Makalah Bimbingan Karir Bagi Siswa di Sekolah
Bimbingan Karir bagi siswa di Sekolah merupakan hal yang urgen untuk mengarahkan siswa ke dunia karir yang sesuai dengan minat dan potensinya. Pendidikan merupakan suatu
upaya mempersiapkan individu agar bisa mandiri dalam melangkah menuju
kedewasaan di masa depan. Upaya mempersiapkan ini tentunya mencakup berbagai
aspek yang dibutuhkan bagi setiap individu. Aspek tersebut diantaranya adalah
pemberian ilmu pengetahuan, pengembangan potensi, penamaan nilai. Untuk
melakukan tugas ini maka perlu komponen lain yang menunjang keberhasilan
pendidikan. Di samping komponen pengajaran, yaitu komponen bimbingan dan
penyuluhan (bimbingan konseling).
Bimbingan bisa dipahami
sebagai bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan
potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan
memahami diri, lingkungarmya serta mengatasi hambatan guna menentukan masa
depan.
Sedangkan konseling ada yang
mengartikan sebagai metode dan bimbingan. Terlepas dari perbedaan-perbedaan
bimbingan dengan konseling, namun yang pasti keduanya memiliki tujuan yang sama
seperti yang terangkum dalam pengertian di atas.
Bimbingan konseling dalam
pelaksanaannya membutuhkan tiga aspek yaitu aspek bimbingan pendidikan(educational
guidance), bimbingan pribadi (personal guidance), dan bimbingan
karir (vocational guidance). Ketiganya merupakan aspek yang saling
terkait, namun dalam makalah ini tidak bisa menjelaskan ketiga aspek secara
keseluruhan, melainkan hanya pada aspek bimbingan karir saja. Kami memilih tema
bimbingan karir di sekolah berdasarkan asumsi bimbingan karir yang seharusnya
diselenggarakan sekolah dan lembaga pendidikan-pendidikan lainnya kurang
terlaksana secara maksimal, bahkan banyak sekolah yang tidak
menyelenggarakannya.
Bimbingan Karir di sekolah-sekolah sampai
sekarang bisa dikatakan sepertinya lebih menitikberatkan pada aspek bimbingan
personal dan bimbingan pendidikan. Hal ini terbukti dengan adanya guru BP yang
dianggap sebagai pembimbing masalah-masalah pribadi (kejiwaan) siswa dan
pengaruh masalah tersebut dengan proses pengajaran. Biasanya guru BP berperan
membantu mengarahkan anak-anak yang bermasalah. Atas dasar asumsi inilah kami
ingin menyajikan data dan informasi bimbingan karir yang selama ini kurang
dilaksanakan secara optimal.
1. Pengertian Bimbingan Karir
Bimbingan dan penyuluhan
(Bimbingan Konseling) secara historis timbul dari masalah-masalah pekerjaan
atau jabatan yang kemudian berkembang ke aspek-aspek lain. Bermula dari
pendirian Civil Service House oleh Frank Parson pada tahun
1908 di Amerika Serikat. Organisasi ini berusaha membantu para buruh muda untuk
mendapatkan pekerjaan yang mungkin atau seharusnya dipilih.
Karena pilihan pekerjaan dan
pengembangan karir sangat terkait dengan pendidikan, maka pada masa selanjutnya
bimbingan karir masuk di sekolah-sekolah lembaga pendidikan dalam lapangan
bimbingan dan penyuluhan terdapat tiga aspek penting, yaitu bimbingan pendidikan
dan pengajaran (educational guidance), bimbingan personal (personal
guidance) serta bimbingan karir (vocational giudance). Jadi
bimbingan karir sebenamya hanya merupakan salah satu aspek saja. Meskipun pada
dataran teori telah ada pemisahan ketiga aspek itu namun pada dataran realita
atau aplikasi amat sulit memisahkan ketiga aspek di atas. Dengan kata lain
ketiga aspek tersebut saling terkait dan saling mempengaruhi.
Bimbingan karir merupakan
usaha membantu individu dalam memecahkan masalah karir untuk memperoleh
penyesuaian diri yang sebaik-baiknya pada masa yang akan datang. Dari
pengertian di atas tersirat bahwasannya bimbingan karir bukan hanya memberikan
bimbingan karir ansich, tapi juga berusaha membantu perkembangan
anak muda agar mengerti dirinya, mempelajari dunia nyata untuk mengadakan
pengalaman yang akan membantu dalam membuat keputusan dan mendapatkan pekerjaan.
Adalah suatu realitas yang
tidak bisa dibantah bila para siswa para SLTP dan SLTA tidak semuanya mampu
melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tiuggi. Sebagian siswa yang
lain karena suatu sebab tertentu yang tidak bisa dihindarkan, tidak mampu
meneruskan pendidikannya. Bimbingan yang baik sangat diperlukan.
Bagi para siswa yang tidak
mampu melanjutkan studinya, pembimbing seharusnya bisa menuntun dan mengarahkan
siswa mengembangkan potensinya sehingga siap memasuki dunia kerja. Sedangkan
bagi para siswa yang mampu melanjutkan studinya, pembimbing diharapkan bisa
menuntun untuk memilih jurusan yang sesuai dengan bakat dan minatnya sehingga
siswa dapat mengembangkan potensinya secara optimal dan meraih cita-cita yang
diharapkannya. Dengan demikian para siswa yang akan melanjutkan pedidikan
ataupun yang akan langsung terjun ke dunia kerja diperlukan bimbingan karir
secara bijaksana.
2. Tujuan dan Urgensi Bimbingan
Karir di Sekolah
a. Tujuan Bimbingan Karir
Bimbingan karir di sekolah
secara umum bertujuan membantu siswa agar memperoleh pemahaman diri dan
pengarahan dalam proses mempersiapkan diri untuk bekerja dan berguna kelak di
masyarakat. Sedangkan tujuan bimbingan karir secara terperinci ialah membantu
para siswa agar:
1) Memahami dan menilai dirinya
sendiri, terutama yang berkaitan dengan pontensi yang dimiliki, kemampuan,
minat, bakat, sikap, dan cita-citanya.
2) Menyadari dan memahami
nilai-nilai yang ada pada dirinanya serta yang ada dalam masyarakat.
3) Mengetahui berbagai jenis
pekerjaan yang berhubungan dengan potensi yang ada dalam dirinya, mengetahui
jenis-jenis pendidikan dan latihan yang diperlukan bagi suatu bidang tertentu,
memahami hubungan usaha dirinya yang sekarang dengan masa depannya.
4) Menemukan hambatan-hambatan
yang mungkin timbul yang disebabkan oleh faktor intemal (individu) maupun
faktor eksternal (lingkungan), serta mencari jalan untuk dapat mengatasi
hambatan-hambatan tersebut.
5) Merencanakan masa depannya
serta menemukan karir dan kehidupan yang sesuai.
Dari uraian di atas kita bisa
melihat bahwa usaha-usaha tersebut merupakan usaha untuk mengetahui dan
memahami diri dengan baik, dan juga mengatahui dengan baik pekerjaan yang bisa
dijadikan pilihan, persyaratan apa saja yang dituntut untuk mengetahui satu
altematif pekerjaan serta hambatan-hambatan yang mungkin muncul dan bagaimana
upaya mengatasinya.
b Urgensi Bimbingan
Karir di Sekolah
Bimbingan karir sangat perlu
diselenggarakan di sekolah. Namun ia bukan berarti bimbingan lain seperti
bimbingan pendidikan dan personal boleh diabaikan. Seperti telah dipaparkan di
muka bahwa aspek-aspek bimbingan mempunyai hubungan yang terkait. Bimbingan
karir ini penting diberikan kepada siswa tingkat SLTP, lebih penting lagi pada
siswa SLTA karena berdasarkn argumen:
1) Para siswa SLTA pada akhir
semester dua perlu mengadakan pemilihan penjurusan, meskipun ada kata “memilih”
namun sebenarnya ada batasan tertentu dalam pengambilan jurusan, diantaranya
persyaratan yang berkaitan dengan kemampuan akademik. Pemilihan jurusan bisa
dikatakan akan menentukan masa depan siswa, karena itu diperlukan kecermatan,
perhitungan yang tepat. Untuk mewujudkan itu maka di sinilah bimbingan
dibutuhkan.
2) Kenyataan menunjukkan bahwa
tidak semua siswa dapat melanjutkan pendidikannya. Bagi para siswa yang
Iangsung terjun ke dunia kerja tentu rnembutuhkan bimbingan karir hingga pada
akhimya mampu bekerja dengan baik.
3) Para siswa SLTP dan SLTA
merupakan angakatan kerja yang potensial yang akan menentukan pembangunan
negara di masa depan. Untuk itu dibutuhkan persiapan yang matang, misalnya
persiapan kerja yang sesuai dengan bakat dan minat. Sebagai jalan untuk menuju
itu semua diperlukan bimbingan karir.
4) Para siswa SLTP dan SLTA pada
dasarnya sedang dalam masa remaja, masa peralihan dan masa anak menuju dewasa.
Pada umumnya mereka belum dapat mandiri, masih butuh bantuan dan pihak lain
untuk menuju kemandiriannya itu. Jadi mereka masih memerlukan bimbingan
termasuk bimbingan karir, untuk menyiapkan kemandiriarmya dalam segi pekerjaan.
3. Penyelenggaraan Bimbingan
Karir di Sekolah
a. Alternasi pelaksanaan BK di
sekolah
Tujuan dari bimbingan karir
bisa tercapai dengan bermacam-macam cara diantaranya:
1) Bimbingan karir dilaksanakan
dengan cara memadukannya dengan kegiatan belajar mengajar. Dalam kaitan ini
setiap guru bisa menjelaskan kegunaan dari mata petajaran yang diajarkan.
Utamanya karir yang bisa dikembangkan melalui mata pelajaran tertentu. Namun
cara dalam pelaksanaannya akan menemui berbagai kendala misalnya setiap guru
dituntut memahami dengan baik karir-karir tertentu, disamping itu waktu guru
dalam memberikan pelajaran tertentu bisa diatasi.
2) Bimbingan karir dilaksanakan
dalam bentuk pengajaran unit. Jadi bimbingan karir masuk dalam kegiatan yang
diprogramkan di sekolah. Petugas pembimbing dapat berperan penuh dengan tidak
melibatkan guru- guru lain. Namun konsekuensinya perlu adanya jam khusus yang
disediakan untuk bimbingan karir.
3) Kegiatan bimbingan karir
dilaksanakan pada hari-hari tertentu yang disebut hari karir (career day).
Kegiatan ini diisi dengan ceramah dan diskusi tentang deskripsi lapangan
pekerjaan serta pengembangan karir dan sebagainya dalam waktu tertentu yang
telah ditentukan.
4) Karya wisata karir yang
diprogramkan oleh sekolah. Dengan cara ini siswa dapat mengetahui dengan tepat
apa yang ada dalam kenyataannya. Siswa bisa memilih obyek yang mana yang ingin
dikunjungi.
5) Bimbingan karir dilaksanakan
dengan cara yang disusun dalarn suatu paketan tertentu yaitu paket bimbingan
karir. Setiap paket merupakan modul yang utuh yang terdiri dari beberapa macam
topik bimbingan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada periode lalu telah
mengeluarkan paket bimbingan karir yang terdiri dari lima paket. Paket tersebut
yaitu: Mengenai pemahaman diri, pemahaman nilai-nilai, pemahaman lingkungan,
pemahaman mengenai hambatan dan cara mengatasinya. Mengenai paket bimbingan
karir lebih lanjut akan dijelaskan kemudian.
Sebagaimana telah dipaparkan
di atas tentang altematif model bimbingan karir yang bisa dipilih. Setiap model
tertentu membawa kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Setiap sekolah
terutama petugas pembimbing bisa menentukan’ cara tersendiri yang dianggap
paling mungkin dilakukan. Petugas pembimbing di sini dituntut untuk kreatif,
analistif, dan inovatif dalam menjalankan programnya. Bisa saja diselenggarakan
dua cara atau bahkan semua cara dengan sekaligus, tentunya dengan
menpertimbangkan berbagai hal.
4. Paket-paket Bimbingan Karir
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan sekarang menjadi Departemen Kebudayaan Nasional dalam rangka
merealisasikan bimbingan karir telah menyusun program-program bimbingan yang
terangkum dalam 5 paket bimbingan karir.
Paket1 adalah paket pemahaman
diri, yaitu suatu paket yang dimaksudkan agar siswa dapat mengetahui dan
memahami “Siapa sebenarnya saya”. Paket I terdiri dari (a)Pengantar pemahaman
diri, (b)Mengetahui bakat, kemampuan / potensinya, (c) Mengetahui minat, (d)
Mengetahui tentang citacita.
Dalam pelaksanaannya siswa
dituntut untuk mencapai keempat hal diatas, sehingga pada akhimya siswa bisa
menjawab dengan tegas “Siapa saya”.
Paket II adalah paket
mengenai nilai-nilai. Dengan paket ini siswa diharapkan akan dapat mengetahui
serta memahami nilai-nilai yang ada dalam dirinya dan juga nilai-nilai yang ada
dalam masyarakat. Berkaitan dengan hal itu paket ini mencakup (a) Nilai
kehidupan, (b)Saling mengenal nilai-nilai orang lain, (c) Pertentangan nilai
dalam dirinya, (d) Pertentangan nilai pribadi dengan orang lain, (e)
Nilai-nilai yang bertentangan dengan kelompok atau masyarakat, (f) Menentukan
alternatif Bila siswa dituntun untuk berpikir dan menganalisa
nilai-nilai yang ada pada akhirnya siswa akan menentukan alternative nilai bagi
dirinya sendiri dengan mempertimbangkan nilai-nilai lain. Jadi diharapkan kelak
siswa bisa berpijak ada nilai-nilai tidak hanya yang sesuai dengan keinginan
nafsunya semata.
Pakei III adalah paket yang
berkaitan dengan pemahaman lingkungan. Dengan paket ini siswa diharapkan akan
dapat mengetahui serta memahami keadaan lingkungannya. Paket ini mencakup
hal-hal yang berkaitan dengan (a) Informasi pendidikan, (b) Kekayaan daerah dan
pengembangannya, (c) Informasi jabatan. Dengan mengetahui ini semua siswa
diharapkan akan lebih tepat dan mantap dalam menentukan langkah bagi masa
depannya.
Puke! IV adalah paket yang
berhubungan dengan hambatan dan cara mengatasinya. Paket ini meliputi (a)
Faktor pribadi, (b) Faktor Lingkungan, (c) Manusia dan hambatannya, (d)
Cara-cara mengatasi hambatan dengan paket ini siswa diharapkan mampu mengetahui
hambatan-hambatan yang mungkin muncul yang akan menghambat pencapaian tujuan
(karir yang diinginkan), dan bagaimana mengatasi hambatan itu. Dengan ini siswa
akan semakin yakin dalam menatap masa depannya.
Paket V adalah paket yang
berkaitan dengan merencanakan masa depan. Paket V mencakup (a) Menyusun
informasi diri, (b) Mengelola informasi diri, (c) Mempertimbangkan altematif,
(d) Keputusan dan rencana, (e) merencanakan masa depan.” Sekolah melalui
tahap-tahap pemahaman dalam paket-paket sebelumnya, maka pada paket V ini
diharapkan siswa telah mampu merencanakan masa depannya dengan berpijak pada
informasi-informasi tentang pemahaman yang didapatnya.
Paket-paket tersebut memang
disusun oleh pemerintah, namun bukan berarti sekolah dan khususnya pembimbing
memiliki otorias sendiri dalam menentukan program yang sesuai untuk diterapkan
disekolahnya. Kalau kita lihat tidak dapat dipungkiri paket-paket tersebut bisa
dikatakan perwujudan bimbingan yang ideal. Namun tidak menutup kemungkinan
realitasnya tidak semudah bayangan ideal.
PENUTUP
Berkenaan dengan bimbingan karir bagi siswa Prof Dr. Suyanto, seorang
rektor UNY pernah bercerita (dalam seminar pendidikan di Primagama tanggal 26
Maret 2002) tentang dua anak yang dihadapkan pada pertanyaan yang sama. Yang
pertama seorang siswa setingkat kelas 4 SD dari Amerika yang kedua pelajar SMU
daro Indonesia. Kedua siswa ini diberi pertanyaan sederhana “Kenapa kamu
belajar matematika?”
Dari satu pertanyaan muncul
jawaban yang berbeda dari masing-masing siswa. Siswa pertama menjawab “Saya
belajar matematika karena saya ingin bisa membantu orang menghitung dan supaya
bisa menjadi bankir. Siswa kedua menjawab “Saya belajar matematika karena hari
ini hari kamis. Jawaban pertama menggambarkan pengetahuan yang diterima siswa
mengandung tujuan dan juga nilai.
Dari jawaban anak tersebut
menyiratkan nilai sosial dan nilai akademik dalam tujuannya. Sedangkan jawaban
siswa kedua menggambarkan bahwa siswa-siswa di sekolah kurang terbiasa berpikir
analistis dan kritis. Sehingga siswa hanya menelan saja apa yang diajarkannya
tanpa proses mengunyah dan tanpa mengetahui untuk apa pelajaran itu bagi
dirinya.
Dari cerita di atas kita bisa
mengaitkannya dalam realitas kita tidak bisa menutupi sekolah-sekolah yang ada
di Indonesia hanya bertanggung jawab atas pemberian rnateri pelajaran sesuai
dengan ketentuan kurikulum. Sekolah seakan-akan melepaskan tanggung jawab
lainnya yang seharusnya ditunaikan. Tanggung jawab itu diantaranya adalah
membantu siswa menemukan dan memahami potensinya serta bagaimana
pengembangannya. Tugas itu bisa dilakukan melalui biinbingan.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Walgito, Bimo, Prof
Dr., Bimbingan dun Penyuluhan di Sekolah, Edisi revisi, Andi Offset
Yogyakà rta: 1995.
2. Suryosubroto, B, Drs., Proses
Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta: 1997.
3. Hana, Attia Mahmud, Prof.
Dr., Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan, Jilid I, Bulan Bintang, Jakarta: 1998.
4. _________, Bimbingan
PendidikaA dan Pengajaran, Jilid II, Bulan Bintang, Jakarta: 1978.
5. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Petunjuk Pe!aksanaan Bimbingan Karir, Jakarta: 1985.
6. Sukandi, Dewa Ketut, Drs.,
Tes dalam Konseling Karir, Usaha Nasional, Surabaya: 1994.
7. Ahmadi, Abu, Drs. H.,
Bimbiizgan Konseling di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta: 1991.
0 Response to "Makalah Bimbingan Karir Bagi Siswa di Sekolah"
Post a Comment