Image1

Makalah Perbandingan Madzhab; Agama Shinto

AGAMA SHINTO
BAB  I PENDAHULUAN
 A. Latar belakang Masalah  
Sebelum pada pembahasan terlebih dahulu diketahui adalah, latar belakang sejarah  dari Agama Shinto. Wilayah Jepang terdiri atas empat pulau besar, yaitu   Hondo ( Honssyu ) dan Rokkaido  (Ezzo ) dan Shukoku    dan kussyu,,  beserta ribuan pulau kecil. Penduduk asal kepulauan  itu sepanjang arkeologi dan antropologi;; demikian William L. Langer    menyebutkan,,, erat berkaitan dengan suku tungus dan suku Korea  berdasarkan pembuktian linguistik.
            Jepang itu sepanjang sejarah sering berbenturan dengan Korea dan tiongkok  daan perbenturan itu meniggalkan jeejak-jejak pengaruh di   Jepang. 
            Agama Shinto di jepang itu tumbuh dan hidup dan berkembang dalam lingkungan penduduk, bbbbukan dating dari luar. Naama asli bagi agama itu iaalah kami no Michi, yang bermakna : jaalan dewa.[1]
            Pada saat jepang berbenturan dengan kebudayaan Tiongkok maka nama asli itu terdesak kebelakang oleh nama baru, yaitu Shin-To. Nama itu perubahan bunyi dari Tien-To. Yang bermakna :jalaaaan—langit. Perubahan bunyi itu serupa halnya dengan aliran chan. Sebuah sekta agama Buddha mazhab Mahayana ditiogkok, menjadi aliran Zen sewaktu berkembang di jepang. \

B.  Rumusan Masalah
Berangkaat dari latar belakang sejaarah di atas, maka dapat ditetapkan rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apaakah yang di maksud  Agama Shimto itu?
2.      Dalam aspek Ke-Tuhaanan, apa yang disembah?
3.      Dalam segala aspe, apa yang diajarkan  ?
4.      Kaapan asal mula   Agama Shinto munccul
5.      Baagaimana perkembangan  Agama Shinto di Jepang  dan yang  menganut  Agama Shinti tersebut  ?
C. Metodologi.
1.        Metodologi Pendekatan.
Membicarakan asal  mula  Agama Shinttto dan perkembangannya diJepang atau  apa juga yang di ajarkan daaalam aaaagama itu, tidak terleepas dari sejarah yang ada dan juga   mengetahui perkembangannya. Oleh karena itu pendekatan yang digunakan daalam peenukisan makalah ini  adalah pendekatan History (Sejaraah) serta perkembangannya.                                                                                                                                                                                                                              
2.        Metodologi Pembahasan.
Metodologi pembahasan yang dilakukan daalam makalh ini  adalah metode campuran antara  Deduktif dan Indduktiff, dimana penulisan dilakukan dengan menaarik kessimpulan dari peristiwa umum ataupun sebaaliknya.[2]

D. Sistematika Penulisan.
            Maakalah ini ditulis dalam lima bab, Bab pertama aadalah pendahuluan yang menguraaikan latarbelakang sejarah  makalah ini yang kemudian  ddissusul perkembangannya.
            Bab Kedua, menjelaskan masalah ajaran yang di ajarkan dalam agama itu
            Bab ketiga, menjelaskan masalah Ke-tuhanan seta Maahyu-mahyu yang di turunkan serta perkembangannya
            Daalam bab keempat, disebutkan Kesimpulan dan penutup.   
 BAB II AGAMA SHINTO
 A. Sejarah Awal Mula Agama Shinto
Disini kalau di lihat dalam serjarah awal munculnya agama Shinto yaitu wilaaayah jepang terdiri atas empat pulau besar, yaitu Hondo (Hosyu) dan Hokkaido (Ezo) dan Shikoku dan Kyushu, beserta ribuan pulau kecil.Penduduk aasal kepulauan itu arkeologi dan antropologi, demikian Williaam L. Laaanger didalam Encyclopedia of word history edisi 1956 haalaman 138 – 137, erat berka8itan dengan suku Tunggus dan suku korea berdasarkan pembuktian linguistik. Sepaaanjang pembuktiaan ethonografis dan mithologis demikian William L. Langer, terpadu kedalamnya unsure belahan selatan Tiongkok beserta unsure melaayu dari Asia Tenggara dan unsure Polynesia. Pada unsure  sebelumnya   unsure ainu, (mungkin proto – Caucosoids),aagak dominant disitu.[3]
            Suatu suku dari pulau khusyu yang terletak pada belahan selatan , dan siku itu belakangan membentuk imperium, menyeberang keutara menuju lembah yamoto (nara) di pualu Honsyu. Ia memperoleh kemenangan daalam persaingan kekuasaan dengan suku izzumo yang punya pertalian darah dengan Koreea Melalui peperangan dengan berbagai suku lainnya, termasuk ssuku ainu, berhasil membentuk sebuah imperium dan naik berkuasa kaisar Jepang yang pertaama-tama pada tahun 660  Sebelum Masei, yaitu kaisar Jimmu Tinno
            Suku yang memegang tampuk kekuasaan di dalam imperium membikin dewa suku menjadi dewa Nasional. Dua suku yang mempunyai kedudukaan penting adalah suku Omi dan suku Muraji. Para kepala dari suku Kumo, Otomo, Mononobe, menempati kedudkan sebagai panglima kerajaan. Sedangkan kepala suku Imube menjabat urusan upacara-upacara keagamaan.
            Jepang itu sepanjang sejarah sering berbenturan dengan Korea dan Tiongkok dan perbenturan itu meniggalkan jejak-jejak pengaruh di Jepang. 
B. Ke-Ilahiyaatan dan Ajaran Agama Shinto
Agama Shinto munhkin lebih tepat bilamana kita sebut istilah “ Shintoisme” artinya :faham Shinto”, Untuk menghindari [erkataan “Agama” yang mempunyai arti khusus karena suatu agama bukan hanya keyakinan ataupun kepercayaan saja [4]akan tetapi mengandung syariat yang sempurna. Shintoisme adalah faham yang berbau keagamaan yang khusus di anut oleh bangsa Jepang sampai sekaaarang, Shintoisme merupakan filsafat religius yang bersifat Nasional Jepang sebagaai warisan nenek moyang mereka yang dijadikan pedoman hidupnya. Bahkan bukan hanya rakyat Jepang yang harus menaati ajaran Shinto, melainkan juga pemerintahnya harus menjadi pewaris serta pelaksana utama dari pada ajaran ini, sehingga pemerintah jepang yang dikepalai oleh seorang Kaisar adalah badan resmi yang berkewajiban menjadi wakil Dewa-Dewa serta menyampaikan atau menjelaskan kehendak dewa-dewanya kepada rakyat jepang. Bila dilihat dari sini maka pemerintah Jepang adalah bersifatTHEOKRATIS.
            Selain shntoisme, juga terdapat di jepang agama Islam, Kristen,dan  Budha tetapi pemeluk-pemeluknya merupakan minoritas saja. Shintoisme di pandang oleh rakyat jepang sebagai suatu agama tradisional warisan nenek moyang, yang telah berabad-abad hidup di jepang bahkan faham ini timbul dari pada mytos-mytos yang berhubungan dengan terjadinya negara jepang. Ajarannya berurat berakar dalam masyarakat, sehingga tak mudah di tumbangkan oleh agama-agama lain yang dating kemudian dari luar. Lantar belakang histories timbulnya shintoisme adalah sama dengan lantar belakang histories tentang asal usul timbulnya negara dan bangsa jepang.
            Shinto adalah kata majemuk dari pada “Shinto dan To” arti kata “shin” adalah “Roh” dan “To” adalah “jalan” .jadi Shinto mempunyai arti lafdjyah “jalannya roh” baik roh-roh yang telah meniggaal maupun roh-roha langit daan bumi. Kata “To” addalah berdeeekaaataaan deeeenngan arti kata “To” dari Tiongkok ddalam “Taoisme” yang berarti jalannya dewa atau jalannya bumi dan langit. Sedasnngkan kata “Shin” atau “Shen” juga ideentik deengan kata “Yin” dalam Taoisme  yang berarti “gelap, basah, negatif” dan sebagainya; lawan dari kata “Yang” dengan melihat hubungan nama “Shinto” ini, maka kemungkinan besar Shintoisme dipengaruhi paham-paham keagamaan yang berasal daaaari Tiongkok[5]
            Pemujaan terhadap roh-roh atau upacara-upacara (ritus) atau kurban-kurban tertentu atau kultus (pemujaan) dalam bentuk yang sama dengan yang terdapat dalam agama alamiah lainnya. Adapun pendirinya tidak dapat diketahui orang, oleh kareena Shintoisme dipandang berasal dari dewa-dewa yang menurunkan bangsa jepang.
            Sebutan “ Kami “ didalam bahasa Jepang bermakna secara harfiah : Atas, Tetapi arti yang asli itu dialahkan oleh pengertian keagamaan, yaitu : Kodrat yang hidup dilangit.
            Alam kayangan  (ka-Hyang-an) diatas itu menurut Nihonji didiami 80myriads, dan menirut kojiki ddidiami 800 mwriads; dan myriads itu artinya : sepuluh ribu. Dewa Izanagi dan Dewa Izanami paling berkuasa dalam alam kayangan itu.
            Izanagi dan Izanami naik kembali kedalam kayangan dan pasangan itu melahirkan seorang putrid, Amaterasu omi kami, dan dua putera yaitu Tsuki Yomi dan Ssusa noWo
            Majlis para dewa yang dihadiri oleh berkian muriads memutuskan dan mengangkat Amatersi Omi Kami ( dewi Matahari ) untuk menguasahi langit pada siang hari (Kojiki, 43;Nihonji, 1:32); dan mengangkat Tsuki Yomi (dewa Bulan) untuk menguasai langit pada malam hari ( Kojiki, 43-44);Nihonji, 11:32); dan mengangkat Ssusa noWo (dewa Topan untuk menguasai angin ribut.
            Perkawinan Amatersu omi Kami dengan Tsuki Yom, (Nihonji, !:19) melahirkan putera bernama Jimmu Tenn, dan sidang majlis para dewa dalam alam kayamgan memutuskan mengangkatnya untuk menguasai bumi dengan berdiam pada mepulauan yang indah dan cantik, (Kojiki, 106-107), dan iapun turun pada puncak gunung Takachi di Tsukushi, (Kojiki, : 111-112;Nihonji, 111;78-79).

C. Pujaan terhadap Mikado
            Mikado itu sebutan teramat hidmat bagi kaisar-kaisar jepang . oleh karna itu kaisar-kaisar jepang itu turunan langsung dari dewi matahari (Amaterasu omi Kami ) maka terhadap kaisar berlau upacaraa pemujaan.
            Keyakinan serupa itu hidup dari abad ke abad dalam lingkungan bangsa jepang, turun temurun. Bahkan kontitusi jepang tahun 1889 pada jaman meiji (1868-1912)masih mencantumkan keyakinan tentang Mikado itu.
            Pemujaan terhadap Mikado itu melahirkan semangat patriotic pada bangsa jepang, yang di kenal dengan semangat bushido: dan selama pecah perang Asia timur raya (1941-1945) memperlihatkan dirinya senyata-nyatanya pada apa yang di kenal dengan pasukan Kamikaje,yakni pasukan Berani Mati :dan jikalau gagal menjalankan tugas maupun suatu kewajiban bersediaaa melakukan hakakiri, yaaakni bunuh diri dalam suatu upacara khusus[6]
            Agama shinti degan begitu puunya kaitan erat dengan keraajaan. Hal itu terjelma dalam ragam upacara kebaktian dan pesta-pesta keagamaan.

D. Kitab Suci Agama Shinto
            Kitab suci yang tertua doidalam agama shinto adalah dua buah, tetapui disusun sepuluh abad sepenih\nggal Jimmu Tenno (660 SM) kaisar jepang yang pertama dan buah lagi disusun pada masa yang belakang. Keempat-empat kitab itu adalah sebagai berikut ;
1.      Kojiki, yang bermakna ;Caatatan peristiwa purbakala
Disusun pada tahun 712 masehi, sesudah kekaisaran Jepang berkedudukan di Nara, yang ibu kota Nara itu dibangun pada tahun 710 masehi menuruti model ibu kota Changan di Tiongkok, 
2.      Nihonji,yang bermakna : riwayat jepang disusun  pada      tahun 720 M, oleh penulis yang sama dengan dibantu oleh seorang pangeran di istana.
3.      Yengishiki, yang bermakana: berbagai lembaga pada masa Yengi. Kitab itu disusun pada abad kesepuluh masehi terdiri pada lima puluh bab. Sepiuluh bab yang pertama berisikan ulasan kisah-kisah purbakala yang bersifat kultus. Disusli dengan peristiwa berikutnya sampai abad ke-sepuluh masehi. Tetapi inti isinya ialah mencaaatat 25 buah Norito, yakni do’a-do’a pujaan yang sangat panjang pada berbagai upacara keagamaan.
4.      Manyoshiu, yang bermakna ; Himpunan sepuluh ribu daun berisikan bunga – rampai, terdiri atas 4496 buah sajak, disusun antara abad ke-5 dengan abad ke-8 masehi.
Sekalian kitab suci itu berisikan himpunan kisah-kaisah legendaries, nyanyian-nyanyian kepahlawanan, beserta sajak-sajak tentang asal-usul kedewaan, asal-usul kepulauan Jepang dan kerajaan jepang. Ragam kisah tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan para dema dan para dewi dalam kayangan dilangait. Catatan peristiwa pada masa-masa terakhir barulah didasarkan atas kenyataan- sejarah.[7]

E. Ritus Ibadah.
            Upacara resmi dan bersifat menyeluruh bagi bangsa Jepang dipusatkan di Ise, terletak [ada pesisr tenggara Kyoto, bekas ibu kota tua itu, bagi pemujaan Amatersu omo kami ( dewi Matahari )
            Disitu berada kuil Naiku, kuil tua yang terlretak pada bagian dalam dan konon dibangun pada tahun 4 sebelum masehi, terpandang suci bagi pemujaan dewi matahari. Pada bagian luar berada kuil Geku bagi pemujaan makanan, dewi Ukemochi.
            Seorang Shinto maupun seorang Budha di Jepang, (karena kedua agama tiu terjalin erat sekali dalam kalanga penduduk), merasakan suatu kewajiban untul sekali dalam seumur hidupnya pergi berziarah ketempat suci di Ise itu.
            Pada setiap hari lahir Kaisar, seluruh lembaga pendidikan diJepang, atas perintah resmi, melakukan upacara yang kidmat dengan menundukkan diri didepan gambar kaisar.
            Kaaisar itu dipandang suatu yang sangat saakral, Kaisar tidak menampakkan diri didepan umum. Dalam upacara tertentu pada saat kendaraan kaisar melintas di jalan besar, oarng tidak boleh memandang dari atas kepada Kaisar dibawah. Segala jendela pada setiap tingkatan atas itu mestilah ditutup.
            Tetapi sehabis perang dunia kedua terjadi perubahan besar. Kekuassar yang absolit itu telaaaaaah digantikan kekuaasan rakyat melaalui system pemilihan umum, dan kaisar sudah dutetampaatkan sebagai lemb. Kaisar bukan lagi suatu yang sacral, tetaaapi maaanusia biasa,yang kini bergaul dan menampakkan diri kepada umum. Sebuah keyakinan asasi dalam agama Shinto itu telah kehiulangan tempatnya berpijak.[8] 

F. Perkembangan Agama Shinto
            Adapunagama dari luar yang mempengaruhi shintoisme adalah Taoisme dan Budhismew. Disamping kata To dari Shinto yang berasal dari tao dan  taoisme atau Te dari ajaran Kunfusius adalah menunjukan pengaruh Tiongkok.
            Tenbtang pengaruh Buddhisme nampak dalam hal-hal seperti anggapan bahwa dewa-dewa Shimtoisme merupakan Awatara Buddha (penjelmaan dari Buddha dan Budhisatwa) Dainichi Nyorai (cahaya besar merupakan yang disamakan dengan wirocana (salah satu dari dewa –dewa penjuiru angin dalam Budhisme Mahayana ) adalah sama dengan “Amaterasu “. Dengan anggapan demikian dapat meudahkan agama Buddha tersiar diseluruhj jepang. Pernah dizaman raja putrid Kokeo diresmikan patuyng Buddha dengan dihadiri oleh semua raja –raja kecil dijepang, orang sipil dan militer 10.000 biksu. Patung Buddha ini dihiasi dtenga emas dan perak, diiiibangun dikota Nero. Di bangun juga Todai –Ji suatu komplek bangunan indah tempat pemujaan lepada Dainiuchi Nyorai (Buddha)
            Buddhiisme yang masuk kejepang lemat korea bercorak Buddhisma Tipongkok.pernah Buddhiisme tersebut dijadikan agama negara pada kaisar Suiko, lebih kurang abad IV Masehi yabg diproklamirkan oleh putra mahkota serta mangku buminya bernama umayado dengan undang-undang 17 fasalnya antara laun mengenai penghoramtan agama Buddha danpenyiaran-penyiarannya harus dilaksanakan dikota jepang.     

BAB III

KESIMPULAN


            Di lihat dari latar belakang sejarah awal timbulnya agama Shinto serta perkembangannya sampai kepada ke-Tuhanan dan sebagainya, dapat disimpulkan bagwa Agama Shinto dijepang itu tumbuh dan hidup dan berkembang daalam lingkungan penduduk, bukan dating dari luar Nama asli dari agama itu adalah Kami No Michi, yang bermakna : jalan Dewa.
            Agama Shinto itu berpangkal pada pada mithos bahwa bumi Jepang itu ciptaan dewata yang pertama-tama dan bahwa Jimmu Tenno (660)sM), kaisar Jepamg yang pertama itu adalah turunan langsung dari AmaterasuOmo Kam, yakni Dewi Matahari, daalam perkawinannya dengan Touki Lomi, yaakni Dewa Bulan. Sekalian upacara dan kebaktian terpusat seluruhnya pada keyakinan tersebut.
            Bahwa Kitab-kitab yang dimiliki Agama Shinto itu ad empat buah kitab, tapi ada dua buah kitab yang paling terkenal yakni :
            1. Kitab Kojiki, kira-kira ditulis pada tahun   712 M.
            2. Kitab Nihonji, kira-kira ditulis pada tahun 720 M.
            Dalam perkembangannya Agama Shinto bukan hanya berkembang pada wilayah local saja, tetapi pada kawasan luar negara jepang termasuk Indonesia, dsb.



DAFTAR PUSTAKA

Sou’yb, Joesoef, AGAMA-AGAMA BESAR di Dunia, PT. Al Husna Zikra ,     Jakarta,1996.
Arifin. HM,M.Ed, Menguak misteri Ajaran Agama-Agama Besar., Jakarta, 1993.
Internet, Com, Agama Shinto,
Internet, Com, Dari Wikipedia, enseiklopedia bebas.



[1] Internet, Agaama Shinto
[2] Agama-Agama besar didunia, Agaama Shinto,hal.207.
[3] Ibid.
[4] Menguak misteri ajaran-ajaran agama besar, Ajaran Shinto, hal.47.  
[5] Ibid, hal. 47-48.
[6] Agama-Agaama Besar-besarDi Dunia, hal.214.
[7] Ibid. hal. 210
[8] Internet, Dari Wikipedia, ensaiklopedia bebas.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makalah Perbandingan Madzhab; Agama Shinto"

Post a Comment