Pemahaman Nilai-nilai Ajaran Islam dalam Kehidupan Sehari-hari
Pemahaman
Terhadap Nilai-nilai Ajaran Islam
a.
Pengertian pemahaman.
Pemahaman (comprehension) merupakan
kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu
diingat. Dengan kata lain memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat
melihatnya dari berbagai segi.[1]
Jadi pemahaman merupakan kemampuan untuk
menyerap arti ataupun maksud dari materi pelajaran yang telah dipelajari oleh
seseorang. Seseorang dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan
penjelasan ataupun uraian yang lebih rinci tentang apa yang telah diperolehnya
dengan menggunakan analisanya sendiri.
Adapun pemahaman yang dimaksud dalam
skripsi ini mengacu pada kata pemahaman sebagai salah satu tingkatan
kemampuan/tipe hasil belajar yang dicanangkan oleh Bloom atau terkenal dengan
istilah taksonomi Bloom yang termasuk dalam ranah kognitif.
Ranah kognitif rut Bloom segala upaya
yang menyangkut aktifitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam
ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berpikir mulai dari jenjang
terendah sampai jenjang yamg paling tinggi. Keenam jenjang yang dimaksud adalah
pengetahuan/hafalan/ingatan, pemahaman/comprehension, penerapan/, analisis,
sintesis dan penilaian/evaluation.[2]Yang
dimaksud pemahaman di sini adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan peserta
didik mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya.[3]
b. Pengertian nilai-nilai ajaran Islam
Yang dimaksud dengan nilai di sini adalah daya
pendorong dalam hidup yang memberi makna dan pengabsahan pada tindakan
seseorang.[4]
Menurut Muh. Zain nilai adalah sesuatu yang menurut
sikap suatu kelompok orang dianggap berharga bagi kelompok tersebut.[5]
Sedang menurut Zuhairini nilai adalah suatu pola normatif yang menentukan
tingkah laku yang didinginkan bagi suatu sistem yang ada kaitannya dengan
lingkungan sekitar.
Dari berbagai pengertian di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa nilai adalah suatu pola normatif yang dianggap penting yang
terkandung dalam sesuatu yang sesuai dengan sistem nilai .selanjutnya kata
islam menurut Abudin Nata berarti berserah diri, selamat sentosa atau memelihara
diri dalam keadaan selamat. Lebih lanjut Allah menggunakan nama islam untuk
nama alah satu agama yang diturunkan kepada nabi Muhammad. Dalam hubungan ini
Harun Nasution mengatakan islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan
oleh Allah kepada manusia melalui Nabi Muhammad
sebagai seorang Rasul.[6]
Dengan demikian yang dimaksud nilai-nilai ajaran islam
adalah suatu rahasia atau pola normatif menurut ajaran islam yang dianggap
penting atau bermanfaat bagi manusia.
Secara garis besar ajaran islam dibagi menjadi tiga
yaitu aqidah, syariah dan akhlak.[7]
Selanjutnya di bawah ini akan diuraikan secara singkat mengenai ketiga ajaran
tersebut, yakni:
1). Ajaran Aqidah.
Ajaran aqidah adalah aspek keyakinan yang dibentuk bagi seorang muslim untuk menganalisa
dan membenarkannya tanpa ragu-ragu. Aspek aqidah dalam ajaran islam mengajarkan
bahwa hanya Allah sebagai Tuhan Pencipta alam, Maha Kuasa, Maha Adil, dan telah
menjadikan manusia sebagai hamba dn makhluk yang harus mengabdi kepada-Nya dan
juga sebagai khalifah di muka bumi yang diberi daya penakluk dan penguasa di
muka bumi. Sebagai hamba Allah manusia harus tunduk secara mutlak kepada Allah,
sebagai khalifah bukan penguasa antar manusia dengan manusia akan tetapi adalah
penaklukan manusia terhadap alam dan ini untuk dimanfaatkan sebagai
kesejahteraan hidup manusia.[8]
2). Ajaran Syariah.
Islam mengandung ajaran syariah yang berarti islam
mengatur berbagi hubungan manusia, baik hubungan dengan sesama maupun hubungan
dengan sang Pencipta. Tujuan memelihara hubungan secara vertikal (dengan Tuhan)
untuk mencapai ridho-Nya dan tujuan memelihara hubungan horizontal ialah untuk
mencapai kebahagiaan dan kedamaian hidup di dunia dan di akhirat.[9]
3). Ajaran
Akhlak
Akhlak adalah sistem ukuran tentang perbuatan baik
atau buruk yang dapat dipahami dan diambil dari ajaran aqidah islam yang
memberi arti dan tujuan hidup bagi seorang muslim dengan sebenar-benarnya, maka
syariat islam menunjukkan arti kebaikan yang mesti dikerjakan dan dianjurkan
untuk mengerjakannya dan menunjukkan arti keburukan yang harus dijauhinya.
Semua menggambarkan adanya kata moral, penilaian terhadap segala tindakan dan
perbuatan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, dengan sesama manusia dan
dengan alam sekitar.[10]
Ketiga pokok ajaran islam tersebut telah dirumuskan
dalam kurikulum sekolah yang selanjutnya terintegrasi dalam salah satu bidang
studi yaitu bidang studi pendidikan agama islam.
Pengertian pendidikan agama islam sebenarnya tidak
jauh berbeda dengan pengertian pendidikan secara umum, hanya saja lebih
dikualifikasikan pada pembentukan kepribadian muslim sebagaimana dikemukakan
oleh para ahli, antara lain:
Ahmad D Marimba memberikan definisi tentang pendidikan
agama islam yaitu bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama
islam kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran islam.
Kepribadian utama yang dimaksud adalah kepribadian muslim, kepribadian yang
memiliki nilai-nilai agama islam, memilih dan memutuskan serta berbuat
berdasarkan nilai-nilai islam dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai- nilai
islam.[11]
Menurut Zuhairi, dkk., pendidikan agama islam adalah
usaha untuk membimbing ke arah pertumbuhan kepribadian peserta didik secara
sistematis dan pragmatis supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran islam, sehingga
terjalin kebahagiaan di dunia dan akhirat.[12]
Dari definisi di atas, dapatlah ditarik kesimpulan
bahwa pendidikan agama islam adalah suatu usaha dalam membimbing jasmani dan
rohani anak/peserta didik menuju ke arah pembentukan kepribadiannya sesuai dengan
ajaran islam, memilih, memutuskan dan berbuat sesuatu berdasarkan nilai-nilai
islam serta bertanggung jawab sesuai juga dengan nilai-nilai islam.
Adapun tujuan pendidikan yang harus dicapai oleh
pendidikan agama islam di sekolah adalah: meningkatkan keimanan, pemahaman,
penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama islam supaya menjadi
manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia
dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.[13]
Daftar Referensi
[1]
Anas sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2001),
hlm. 50
[2] ibid, hlm.49-50
[3] M.
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran ,
(Bandung: remaja Rosda Karya, 1994), hlm. 43-44
[4]
Djalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997),
hlm. 227
[5]
Muh. Zain, Pendidikan Islam, tinjauan Filosofis, ( Yogyakarta:
Sumbangsih, 1987) hlm. 67
[7]
Zuhairini, Filsafat Pendidikan islam, ( Jakarta: bumi Aksara, 1995),
hlm. 55
[8]
Mahmud Aziz Siregar, Islam untuk Berbagai Aspek Kehidupan, (Yogyakarta: Tiara
Wacana, 1999) hlm. 6
[9] Ibid,
hlm. 7
[10] Ibid,hlm.7
[11]
Ahmad D. Marimba, filsafat Pendidikan, hlm.23- 24
[12]
Zuhairini dkk., Filsafat Pedidikan Islam, hlm.27
[13]
DepDikBud RI., Lampiran II Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No
060/U/1993, Jakarta ,
1993, hlm. 1
0 Response to "Pemahaman Nilai-nilai Ajaran Islam dalam Kehidupan Sehari-hari"
Post a Comment