Image1

Faktor Penghambat Pembelajaran Bahasa Arab yang wajib anda tahu

Faktor Penghambat Pembelajaran Bahasa Arab yang wajib anda tahu| Faktor yang mempengaruhi Belajar Bahasa Arab
 Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang kompleks dan terpadu yang terdiri dari beberapa faktor pengajaran antara lain: faktor tujuan, faktor guru, faktor siswa, faktor media pengajaran, faktor lingkungan, kelima faktor itu menjadi satu kesatuan yang membentuk satu sistem.
a.       Tujuan
Faktor tujuan adalah sasaran yang akan dicapai dalam proses belajar mengajar bahasa Arab. Oleh karena itu seluruh faktor pengajaran tersebut pada dasarnya diarahkan pada tujuan pengajaran bahasa yang telah dirumuskan.

Berkaitan dengan pengajaran bahasa Arab ada tujuan yang hendak dicapai. Tujuan itu adalah tujuan instruksional. Sebelum membicarakan tentang tujuan instruksional, penulis menjelaskan lebih dahulu tentang tujuan pendidikan dan pengajaran secara hirarkis:
1)      Tujuan umum
Yaitu tujuan pendidikan yang berlaku untuk seluruh lembaga pendidikan, oleh karena itu tujuan umum pendidikan sering pula disebut tujuan pendidikan nasional yang menjadi induk bagi semua tujuan pendidikan lainnya. Untuk negara Indonesia, tujuan pendidikan nasional tercantum dalam TAP MPR No. II/1983 Bab IV. Dalam UU RI No.2 tahun 1989 tentang pendidikan nasional disebutkan bahwa:
Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, dan berbudi luhur memiliki pengetahuan dan keterampilan. Kesehatan jasmani dan rohani. Kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. [1]
2)      Tujuan Institusional
Tujuan ini merupakan tujuan institusi lembaga pendidikan tertentu, sesuai dengan jenis dan tingkatan masing-masing. Tujuan institusional ini tercantum dalam kurikulum sekolah atau lembaga pendidikan dan pengembangan secara umum.
3)      Tujuan Kurikuler
Yaitu tujuan tiap-tiap bidang atau mata pelajaran untuk sekolah tertentu. Tujuan ini juga disebut sebagai tujuan kurikulum sekolah yang menurut bidang studi.
4)      Tujuan Instruksional
Tujuan instruksional dapat dibedakan menjadi 2 macam:
a)      tujuan instruksional umum
tujuan instruksional yang bersifat umum.baik dalam cakupan maupun istilah yang dipergunakan dan sudah dirumuskan dalam kurikulum.
b)      Tujuan instruksional khusus
Tujuan ini merupakan penjabaran dari tujuan instruksional umum. Tujuan instruksional khusus (TIK) merupakan tujuan yang hendak dicapai dan dirumuskan secara spesifik serta operasional.
b.      Guru
Guru sebagai fasilitator hendaknya memiliki dasar-dasar pengetahuan, pemahaman yang baik, kualitas para pengajar menemukan keberhasilan pelaksanaan suatu metode yang sudah dianggap tepat.
Untuk lebih idealnya, seorang guru bahasa dilengkapi dengan pengetahuan analisa bahasa minimal pengetahuan praktis tentang pola-pola bunyi dan pola-pola gramatika bahasa asing dan pengetahuan tentang perbedaannya yang utama.[2]
Sedangkan  untuk menjadi guru bahasa Arab yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1)      Telah mempunyai dasar pendidikan dan pengetahuan mengajar
2)      Mengetahui bahasa Arab dengan baik serta metode pengajarannya.
3)      Mencintai profesinya sebagai pengajar dan dapat menanamkan pada murid rasa cinta pada bahasa Arab
4)      Penuh fasilitas dan terbuka menghadapi murid sehingga kaku dan menjemukan di samping ia dapat memikat untuk diperlihatkan dan dicintai murid.
5)       Dapat mengemukakan ciri-ciri khas bahasa perantara (bahasa murid), persamaan-persamaannya dengan bahasa Arab, dan dapat mengetahui kesulitan-kesulitan pada masing-masing bahasa.
6)      Mengenal negeri-negeri Arab dari segi kebudayaan, sosial dan politik serta ekonominya.[3]
c.       Siswa
Siswa adalah satu faktor yang harus ada dalam setiap kegiatan proses belajar mengajar.
Adapun fungsi siswa dalam proses mengajar adalah sebagai subyek dan obyek, sebagai subyek karena siswa ikut menentukan hasil belajar dan sebagai obyek karena siswa lah yang menjadi sasaran pengajaran atau yang langsung menerima pengajaran dari guru.
Keterlibatan siswa dalam belajar erat kaitannya dengan sifat-sifat murid, baik yang bersifat kognitif seperti kecerdasan dan bakat maupun yang bersifat efektif seperti motivasi, rasa percaya diri dan minatnya.[4]
Siswa sebagai individu memiliki sifat, watak, keinginan, minat, motivasi, dan latar belakang. Kesemuanya itu bisa disebut karakteristik di mana berbagai faktor karakter banyak mempengaruhi faktor keberhasilannya.[5]
              d.      Metode
Salah satu yang sangat penting dalam pengajaran bahasa Arab adalah metode. Berhasil atau tidaknya pengajaran bahasa Arab tergantung metode, sedangkan metode adalah rencana menyeluruh penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan.[6]
Metode yang tepat bisa menunjang keberhasilan dari tujuan  yang telah direncanakan dalam  proses belajar mengajar, untuk itu metode harus sesuai dengan situasi dan kondisi sesuai dengan tujuan pengajaran, dalam memilih macam-macam metode tergantung pada faktor yang mempengaruhi:
1)      Metode Langsung (Direct Method)
Direct artinya langsung. Direct metod atau metode langsung adalah suatu cara menyajikan materi pelajaran bahasa asing dimana guru langsung menggunakan bahasa tersebut sebagai bahasa pengantar dan tanpa menggunkan bahasa asing anak didik sedikitpun dalam mengajar.[7]
Ciri pokok dalam pendekatan adalah:
a.       penguasaan BT secara lisan agar pelajar bisa berkomunikasi dalam BT.
b.      Materi pelajaran berupa buku teks yang berisi daftar kosa kata dan penggunaannya dalam kalimat.
c.       Kaidah-kaidah bahasa diajarkan secara induktif, yaitu berangkat dari contoh-contoh kemudian diambil kesimpulan
d.      Kata-kata kongkrit diajarkan melalui demonstrasi, peragaan, benda langsung dan gambar, sedangkan kata-kata abstrak melalui asosiasi, konteks dan definisi
e.       Kemampuan komunikasi lisan dilakukan secara cepat melalui tanya jawab yang terencana dalam pola interaksi yang bervariasi.[8]
2)      Metode Gramatika Terjemah
Metode ini merupakan gabungan antara metode gramatika dengan metode menerjemah (translations), ciri pokok dalam pendekatannya adalah:
a.       penekanan metode pada masalah reading atau membaca, menulis, terjemahan dan percakapan.
b.      Tata bahasa disajikan secara deduktif yaitu melalui dengan penyajian kaidah diikuti dengan contoh-contoh dan dijelaskan secara rinci dan panjang lebar
c.       Kosa kata tergantung pada bacaan yang dipilih
d.      Kegiatan belajar terdiri dari penghafalan kaidah-kaidah tatabahasa, penterjemahan kata-kata tanpa kalimah (konteks), kemudian penerjemahan bacaan-bacaan pendek, penafsiran.[9]
3)      Metode Campuran (electric Methods)
Electric diartikan campuran, kombinasi atau gado-gado dalam bahasa Indonesia (metode-metode Pilihan)
Jadi metode electrik adalah cara menyajikan bahan pelajaran bahasa asing di depan kelas melalui macam-macam kombinasi beberapa metode misalnya: metode direct dengan menggunakan grammer translation bahkan dengan metode reanding sekaligus diterapkan dalam suatu kondisi. Pengajaran, melalui metode ini siswa banyak diberi latihan-latihan misalnya: latihan bercakap-cakap dalam bahasa asing, dapat dilakukan oleh sesama (per individu atau per kelompok) diantara siswa, atau guru dengan siswa. Tema percakapan sesuai dengan perbendaharaan kata-kata yang telah mereka kuasai.[10]
4)      Metode dwi bahasa (Dwi Language Method)
Metode ini adalah kelanjutan dari congnate method, yaitu berdasarkan persamaan dan perbedaan antara kedua bahasa dalam hal ini atas perbandingan bahasa pelajar dengan bahasa asing yang dipelajari hanya perbandingan tidak terbatas pada kata-kata saja tetapi juga sistem bunyi gramatika kedua bahasa tersebut.
e.   Materi
Yaitu substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar mengajar tanpa materi proses belajar mengajar tidak akan berjalan lancar, karena itu guru akan mengajar pasti memiliki dan menguasai bahan pelajaran atau materi.
1.      Materi pokok
Adalah bahan pelajaran atau materi yang menyangkut bidang studi yang dipegang oleh guru sesuai dengan profesinya.
2.      Materi penunjang/pelengkap
Adalah bahan pelajaran atau materi yang membuka wawasan guru agar di dalam mengajar dapat menunjang penyampaian bahan pelajaran pokok.
Materi menurut Suharsini Arikunto merupakan unsur inti yang ada didalam kegiatan belajar mengajar, karena memang bahan pelajaran atau materi itulah yang diupayakan untuk dikuasai oleh anak didik.
Dengan demikian, materi merupakan komponen yang tidak bisa diabaikan dalam pengajaran, sebab materi adalah inti dalam proses belajar mengajar yang akan disampaikan kepada anak didik[11]
              f.    Fasilitas
Adalah sesuatu yang mendukung atau yang menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Fasilitas merupakan masalah yang esensial dalam pemulihan dan pengajaran, seperti yang dikemukakan Prof Dr. Sutari Imam Barnalis. “faktor alat-alat segala sesuatu yang langsung dapat membantu terlaksananya tujuan pendidikan.[12]
Fasilitas ini terwujud 1) ruang belajar yang jumlahnya memadai berdasarkan ruang kelas. 2) Ruang tata usaha, ruang pengajar dan ruang perpustakaan yang kesemuanya itu diperlukan untuk kelancaran kerja. 3) alat-alat peraga yang semuanya itu diperlukan untuk aural-oral approach dalam rangka menerapkan metode.
3.      Penyebab kesulitan belajar bahasa arab.
Sebagai bahasa dunia Islam yang dipelajari banyak negara termasuk Indonesia, dan sudah banyak orang Indonesia belajar bahasa arab, tetapi masih belum seperti yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena proses mempelajari bahasa arab bagi orang Indonesia merupakan untuk membentuk dan memahami ajaran agama dengan baik.
Adapun prinsip dalam mempelajari bahasa asing adalah persamaan-persamaan antara bahasa pelajar dengan bahasa asing yang dipelajari akan menimbulkan kemudahan dan sebaliknya perbedaan akan menyebabkan kesulitan.
Mengingat prinsip tersebut diatas, sebaliknya seorang guru sebelum mengajar dikelas terlebih dahulu membuat program tentang perbedaan-perbedaan tata bunyi, kosakata, tatakalimat, tulisan, karena perbedaan ini merupakan masalah dalam pengajaran bahasa arab tersebut.
Pada dasarnya orang Indonesia yang mempelajari bahasa arab menemui problem yang harus diatasi baik yang bersifat linguistik maupun non linguistik.
                        1.      Hambatan yang bersifat linguistik
a)      Tata bunyi
Dalam belajar sistem bunyi sebuah bahasa asing orang akan mendapatkan bahwa bunyi bahasa yang mirip dengan bahasa ibu, menguasai bunyi, bunyi bahasa semacam ini tercapai cukup transfer saja, tetapi apabila bunyi-bunyi tidak merupakan bagian dari sistem bunyi bahasa Ibu, proses penyusunan bunyi-bunyi semacam ini berjalan lebih lambat dan kesukaran-kesukaran yang dihadapi lebih serius, sebenarnya penguasaan terhadap bunyi-bunyi yang dinamakan penyusunan bahasa asing.[13]
b)      Kosa kata
Kosakata dikatakan bermanfaat bagi pelajar Indonesia, karena telah banyak bahasa Arab yang telah masuk menjadi kosa kata bahasa Indonesia, dalam hal ini menjadi masalah bagi kita yang mempelajari bahasa arab karena adanya transfer ke dalam bahasa arab.


c)      Tata kalimat
Perbedaan dari segi tata kalimat juga membawa masalah dalam mempelajari bahasa arab. Karena sedikitnya berubah harokat atau berubah bunyi dan ini akan menimbulkan perubahan arti dari yang dimaksud dan dalam tata kalimat ini erat hubungannya dengan kaidah bahasa Arab yang disebut nahwu.
                                          2.                        Hambatan yang bersifat non linguistik
Perbedaan sosio kultural antara bangsa kita dengan bahasa arab, akan mempengaruhi perbedaan-perbedaan bahasa indonesia dengan bahasa arab. Dengan adanya perbedaan tersebut akan menimbulkan ungkapan-ungkapan, istilah-istilah dan nama benda yang berbeda pula. Disamping itu faktor guru yang tidak qualified, murid yang mempunyai minat belajar, penggunaan metode yang tepat, lingkungan yang tidak membantu serta fasilitas yang tidak memadai akan sangat menghambat terutama dalam teknik pelaksanaan pengajaran bahasa Arab di kelas.[14]








[1] UU RI No, 2 tahun 1989, “Sistem Pendidikan Nasional dan penjelasannya”, (Intan Pariwara) hal. 8-9.
[2] Umar Assasudin Sholeh, “Preoblematika Pengajaran Bahasa Arab”, (Yogyakarta: Nur cahya, 1982), hal. 57.
[3] Ibid., hal. 11.
[4] Drs. H. Muhammad Usman, Menjadi guru Profesional, (bandung: PT remaja Rosda Karya 1990), hal. 27
[5] Ibid.,.
[6] Ahmad Fuad Efendi, Metodologi pengajaran Bahasa Arab, (Malang: Penerbit Miskat, 2004), hal. 6.
[7] Kyai Yusuf, Metode pengajaran Bahasa Arab, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995) hal. 152
[8] ibid, hal 171
[9] Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang: Miskat, 2004) hal. 31
[10] ibid., hal. 69
[11] Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar,” (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), hal. 50-51
[12] Depag. RI., Op. Cit,. hal. 206
[13] TRobert Lado, Ph.d, Linguistk Diberbagai Budaya, Soejono Darjo Wijoyo, Ph.d. (Bandung: Ganaco, 1979), hal. 14
[14] Ibid., hal. 92

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Faktor Penghambat Pembelajaran Bahasa Arab yang wajib anda tahu"

Post a Comment