Makalah Psikologi Pendidikan Komunikasi yang Efektif
MENGEMBANGKAN KOMUNIKASI YANG
EFEKTIF
DALAM KONSELING LINTAS BUDAYA
A. Komunikasi
Yang Efektif
Secara luas komunikasi adalah
setiap bentuk tingkah laku seseorang baik verbal maupun non verbal yang
ditanggapi oleh orang lain. Secara sempit komunikasi diartikan sebagai pesan
yang dikirimkan seseorang kepada satu atau lebih penerima dengan maksud sadar
untuk mempengaruhi tingkah laku penerima.
Komunikasi disebut efektif
apabila penerima menginterpretasikan pesan yang diterimanya sebagaimana
dimaksudkan oleh pengirim. Menurut Johnson (1981) ada 3 syarat yang harus
dipenuhi dalam mengirimkan pesan secara efektif, yaitu :
1.
Mengusahakan agar pesan-pesan yang dikirimkan mudah dipahami.
2.
Pengirim pesan harus memiliki kredibilitas di mata penerima.
3.
Berusaha mendapatkan umpan balik secara optimal tentang pengaruh
pesan pengirim dalam diri penerima.
B. Peran
Konselor Untuk Mengembangkan komunikasi Yang Efektif Dalam Konseling Lintas
Budaya
Dalam konseling lintas budaya
yang melibatkan klien dan konselor yang berbeda budaya, masalah komunikasi
merupakan hal yang sangat penting, mengingat dalam konseling lintas budaya
banyak hambatan yang terjadi karena pemahaman dan perbedaan bahasa dalam
berkomunikasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Pederson yang dikutip oleh Prayitno
dan Erman Amti (1994) bahwa ada 5 macam sumber hambatan yaitu:
1. Perbedaan
bahasa,
2. Komunikasi non verbal,
3. Stereotipe,
4. Kecenderungan
menilai dan
5. Kecemasan.
Untuk
mengatasi hambatan perbedaan bahasa tersebut, maka konselor sangat berperan
untuk mengembangkan kemampuan dan kredibilitasnya agar komunikasi dalam
konseling berjalan efektif.
Dalam
proses konseling penggunaan bahasa ini mencakup bahasa verbal maupun non
verbal. Dalam menggunakan bahasa verbal, konselor harus memahami logat, sastra,
tata krama, rasa bahasa agar komunikasi yang terjalin lebih efektif. Sedangkan
dalam bahasa non verbal, konselor perlu memahami bentuk-bentuk ekspresinya
karena banyak komunikasi yang menggunakan bahasa non verbal seringkali tidak
disadari seperti gesture tubuh, ekspresi wajah yang sangat halus serta
gerakan-gerakan lain. Padahal, semua ekspresi non verbal tersebut membawa
pesan-pesan tertentu dari orang yang diajak berkomunikasi.
Sue
(1981 : 52) mengemukakan aspek yang penting bagi konselor dalam konseling
lintas budaya yang efektif yaitu kredibilitas dan daya tarik. Konselor yang
dipandang klien memiliki kredibilitas dan daya tarik akan menumbuhkan
kepercayaan, motivasi untuk bekerja dan kemampuan berkomunikasi yang efektif
agar klien lebih terbuka. Hal-hal tersebut menjadi kondisi yang penting bagi
konseling yang efektif. George dan Christiani (1981) mengemukakan ciri-ciri
konselor yang efektif, yaitu:
1.
Membuka diri dan menerima pengalaman sendiri.
2.
Menyadari akan nilai dan pendapatnya sendiri.
3.
Bisa membina hubungan hangat dan mendalam dengan orang lain.
4.
Bisa membiarkan diri sendiri dilihat orang lain sebagaimana
adanya.
5.
Menerima tanggung jawab pribadi dari perilakunya sendiri.
6.
Mengembangkan tingkatan apresiasi yang realistik.
Walaupun
pola komunikasi dalam konseling umumnya menghendaki keterbukaan dan keaktifan
klien. Namun, dalam budaya masyarakat tertentu, termasuk Indonesia yang
umumnya paternalistik sangat menghargai orang tua dan pemimpin. Sehingga kalau
klien diminta memulai berbicara umumnya merasa tidak enak dan tidak sopan. Oleh
karena itu, pada proses komunikasi ini dituntut sensitivitas konselor dan
kemampuan konselor dalam memahami klien agar klien dapat terbuka dan tidak
malu-malu dalam berkomunikasi.
Selain
itu, dalam proses konseling, ada 2 hal penting yaitu pemeriksaan akan
pencerahan klien dan menyampaikan pemahaman secara akurat. Dalam upaya memahami
klien, konselor harus tampil secara luwes dan postur yang tidak dibuat-buat,
mendengarkan dan memperhatikan ucapan-ucapan klien. Cara memeriksa klien untuk
memahami itu, harus dikomunikasikan secara benar. Setelah memahami klien,
pemahaman tersebut harus dikomunikasikan secara akurat, supaya klien tahu bahwa
konselor telah memahami keadaan dirinya. Dalam hal ini tugas konselor adalah
menuliskan atau menyampaikan pemahaman tersebut dengan bahasa yang mudah dipahami
klien.
C.
Kesimpulan
Inti
pelayanan proses konseling lintas budaya adalah "komunikasi" antara
konselor dan klien. Namun, dalam proses komunikasi ini sering terjadi
hambatan karena kurangnya pemahaman dan
perbedaan bahasa. Untuk itu, konselor sangat berperan dalam mengembangkan
bagaimana komunikasi yang efektif dalam konseling lintas budaya.
Efektivitas
seorang konselor dalam memberikan konseling tidak semata-mata ditunjukkan oleh
kehandalan penguasaan teoritis, tetapi kiranya tidak kalah pentingnya adalah
bagaimana ketrampilan konselor untuk mampu mengembangkan kemampuannya agar
tercipta komunikasi yang efektif, baik menggunakan bahasa verbal maupun non
verbal. Hal itulah yang menuntut konselor untuk memiliki kepekaan budaya dan
kredibilitas agar dapat menjalankan tugasnya secara profesional.
DAFTAR PUSTAKA
Supratiknya,
A. 1995. Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta :
Kanisius
Jumarin,
M. 2002. Dasar-Dasar Konseling Lintas Budaya. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
0 Response to "Makalah Psikologi Pendidikan Komunikasi yang Efektif"
Post a Comment