Image1

Makalah Pendidikan: Relevansi Contextual Teaching and Learning dengan KBK

RELEVANSI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
 DENGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
Oleh : U. Kusnadi, S.Pd. I§

Awal 2004 adalah awal yang penuh harap-harap cemas bagi dunia pendidikan Indonesia yaitu mulai diberlakukannya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Di satu sisi dengan perubahan kurikulum ini kita berharap banyak agar mutu dan kualitas pendidikan Indonesia betul-betul mampu memberikan kompetensi bagi siswa. Di sisi lain meskipun sistem boleh dibilang bagus, namun bila pelaksana sistem dan faktor lainnya kurang mendukung maka KBK menurut Suyanto kemungkinan bukan lagi menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi melainkan Kurikulum Bakalan Konyol. Tapi setidaknya perubahan ini tetap memberikan angin segar terhadap dunia pendidikan di Indonesia untuk lebih berbenah diri dalam peningkatan kualitas pendidikan.
Perubahan kurikulum ini merupakan usaha penyempurnaan kurikulum sebelumnya yang menurut para pakar terlalu padat, tidak sesuai dengan kebutuhan anak, memberatkan anak, merepotkan guru, dan sebagainya. Sehingga kurikulum 1994 tidak melahirkan unjuk kerja siswa secara bermakna. Oleh karena itu menurut Prof. Suyanto KBK harus berjanji dan bersumpah untuk memperbaiki kenyataan yang memilukan bahwa siswa kita sebagian besar tidak memiliki pengalaman yang bermakna selama proses belajar mereka.
Pemberlakuan KBK secara otomatis berpengaruh terhadap komponen pengajaran lainnya. Materi berubah sesuai dengan tuntutan kurikulum, metode berubah sesuai dengan tujuan dan jenis materi. Maka setiap kali ganti kurikulum senantiasa diiringi dengan tawaran pendekatan yang digunakan. Seperti halnya lahirnya KBK ini diiringi dengan ide penerapan pendekatan kontekstual yang terkenal dengan CTL (Contextual Teaching and Learning). 
CTL menjadi pilihan dengan alasan bahwa sejauh ini pendidikan masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal, kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama. Berdasarkan hal itu diperlukan strategi belajar yang lebih memberdayakan siswa.
Pandangan lain menyatakan bahwa pemerintah memberlakukan KBK dengan tawaran strategi CTL dilandasi dengan kenyataan bahwa guru kurang memiliki kompetensi, kurang profesional dan tidak memenuhi kriteria sebagai guru, sehingga kualitas pendidikan negeri ini semakin terpuruk. Dengan diberlakukannya CTL, terlintas secercah sinar harapan untuk terciptanya peningkatan mutu pendidikan di tanah Air.
Contextual Teaching and Learning menawarkan konsep pengajaran yang menyenangkan di mana peserta didik mengkonstruk pengetahuannya sendiri sehingga siswa belajar dengan mengalami bukan menghafal. 
Pada dasarnya metode ini mirip dengan CBSA yang menekankan pembelajaran pada keaktifan siswa, bedanya  pendekatan ini tidak hanya terbatas pada titik keaktifan siswa melainkan lebih pada kebermaknaannya. Sehingga tujuan dari CTL adalah untuk membekali siswa dengan pengetahuan yang nantinya secara fleksibel dapat diterapkan dari satu permasalahan ke permasalahan lain atau dari satu konteks ke konteks lain. Dengan tujuan seperti ini pemahaman siswa terhadap suatu persoalan tidak berhenti pada satu titik jawaban saja, melainkan bisa berkembang pada suatu pola pemikiran yang lebih luas dan mendalam.
Dalam pendekatan ini guru bertugas untuk mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. 
Pendekatan ini sudah banyak diterapkan oleh lembaga-lembaga pendidikan di negara-negara maju seperti Amerika, Malaysia, Inggris, dan lain-lain, terutama dalam bidang sains. Sekilas memang bahwa pendekatan ini hanya cocok untuk pendidikan sains, akan tetapi menurut sebagian pakar pendidikan Indonesia relevan bagi semua bidang studi, karena dari segi  metode  dan strategi  dapat diterapkan di kelas pada bidang studi apa saja.
Ada hal yang menarik dari konsep CTL yaitu perlunya penanaman self regulated (pengaturan diri) bagi siswa. Dalam pembelajaran CTL guru tidak lagi direpotkan dengan banyaknya materi yang disampaikan




§ Adalah Pengamat Pendidikan Alumni Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makalah Pendidikan: Relevansi Contextual Teaching and Learning dengan KBK"

Post a Comment