Image1

Implementasi Metode Sam'iyyah Syafawiyah dalam Pengajaran Bahasa Arab

Implementasi Metode Sam'iyyah Syafawiyah dalam Pengajaran Bahasa Arab
1.      Pengertian Metode Sam’iyyah Syafawiyah
Cara atau kemampuan aktif menyajikan pelajaran bahasa asing atau bahasa arab melalui latihan-latihan mendengar  atau menyimak dengan melalui proses penterjemahan kalimat demi kalimat dalam otaknya untuk memahaminya, kemudian diikuti dengan latihan-latihan mengucapkan kata-kata dan kalimat dalam bahasa asing(arab) yang sedang dipelajarinya, serta harus banyak latihan mendengar (drill) Dan berbicara baik melalui ucapan-ucapan sendiri, kaset vidio, televisi, film dan sebagainya. Yaitu metode ini dengan memanfaatkan aural-aural approach sebelum melalui  proses belajar membaca dan menulis.
Dalam praktek pengajaran menurut metode ini aspek-aspek menyimak (mendengarkan)  dan bercakap-cakap harus diajarkan terlebih dahulu sebelum aspek membaca dan menulis. Hal ini menunjukkan bahwa sejak awal kegiatan pengajaran, tujuan yang hendak dicapai ialah menguasai bahasa secara aktif (ke semua aspek kemahiran berbahasa). Memang yang ditekankan dalam tujuan metode ini adalah kemampuan berkomunikasi dalam bentuk percakapan dalam bahasa asing yang dipelajari..
Metode ini mengutamakan Ear Training dan Speak  Training yaitu   cara menyajikan pelajaran bahasa asing melalui latihan-latihan mendengarkan. Kemudian diikuti dengan latihan-latihan mengucapkan kata-kata dan  kalimat dalambahhasa asing yang sedang dipelajari                
2.      Deskripsi prosedur metode Sam’iyyah Syafawiyah.
Keterampilan-keterampilan disajikan secara urut dari keterampilan menyimak (الإستماع مها رة), keterampilan berbicara (الكلام مهارة), keterampilan membaca (القرأة مهارة), dan yang terakhir keterampilan menulis  (الكتا بة مهارة) urutan-urutan tersebut merupakan bahasa versi metode audio lingual.
Sesuai dengan prinsip diatas, langkah-langkah penyajian materi menurut metode ini sebagai berikut :
a.       Penyajian dialog/bacaan, dilakukan oleh guru, pelajar menyimak dan tidak melihat pada teks.
b.      Peniruan dan penghafalan, meniru bacaan, dilakukan dengan teknik meniru setiap kalimat secara serempak dan menghafalkan kalimat-kalimat itu. Teknik ini disebut mim-mem tehnique.
c.       Pengajaran pola kalimat dalam dialog/bacaan yang dianggap guru sukar karena terdapat dalam struktur atau ungkapan ini dilatih dengan teknik dill. Dengan teknik ini dilatih struktur dan kosa kata
d.      Dramatisasi dari dialog/bacaan yang sudah dilatih diatas. Pelajar yang sudah hafal disuruh memperagakan dimuka kelas.
e.       Pembentukan kalimat-kalimat lain yang sesuai pola-pola kalimat yang sudah diberikan. 
3.      Pengajaran bahasa arab
a.       Bahasa Arab sebagai bahasa asing
Sekilas tentang bahasa arab : Mustofa al-Gulayani dalam bukunya Jami’ud durus al-Arabiyah  mendeskripsikan bahasa arab sebagai berikut:
Dan bahasa arab adalah yang digunakan oleh orang Arab untuk mengekspresikan maksud dan tujuannya. Bahasa Arab sampai pada kita dengan jalan turun temurun. Bahasa tersebut sangat istimewa karna dapat kepercayaan untuk dapat melestarikan ayat-ayat al-qur’an dan hadits, hikmah-hikmah dari para sahabat dan karangan baik prosa puisi.”

Bahasa ini merupakan rumpun bahasa-bahasa Smit, dimana bahasa  Smit meliputi lima kelompok bahasa. Yaitu bahasa Akadiah, bahasa kan’an, bahasa Aram, bahasa Etofia dan bahasa Arab itu sendiri. Namun diantara bahasa-bahasa Smit tersebut yang tetap bertahan dan tetap tersebar hingga sekarang adalah bahasa arab. Sepertinya bahasa-bahasa lain, bahasa arab merupakan “social fact”(gejala sosial) maka bahasa arab mau tidak mau harus tunduk pada hukum perubahan dan karena itu berkembang terus menerus selaras dengan perkembangan masyarakat sepanjang masa.
Mempelajari bahasa asing seperti bahasa arab di sekolah atau madrasah dan pesantren, akademik, serta perguruan tinggi merupakan kepandaian khusus. Tetapi kemungkinan  puluhan ribu saja yang berhasil baik dan mencapai tujuan dari mempelajari bahasa itu. Mengapa demikian? Sebab pertama dan utama karena orang mempelajari bahasa asing itu sebelumnya sudah memiliki pengalaman bahasa ibu (bahasa pertama) ketika si-anak mempelajari bahasa asing sebenarnya ia menghadapi masalah yang sama yaitu melalui tahap-tahap pengenalan pendengaran dan pengucapan, akan tetapi  dalam wujud metode misalnya perbedaan dalam segi suara, kosa kata kalimat bahkan juga dalam bahasa tulisan semuanya itu akan berbeda dengan unsure-unsur bahasa pelajar (bahasa ibu/nasional) karena tidak ada dua bahasa yang unsur-unsur strukturnya sama.
Jadi boleh dikatakan proses mempelajari bahasa arab sebagai bahasa asing bagi orang Indonesia merupakan usaha untuk membentuk dan membina kebiasaan baru secara sadar, sedangkan ketika mempelajari bahasa ibu proses belajar itu berlangsung secara alamiah atau tanpa disadari. Jika seorang pelajar \sudah mendapatkan pengetahuan tentang gramatika bahasanya sendiri  ia akan berusaha pula mendapatkan hal-hal yang sama ketika ia mempelajari bahasa asing.            


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Implementasi Metode Sam'iyyah Syafawiyah dalam Pengajaran Bahasa Arab"

Post a Comment