pembelajaran
portofolio membina siswa dalam rangka pemerolehan kompetensi lingkungan dan
membekali siswa dengan life skill : civic skill, civic life, serta dapat
mengembangkan dan membekali siswa bagaimana belajar ber-PKn-dengan pengetahuan
dan keterampilan intelektual yang memadai serta pengalaman praktis agar
memiliki kompetensi dan efektifitas dalam berpartisipasi, juga untuk membina
suatu tatanan nilai terutama nilai kepemimpinan pada diri siswa, agar siswa
dapat mempertanggungjawabkanb ucapan, sikap, perbuatan pada dirinya sendiri,
kemudian pada masyarakat, bangsa, dan negara.
Implementasi model
pembelajaran portofolio akan menjadikan PBM PKn yang sangat menyenangkan bagi
siswa, bila pembelajaran tersebut beserta komponennya memiliki kegunamanfaatan
bagi siswa dan kehidupannya.
C. Kelemahan, Peluang, dan Ancaman
Selain hal-hal
positif, keunggulan, dan kelebihan model portofolio di atas, kita pun harus
mencermati beberapa kelemahan, peluang, dan ancaman yang terdapat di dalam proses
pembelajaran PKn in action, seperti dipaparkan di bawah ini..
a. Kelemahan Model Pembelajaran
Portofolio :
1. Diperlukan waktu yang cukup banyak,
bahkan diperlukan waktu di luar jam pembelajaran di sekolah, sehingga untuk
menuntaskan satu studi kasus atau suatu kebijakan publik diperlukan lebih dari
20 jam pelajaran seperti yang telah ditentukan dalam jadwal;
2. Kurangnya pengetahuan/daya nalar
guru yang bersangkutan;
3. Belum diberikannya hak otonomi
mengajar sebagai pengembang kurikulum praktis di kelas;
4. Diperlukan tenaga dan biaya yang
cukup besar;
5. Kurangnya jalinan komunikasi antara
pihak sekolah, keluarga, dan masyarakat khususnya para birokrat/instansi yang
dikunjungi oleh para siswa untuk dimintai keterangannya; dan
6. Belum terbiasanya pembiasaan jalinan
kerjasama kelompok tim para siswa, dengan kesadaran, karena jika ide atau
gagasan terlalu banyak dan tidak dapat dipertemukan, masalah akan sulit
dipecahkan.
b. Peluang Model Pembelajaran
Portofolio :
1. Dalam kurikulum baru, diharapkan
topik materi pembelajaran tidak terlalu banyak, namun dimuat satu sampai 2
topik atau materi pelajaran per semester, sehingga model pembelajaran
portofolio dapat dilaksanakan tanpa kekurangan waktu atau menyalahi apa yang
telah digariskan dalam kurikulum. Model ini dapat dilakukan satu tahun satu
kali;
2. Hak otonomi mengajar pada guru dalam
mengembangkan kemampuan, kemauan, daya nalar, serta fungsi perannya sebagai
fasilitator, mediator, motivator,. Dan rekonstruktor pembelajaran di dalam
kelas;
3. Tukar pendapat, informasi,
pengetahuan untuk meningkatkan daya nalar dan pengetahuan dengan rekan guru
pada MGMP PKn setempat;
4. Kerjasama/kolaborasi antara Kepala
Sekolah dan pihak Dewan Sekolah/Komite Sekolah untuk menangani masalah
pendanaan;
5. Kerjasama/kolaborasi antara pihak
sekolah dengan pemerintah setempat;
6. Siswa dapat mengunjungi
instansi/lembaga pemerintah yang terkait untuk mencari atau memperoleh
informasi yang dibutuhkan.
c. Ancaman Model Pembelajaran
Portofolio :
1. Belum diberikannya hak otonomi
mengajar, sehinga guru masih terikat pada keharusan sebagai pelaksanan
kurikulum, sedangkan guru harus dapat menjadi pengembang kurikulum praktis di
dalam kelas;
2. Kurang kesadaran guru dalam
mengembangkan kemampuan dan kemauan dalam melaksanakan fungsi perannya;
3. Tidak ada dukungan moril serta
bantuan dana dari pihak sekolah;
4. Kurangnya kerjasama antara para
guru, Kepala Sekolah, Dewan Sekolah, Orang Tua Siswa, dan instansi/lembaga
pemerintah serta masyarakat setempat
D. Penutup
Pembelajaran
PKn merupakan pendidikan nilai di tingkat persekolahan (SD, SLTP, dan SLTA).
Dalam upaya meningkatkan kinerja profesional guru, yaitu membelajarkan siswa
dapat belajar ber-PKn dalam laboratorium demokrasi, guru PKn dapat menggunakan
pembelajaran portofolio sebagai salah satu alternatif pemecahan pembelajaran
yang inovatif, yang secara langsung menjadi wahana pembinaan nilai kepemimpinan
pada diri siswa dan secara tidak langsung menjadi wahana implementasi
pendidikan budi pekerti bagi siswa.
Model
pembelajaran portofolio-metode pemecahan masalah- dapat digunakan untuk
mengembangkan berbagai potensi kebermaknaan siswa, baik berkenaan dengan aspek
kognitif, afektif, maupun psikomotorik siswa, terutama pembinaan tatanan nilai,
yaitu kepemimpinan diri pada siswa. Model ini sangat potensial dalam
meningkatkan motivasi atau semangat belajar siswa, dengan tujuan agar siswa
menjadi A Good Young Citizenship yang berkualitas sebagai warga negara yang
cerdas, kreatif, partisipatif, prospektif, dan bertanggung jawab.
Penggunaan
model pembelajaran portofolio dalam pembelajaran PKn berimplikasi luas terhadap
khasanah piranti professional guru sebagai seorang fasilitator, director-motivator,
mediator, rekonstruktor pembelajaran bagi siswa, dalam upaya mengembangkan dan
membekali sejumlah keterampilan dan wawasan life skill kewarganegaraan siswa,
yaitu : civic life, civic skill, civic participation, yang wajib dimiliki oleh
setiap insan, agar siswa dapat hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
sesuai dengan hak dan kewajibannya.
DAFTAR PUSTAKA
Center for Indonesian Civic
Education. (1998). Kami Bangsa Indonesia. Bandung : Proyek Kewarganegaraan.
Djahiri, A.K. (2000). Model
Pembelajaran Portofolio Terpadu dan Utuh. Bandung : PPKnH UPI dan CICED.
ERIC Digest (2000).
"Portfolio Assessment". Arts-ED 3334603.
Popham, W.J. (1995). Classroom
Assessment : What Teachers Need to Know. USA : Allyn & Bacon - A Simon
& Schuster Company.
Stiggins, R.J. (1991).
Student-Centered Classroom Assessment. New York : MacMillan Cottage, Publishing
Company.
Winataputra, U.S. (1999).
Rancangan Perintisan Model Pembelajaran Portofolio di Delapan Propinsi. Bandung
: UT dan CICED.
0 Response to "Makalah Model Pembelajaran Portofolio dalam Pembelajaran PKn"
Post a Comment