Makalah Metode Pembelajaran Hadits
Metode Pembelajaran
al-Qur'an hadits
Sebagaimana
telah dijelaskan di atas bagaimana pentingnya sebuah metode, karena bagaimana
pun baiknya alat (materi) tidak akan tepat bila metode atau cara yang
digunakannya salah. Oleh karena itu bagi seorang guru yang mengemban tugas
sucinya harus benar-benar mengetahui dan menguasai metode-metode pembelajaran
yang tepat bagi siswa.
Secara
umum metode yang digunakan dalam pembelajaran Qur'an Hadits sama dengan
metode-metode pembelajaran lainnya. Banyak metode yang ditawarkan para pakar
pendidikan antara lain metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi,
metode pemberian tugas, metode latihan dan lain-lain (Zuhairini, 1983 : 80-
108). Semua metode ini tentu tidak bisa dipilih mana yang paling baik, karena
setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Metode yang satu mungkin
cocok untuk suatu materi tetapi belum tentu pas untuk materi lain. Oleh karena itu sebaiknya metode bukan diukur
baik-atau tidaknya melainkan tepat atau tidaknya sesuai dengan tujuan. (Syamsuddin
Asyrofi, 1999 : 4)
Untuk
lebih jelasnya, sebagai kerangka teoritik dalam menganalisa kesesuaian materi
dengan metode pembelajaran al-Qur'an Hadits, maka dalam hal ini penulis
menggunakan kerangka teoritik yang berkenaan dengan metode pengajaran yang
biasa digunakan untuk mengajarkan keagamaan.
1)
Metode ceramah
Metode ceramah adalah suatu metode dalam pendidikan di mana
cara menyampaikan pengertian-pengertian materi kepada anak didik dengan jalan
penerangan dan penuturan secara lisan. (Zuhairini dkk, 1983 : 83).
Sementara Armai Arif (2002 : 135)
mendefinisikan metode ceramah sebagai cara penyampaian materi pelajaran dengan
cara penuturan lisan kepada khalayak ramai.
Hal ini senada dengan yang diungkapkan Ramayulis bahwa metode ceramah
adalah penerangan dan penuturan secara lisan guru terhadap murid-murid di
ruangan kelas.
Dari definisi-definisi tersebut dapat diambil benang merah
bahwa pada intinya metode ceramah adalah metode pembelajaran yang disampaikan
dengan cara menerangkan dengan lisan.
Dalam hal ini metode ceramah dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a)
Langkah Persiapan
Langkah
persiapan di sini adalah menjelaskan tentang tujuan pelajaran dan pokok-pokok
masalah yang akan dibahas dalam pelajaran tersebut kepada siswa. Selain itu
guru memperbanyak bahan apersepsi untuk membantu mereka memahami pelajaran yang
akan disajikan.
b)
Langkah penyajian
Pada
tahap ini guru menyajikan bahan yang berkenaan dengan pokok-pokok masalah.
c)
Langkah Generalisasi
Dalam
hal ini unsur yang sama dan berlainan dihimpun untuk mendapatkan kesimpulan-kesimpulan
mengenai pokok-pokok masalah.
d)
Langkah aplikasi penggunaan
Pada
langkah terakhir ini kesimpulan atau konklusi yang diperoleh digunakan dalam
berbagai situasi sehingga nyata makna kesimpulan itu. (Armai Arif, 2002 :
137-138)
Selain itu ada syarat-syarat tertentu untuk memilih metode
ceramah antara lain :
a)
Guru yang menyampaikan metode ini
adalah guru yang baik dan berwibawa serta mempunyai pengetahuan dan wawasan
yang luas.
b)
Bahan pelajaran yang akan
disampaikan terlalu banyak, sementara alokasinya sedikit.
c)
Bahan yang akan disampaikan
merupakan topik baru yang mengandung informasi, penjelasan atau uraian.
d) Tidak ditemukan bahan yang akan disampaikan di dalam buku yang
akan dipergunakan oleh anak didik.
e)
Apabila tidak ada media lain
kecuali lisan.
f)
Guru adalah seorang orator yang
mahir dan bersemangat serta dapat menarik dan merangsang perhatian murid.
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa kita tidak bisa
menilai metode mana yang paling baik, karena mempunyai nilai kelebihan dan
kekurangan, begitu juga dengan metode ceramah yang antara lain sebagai berikut
:
a)
Kelebihan
1.
Dalam waktu singkat materi dapat sampaikan sebanyak-banyaknya.
2.
Organisasi kelas lebih sederhana.
3.
Guru dapat menguasai seluruh
kelas.
4.
Apabila penceramah berhasil baik,
dapat menimbulkan semangat, kreasi yang konstruktif yang merangsang murid-murid
untuk melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan.
5.
Metode ini lebih Fleksibel dapat
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi. Jika mari banyak, waktu sedikit, bisa
disampaikan hal-hal yang pentingnya saja. (Zuhairini, Abdul Ghafur dan
Slamet As. Yusuf, 1983 : 98)
b)
Kekurangan
1.
Interaksi cenderung bersifat centred
(berpusat pada guru).
2.
Guru kurang dapat mengetahui
dengan pasti sejauh mana siswa telah menguasai bahan ceramah.
3.
Mungkin saja siswa memperoleh
konsep-konsep lain yang berbeda dengan apa yang dimaksudkan guru.
4.
Siswa kurang menangkap apa yang
dimaksudkan oleh guru, jika ceramah berisi istilah-istilah yang kurang/tidak
dimengerti oleh siswa dan akhirnya mengarah pada verbalisme.
5.
Tidak memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memecahkan masalah. Karena siswa diarahkan untuk mengikuti pikiran
guru.
6.
Kurang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengembangkan kecakapan dan kesempatan mengeluarkan
pendapat.
7.
Guru lebih aktif sedangkan murid
pasif. (Armai Arif, 2002 :140)
2)
Metode Tanya Jawab
Metode
tanya jawab adalah penyampaian pelajaran
dengan jalan guru mengajukan pertanyaan dan murid menjawab. Metode ini
digunakan untuk mengontrol dan mengevaluasi sejauh mana siswa dapat memahami
materi yang disampaikan. Metode ini diarahkan untuk merangsang anak agar
perhatiannya terarah kepada masalah yang sedang dibicarakan (Zuhairini dkk,
1983 : 86). Metode ini mempunyai
kelebihan yaitu berpengaruh pada suasana kelas yang akan lebih hidup tidak
monoton dan juga untuk mengarahkan proses berpikir siswa. Hanya saja metode ini
membuka untuk terjadinya perbedaan pendapat, dan hal ini akan banyak
menghabiskan waktu.
3)
Metode Diskusi
Metode
diskusi adalah sebuah cara yang dilakukan dalam mempelajari bahan atau menyampaikan
materi dengan jalan mendiskusikannya, dengan tujuan dapat menimbulkan
pengertian serta perubahan tingkah laku pada siswa.(Zuhairini dkkk, : 89).
Metode ini tepat digunakan untuk menumbuhkan sikap transparan dan toleran bagi
peserta didik, karena ia terbiasa mendengarkan pendapat orang lain sekalipun
pendapat tersebut berbeda dengan pendapatnya. Metode ini juga bertujuan untuk
mencari berbagai masukan dalam memutuskan
sebuah atau beberapa permasalahan secara bersama dan juga untuk
membiasakan siswa berpikir secara logis dan sistematik. Keunggulan metode ini
adalah dapat menaikkan prestasi kepribadian
individu seperti : sikap toleransi, demokrasi, berfikir kritis,
sistematis, sabar dan sebagainya. Sementara kekurangan metode ini adalah akan
menyita banyak waktu, sehingga penyampaian materi tidak tersampaikan.
4)
Metode Latihan/Drill
Zuhairini mendefinisikan metode drill sebagai suatu metode
dalam pengajaran dengan jalan melatih anak didik terhadap bahan pelajaran yang
sudah diberikan. Sedangkan menurut Roestiyah NK, adalah suatu teknik yang dapat
diartikan dengan suatu cara mengajar di mana siswa melaksanakan latihan-latihan
agar memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang
telah dipelajari (Roestiyah NK, 1991 : 125). Lebih jauh Zakiyah Daradjat
mengatakan bahwa penggunaan istilah "latihan" sering disamakan dengan
istilah "ulangan" padahal maksudnya berbeda. Latihan dimaksudkan agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat
menjadi milik anak didik dan dikuasai sepenuhnya. Sedangkan ulangan hanya
sekedar untuk mengukur sejauh mana ia menyerap pelajaran tersebut.(Zakiyah
Daradjat dkk, 1995 : 302).
Metode latihan ini mempunyai kelebihan antara lain dalam
waktu yang relatif singkat, dapat diperoleh penguasaan dan ketrampilan yang
diharapkan, para murid akan memiliki pengetahuan yang siap pakai, dan akan
tertanam pada setiap pribadi anak kebiasaan belajar secara rutin dan disiplin.
Sementara kekurangan dari metode ini adalah dapat menghambat perkembangan daya
inisiatif siswa dan kurang memperhatikan relevansinya dengan lingkungan dan
lain-lain. (Armai Arif, 2003 : 178)
5)
Metode Problem Solving
Metode problem solving adalah suatu metode dengan cara
melatih siswa untuk menghadapi masalah-masalah dari yang paling sederhana
sampai pada masalah yang lebih komplek. Metode ini tepat digunakan apabila
pelajaran dimaksudkan untuk melatih siswa berfikir kritis dan analitis dan
dimaksudkan untuk melatih keberanian siswa untuk bertanggungjawab dalam
menghadapi masalah-masalah kehidupan kelak di masyarakat. (Zuhairini dkk, 1983
: 110)
0 Response to "Makalah Metode Pembelajaran Hadits"
Post a Comment