Ciri ciri Keracunan Makanan dan Cara Mengatasinya Secara Alami dan Medis
Keracunan makanan | Cara mengatasi mual | cara menyembuhkan sakit perut | ciri ciri keracunan makanan | | Sobat Kasima! Semoga sobat semuanya baik-baik saja, tidak sedang keracunan makanan walaupun habis pulang dari kondangan pesta pernikahan. Keracunan makanan itu tidak enak sobat, sakitnya tuh di sini, di dalam perutku, sakitnya tuh di sini di tenggorokanku, sakitnya tuh di sini di kepala ku,,,,weeeh mual mules, muntah-muntah, pusing tujuh keliling... ....rasa pahiiit menyengaat, asam, bau dlll. Semoga sobat yang baca nggak ikut mual yah... apalagi muntah... ooooo... Pokoknya dramatis banget,,,
Sobat! Saya tahu betul masalah rasanya keracunan, karena saya dan keluarga adalah bagian dari korban keracunan makanan pesta pernikahan di Majalaya. Silahkan baca juga Keracunan di Majalaya Usai Menghadiri Pesta Pernikahan
Rabu, 08 Maret 2018, tidak seperti biasanya jam 03.30 pagi anak-anak semuanya sudah mandi dan berpakaian rapi. Fayyadh, Kayla, Nawaz semuanya sudah siap berangkat. Nawaz mau ke mana? tanya saya, dia menjawab : "Mau ke Bandung" Ya memang pada pagi itu kami sekeluarga hendak pergi ke bandung ke daerah Majalaya. Kami tidak tahu persis itu daerah mana, hanya kata calon pengantin dekat Cicalengka. Kami bermaksud mengantarkan calon pengantin tersebut yang kebetulan bertetangga.
Perjalanan di mulai sekitar pukul 06.00, karena meskipun persiapannya sebelum shubuh, tapi tahu sendiri kan budaya bangsa kita... "datang telat, pulang cepat".. apalagi nunggu kumpul orang banyak. Waktu berangkat saya bawa mobil sendiri, karena sopir yang sudah disiapkan menunggu di kadipaten. Wiih jujur saja gemetar ketika masuk ke tanjakan-tanjakan setelah ke luar jalan baru kadipaten, tanjakan yang tajam, berbelok di tambah mobil-mobil besar ngantri di tanjakan. Wiih takut juga sampai-sampai beberapa kali mobil mati. Terus terang saja, meskipun sudah 1 tahun mobil suzuki ertiga bersama saya, namun baru pertama kali saya nyopir sendiri ke arah bandung.. Tapi akhirnya sampai juga ke tempat sopir ahli menunggu. Mang Idan sopir profesional yang sudah berpetualangan lama dalam mengendarai mobil.
Saya bukannya tidak mau memberanikan diri nyopir sendiri ke bandung, namun saya mempunyai kebiasaan yang berbahaya, yaitu cepat ngantuk. Makanya mendingan bayar sopir az deh, dari pada membahayakan diri dan keluarga. Saya memilih tidur saja lebih enak, tenang dan nyaman dari pada harus nyopir.
Perjalanan cukup panjang menghabiskan waktu sekitar 2.5 jam, melewati jalan yang berliku-liku, belok kanan, belok kiri, lurus, belok lagi, nanjak lagi, belok kiri-belok kanan nanjak lurus dan akhirnya masuk ke daerah perkampungan yang di kelilingi pohon dan sampailah di kebon Awi... dan di situlah kami semua berhenti karena di depan ada Janur kuning.... Alhamdulillah sampai juga.. Hore-hore.... mobil semua parkir di pelataran kebun bambu.. alias kebon awi yang sudah disiapkan oleh Sohibul Hajat dan diatur oleh pa Hansip. Turunlah semua rombongan, berbaris membawa perlengkapan seserahan calon pengantin laki-laki yang berada di depan barisan.
Langkah-demi langkah kaki melangkah, masuk ke sebuah gang yang hanya cukup satu baris saja, alias sempit, Eh ternyata sama belok kanan-belok kiri, turunn, jalan licin, belok lagi dan eh.. ketemu lagi kebon Awi... dan di situ sudah kelihatan ada panggung..
Eh.. maaf yah sobat, malah banyak ceritanya dari pada isi tema ciri-ciri keracunan makanan dan cara mengatasinya... maklum kalau sudah cerita, Asyik banget.. Pokoknya singkat cerita akad nikah sudah selesai, seperti biasa para tamu dan undangan di persilahkan menyantap makanan yang dihidangkan.
Saya, istri, dan anak-anak ngantri, sesampainya di tempat prasmanan saya mengambil nasi, ayam suwir, sayur, sate dan lotek... Nikmat memang..karena selain perjalanan jauh, juga memang sudah saatnya makan siang,,, yah sekitar Jam 10 an...
Saya dan keluarga ber enam dalam satu mobil tambah 4 orang anak, seusai makan, kami duluan pamit mau pulang pada keluarga pengantin/ Kami satu mobil pulang sekitar pukul 11 an... Awalnya biasa-biasa seperti halnya perjalanan ketika berangkat. Menjelang sholat dzuhur, kami berhenti di salah satu POM Bensin di Daerah Nagreg... dan menunaikan sholat dzuhur dan istirahat sekitar 30 menit. Kemudian melanjutkan perjalanan, selang setengah jam kemudian ayah saya kelihatan gelisah dan pusing, kemudian muntah..., istri saya juga mulai pusing, kemudian juga sama muntah--- eh... anak saya yang Pertama, Fayyadh lebih parah lagi muntahnya sangat banyak nyembur sampai jok mobil kotor penuh dengan muntah...nekk. Saya sendiri mulai panik dan terpengaruh dengan keadaan. Tapi terus berusaha bertahan, agar tidak ikut muntah...
Saya sendiri merasa aneh... karena anak saya yang pertama ini tidak pernah mabuk perjalanan, begitu juga ayah saya, tapi waktu itu parah sekali...
Sopir juga heran, dan menancap gasnya sedikit kencang....laju mobil cepat, karena agar cepat sampai. Saya sudah sedikit mual... Sampailah di pertigaan Pamoyanan, dan kendali setir kembali sama saya, karena mang Idan harus pulang biar ga bolak-balik. Dalam kondisi mules saya memaksakan diri untuk menancap gas lebih dalam... karena lihat my father, istri dan anakku semakin parah, dan sampailah di pertigaan depan rumah... Mobil berhenti, dan saya langsung ke luar dari mobil dan muntah-muntah.
Kondisi semakin parah,, di wc antri, istri dan anakku muntah-muntah... karena WC di rumah penuh... akhirnya saya lari ke pancuran... dan muntahlaah. di sana.. Pas ke rumah lagi, lihat anak dan istriku masih terus di WC, dan kondisi semakin parah, saya buat ramuan oralit dan saya meminumnya, istri dan anak juga sama.. tapi tetap saja tidak membaik..
Ketika anakku Fayaydh keluar dari WC kelihatan semakin kritis dia tergeletak di Karpet, dan mengeluarkan cairan berwarna kuning, saya pun semakin khawatir dan langsung mengajak semuanya pergi ke Puskesmas terdekat. Sampai di Puskesmas Pagerageung, karena kondisinya sudah kritis petugas menyarankan membawanya ke Puskesmas Lanbau Ciawi.. Dengan kondisi perut mules saya terus berusaha berjuang berusaha menyelamatkan anak dan istri memacu mobil ke Puskesmas Lanbau. Tiba di Puskesmas Lanbau langsung masuk ke ruang UGD dan mendapatkan penanganan medis. Akhirnya kami bertiga berbaring di Puskesmas karena harus di infus..
Sebelum saya di infus Perawat memberi resep obat penyerap racun yang harus dibeli di apotek luar. Dalam kondisi pusing saya pun berjalan menuju apotek yang lumayan jauh sekitar 200 m dari puskesmas..seelah meminum obat saya sendiri di infus... Alhamdulillah setelah kami minum obat satu jam kemudian kondisi membaik, sakit perut sudah berkurang dan tidak muntah-muntah lagi.. Sekitar 4 Jam saya di rawat di Puskesmas Lanbau, dan akhirnya pada pukul 17 kami diperbolehkan pulang. Alhamdulillah
Itulah cerita tragis keracunan makanan dari hidangan prasmanan pesta pernikahan. Semoga tidak menimpa sobat-sobat... Namun kalau ada saudara atau tetangga mengalaminya... tips berikut setidaknya dapat membantu cara mengatasi keracunan makanan..
Sobat! Sesuai dengan judul yaitu ciri-ciri keracunan makanan dan cara mengatasinya secara alami dan medis. Saya akan memberikan gambaran dari pengalaman tersebut di atas. Mengenai ciri-ciri keracunan makanan, dari gambaran cerita di atas sudah dimafhum yaitu pusing, mual, muntah terus-menerus. Sedangkan untuk mengatasi keracunan makanan hal yang dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara alami dan secara medis.
Secara alami adalah sebagai berikut :
1. Mintalah Pertolongan Hanya Kepada Alloh
2. Buat Ramuan Oralit (Gula dan Garam
3. Minum Air Duwegan (Kelapa Muda) untuk Menetralisir Racun..
4. Perbanyaklah minum air putih
Kalau langkah-langkah di atas tidak memungkinkan, segeralah bawa ke Puskesmas atau dokter terdekat. Atau bisa juga membeli obat penyerap racun yaitu "Norit" obat yang berwarna hitam ini ampuh menyerap dan menetralisir racun yang ada di dalam perut kita.
Sobat kasima.. Demikian tips cara mengatasi keracunan makanan, semoga ada manfaatnya. Kita berlindung dan memohon pertolongan hanya kepada Allah SWT.
Sobat! Saya tahu betul masalah rasanya keracunan, karena saya dan keluarga adalah bagian dari korban keracunan makanan pesta pernikahan di Majalaya. Silahkan baca juga Keracunan di Majalaya Usai Menghadiri Pesta Pernikahan
Rabu, 08 Maret 2018, tidak seperti biasanya jam 03.30 pagi anak-anak semuanya sudah mandi dan berpakaian rapi. Fayyadh, Kayla, Nawaz semuanya sudah siap berangkat. Nawaz mau ke mana? tanya saya, dia menjawab : "Mau ke Bandung" Ya memang pada pagi itu kami sekeluarga hendak pergi ke bandung ke daerah Majalaya. Kami tidak tahu persis itu daerah mana, hanya kata calon pengantin dekat Cicalengka. Kami bermaksud mengantarkan calon pengantin tersebut yang kebetulan bertetangga.
Perjalanan di mulai sekitar pukul 06.00, karena meskipun persiapannya sebelum shubuh, tapi tahu sendiri kan budaya bangsa kita... "datang telat, pulang cepat".. apalagi nunggu kumpul orang banyak. Waktu berangkat saya bawa mobil sendiri, karena sopir yang sudah disiapkan menunggu di kadipaten. Wiih jujur saja gemetar ketika masuk ke tanjakan-tanjakan setelah ke luar jalan baru kadipaten, tanjakan yang tajam, berbelok di tambah mobil-mobil besar ngantri di tanjakan. Wiih takut juga sampai-sampai beberapa kali mobil mati. Terus terang saja, meskipun sudah 1 tahun mobil suzuki ertiga bersama saya, namun baru pertama kali saya nyopir sendiri ke arah bandung.. Tapi akhirnya sampai juga ke tempat sopir ahli menunggu. Mang Idan sopir profesional yang sudah berpetualangan lama dalam mengendarai mobil.
Saya bukannya tidak mau memberanikan diri nyopir sendiri ke bandung, namun saya mempunyai kebiasaan yang berbahaya, yaitu cepat ngantuk. Makanya mendingan bayar sopir az deh, dari pada membahayakan diri dan keluarga. Saya memilih tidur saja lebih enak, tenang dan nyaman dari pada harus nyopir.
Perjalanan cukup panjang menghabiskan waktu sekitar 2.5 jam, melewati jalan yang berliku-liku, belok kanan, belok kiri, lurus, belok lagi, nanjak lagi, belok kiri-belok kanan nanjak lurus dan akhirnya masuk ke daerah perkampungan yang di kelilingi pohon dan sampailah di kebon Awi... dan di situlah kami semua berhenti karena di depan ada Janur kuning.... Alhamdulillah sampai juga.. Hore-hore.... mobil semua parkir di pelataran kebun bambu.. alias kebon awi yang sudah disiapkan oleh Sohibul Hajat dan diatur oleh pa Hansip. Turunlah semua rombongan, berbaris membawa perlengkapan seserahan calon pengantin laki-laki yang berada di depan barisan.
Langkah-demi langkah kaki melangkah, masuk ke sebuah gang yang hanya cukup satu baris saja, alias sempit, Eh ternyata sama belok kanan-belok kiri, turunn, jalan licin, belok lagi dan eh.. ketemu lagi kebon Awi... dan di situ sudah kelihatan ada panggung..
Eh.. maaf yah sobat, malah banyak ceritanya dari pada isi tema ciri-ciri keracunan makanan dan cara mengatasinya... maklum kalau sudah cerita, Asyik banget.. Pokoknya singkat cerita akad nikah sudah selesai, seperti biasa para tamu dan undangan di persilahkan menyantap makanan yang dihidangkan.
Saya, istri, dan anak-anak ngantri, sesampainya di tempat prasmanan saya mengambil nasi, ayam suwir, sayur, sate dan lotek... Nikmat memang..karena selain perjalanan jauh, juga memang sudah saatnya makan siang,,, yah sekitar Jam 10 an...
Saya dan keluarga ber enam dalam satu mobil tambah 4 orang anak, seusai makan, kami duluan pamit mau pulang pada keluarga pengantin/ Kami satu mobil pulang sekitar pukul 11 an... Awalnya biasa-biasa seperti halnya perjalanan ketika berangkat. Menjelang sholat dzuhur, kami berhenti di salah satu POM Bensin di Daerah Nagreg... dan menunaikan sholat dzuhur dan istirahat sekitar 30 menit. Kemudian melanjutkan perjalanan, selang setengah jam kemudian ayah saya kelihatan gelisah dan pusing, kemudian muntah..., istri saya juga mulai pusing, kemudian juga sama muntah--- eh... anak saya yang Pertama, Fayyadh lebih parah lagi muntahnya sangat banyak nyembur sampai jok mobil kotor penuh dengan muntah...nekk. Saya sendiri mulai panik dan terpengaruh dengan keadaan. Tapi terus berusaha bertahan, agar tidak ikut muntah...
Saya sendiri merasa aneh... karena anak saya yang pertama ini tidak pernah mabuk perjalanan, begitu juga ayah saya, tapi waktu itu parah sekali...
Sopir juga heran, dan menancap gasnya sedikit kencang....laju mobil cepat, karena agar cepat sampai. Saya sudah sedikit mual... Sampailah di pertigaan Pamoyanan, dan kendali setir kembali sama saya, karena mang Idan harus pulang biar ga bolak-balik. Dalam kondisi mules saya memaksakan diri untuk menancap gas lebih dalam... karena lihat my father, istri dan anakku semakin parah, dan sampailah di pertigaan depan rumah... Mobil berhenti, dan saya langsung ke luar dari mobil dan muntah-muntah.
Kondisi semakin parah,, di wc antri, istri dan anakku muntah-muntah... karena WC di rumah penuh... akhirnya saya lari ke pancuran... dan muntahlaah. di sana.. Pas ke rumah lagi, lihat anak dan istriku masih terus di WC, dan kondisi semakin parah, saya buat ramuan oralit dan saya meminumnya, istri dan anak juga sama.. tapi tetap saja tidak membaik..
Ketika anakku Fayaydh keluar dari WC kelihatan semakin kritis dia tergeletak di Karpet, dan mengeluarkan cairan berwarna kuning, saya pun semakin khawatir dan langsung mengajak semuanya pergi ke Puskesmas terdekat. Sampai di Puskesmas Pagerageung, karena kondisinya sudah kritis petugas menyarankan membawanya ke Puskesmas Lanbau Ciawi.. Dengan kondisi perut mules saya terus berusaha berjuang berusaha menyelamatkan anak dan istri memacu mobil ke Puskesmas Lanbau. Tiba di Puskesmas Lanbau langsung masuk ke ruang UGD dan mendapatkan penanganan medis. Akhirnya kami bertiga berbaring di Puskesmas karena harus di infus..
Sebelum saya di infus Perawat memberi resep obat penyerap racun yang harus dibeli di apotek luar. Dalam kondisi pusing saya pun berjalan menuju apotek yang lumayan jauh sekitar 200 m dari puskesmas..seelah meminum obat saya sendiri di infus... Alhamdulillah setelah kami minum obat satu jam kemudian kondisi membaik, sakit perut sudah berkurang dan tidak muntah-muntah lagi.. Sekitar 4 Jam saya di rawat di Puskesmas Lanbau, dan akhirnya pada pukul 17 kami diperbolehkan pulang. Alhamdulillah
Itulah cerita tragis keracunan makanan dari hidangan prasmanan pesta pernikahan. Semoga tidak menimpa sobat-sobat... Namun kalau ada saudara atau tetangga mengalaminya... tips berikut setidaknya dapat membantu cara mengatasi keracunan makanan..
Sobat! Sesuai dengan judul yaitu ciri-ciri keracunan makanan dan cara mengatasinya secara alami dan medis. Saya akan memberikan gambaran dari pengalaman tersebut di atas. Mengenai ciri-ciri keracunan makanan, dari gambaran cerita di atas sudah dimafhum yaitu pusing, mual, muntah terus-menerus. Sedangkan untuk mengatasi keracunan makanan hal yang dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara alami dan secara medis.
Secara alami adalah sebagai berikut :
1. Mintalah Pertolongan Hanya Kepada Alloh
2. Buat Ramuan Oralit (Gula dan Garam
3. Minum Air Duwegan (Kelapa Muda) untuk Menetralisir Racun..
4. Perbanyaklah minum air putih
Kalau langkah-langkah di atas tidak memungkinkan, segeralah bawa ke Puskesmas atau dokter terdekat. Atau bisa juga membeli obat penyerap racun yaitu "Norit" obat yang berwarna hitam ini ampuh menyerap dan menetralisir racun yang ada di dalam perut kita.
Obat Penyerap Racun
0 Response to "Ciri ciri Keracunan Makanan dan Cara Mengatasinya Secara Alami dan Medis"
Post a Comment