Image1

Makalah Bimbingan Konseling Pendekatan, Metode dan Teknik dalam Pendidikan


PENDEKATAN, TEKNIK DAN METODE

BIMBINGAN DAN KONSELING



A.    PENDAHULUAN
Pendidikan sudah merupakan kebutuhan setiap orang. Namun dalam realitasnya pendidikan belum mampu memenuhi kebutuhan dan harapan setiap orang. Hal ini dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya suatu proses pendidikan, diantaranya adalah faktor siswa itu sendiri.
Dalam proses belajar-mengajar, siswa seringkali dihadapkan pada berbagai masalah, baik yang berkaitan dengan kesulitan belajar maupun masalah pribadi, sikap dan tata cara bergaul siswa dengan teman, guru dan masyarakat serta masalah-masalah lainnya yang seringkali menjadi hambatan bagi siswa dalam belajar.
Hal seperti itu tidak bisa kita diamkan begitu saja, karena akan mempengaruhi tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan. Oleh karena itu perhatian pada aspek siswa yang bermasalah, harus merupakan bagian yang tak boleh dilupakan. Siswa memerlukan bantuan dan bimbingan dari seorarig pendidik dalam menghadapi berbagai kesulitannya.
Bimbingan ini tidak hanya membantu siswa dalam memecahkan suatu permasalahan, melainkan juga membantu siswa dalam mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya.’
Dengan demikian bimbingan dan konseling cukup urgen bagi dunia pendidikan. Hal  ini dapat dilakukan melalui pendekatan, teknik dan metode bimbingan dan konseling agar solusi yang kita tawarkan dapat dipertanggungjawabkan dan dapat berjalan seefesien mungkin
Makalah ini setidaknya memberikan gambaran secara garis besar pendekatan, metode dan teknik bimbingan dan konseling.

B.     PEMBAHASAN
1.      Pendekatan
Bimbingan telah ada sejak jaman dahulu, karena manusia beranggapan bahwa dengan mencurahkan permasalahan yang dihadapinya pada orang lain, ia akan mendapatkan solusinya. Sehingga sampai sekarang bimbingan masih sangat diperlukan.
Dalam Bimbingan dan Konseling, kita mengenal düa pendekatan yaitu:  non scientic approach (pseudo-scientfic approach) dan scientific approach. Pendekatan pertama adalah pendekatan yang tidak berdasarkan suatu hal yang objektif dan nyata, akan tetapi lebih pada hal-hal yang bersifat misterius dan spekulatif. Misal pendekatan yang dilakukan seorang dukun pada pasiennya.
Pendekatan kedua adalah pendekatan yang berdasarkan hasil-hasil interview, hasil penelitian prestasi belajar, hasil test dan sebagainya yang dipandang sebagai pendekatan objektif dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah.’ Contohnya, pendekatan yang dilakukan seorang guru terhadap muridnya.
2.      Metode
Dalam melakukan bimbingan, tentu saja kita memerlukan berbagai data. Untuk itu kita perlu mengetahui metode-metode yang digunakan dalam bimbingan, untuk mendapatkan dan mengumpulkan data, antara lain adalah:
a.      Metode Observasi
Observasi adalah mengumpulkan data-data dengan jalan melakukan pengamatan secara langsung melalui mata dan pendengaran. dari segi peranan observer, observasi dibagi menjadi tiga macam yaitu:  
1)      Observasi yang berpartisipasi (participant observation)
Dalam observasi ini, observer (pembimbing) ikut terjun dalam prikehidupan dan situasi orang-orang yang diobservasi (observees). Jenis ini sering digunakan untuk penyèlidikan yang bersifat eksploratif dan untuk menyelidiki satuan-satuan sosial yang besar. Misalnya, jika orang-orang yang diobservasi main basket, maka observer juga ikut main.
2)       Observasi non-partisipasi (non-participant observation).
Berbeda dengan jenis pertama, dalam observasi ini, pembimbing tidak ikut terjun dalam situasi kehidupan orang-orang yang diobservasi. Contoh; mengamati anak yang sedang bermain, observer tidak perlu ikut bermain, tetapi cukup dengan melihat bagaimana mereka bermain, bagaimana aktivitasnya, kontak sosialnya dan sebagainya.
3)       Quasi Partisipasi
Dalam bentuk ini seolah-olah observer turut berpartisipasi, padahal sebenamya ia hanya berpura-pura turut bergabung dalam situasi kehidupan observees. Ditinjau dan segi tujuannya, observasi dibagi menjadi dua yaitu:
1)       Observasi sistematis.
Observasi sistematis adalah observasi yang dilaksanakan dengan cara membuat rencana kerangka terlebih dahulu, maka sering juga disebut structured observation atau observasi dengan sistem kategori, karena sebelum melakukan observasi telah dibuat kategori-kategori tertentu.
2)      Observasi non-sistematis
Dalam observasi ini, observer tidak melakukan sistematisasi terhadap hal-hal yang akan diselidiki. Tetapi cukup dengan menangkap apa yang dapat diamati. .Jadi batasannya luas dan tidak terpaku pada hal-hal yang sudah dikategonkan.
Sedangkan ditinjau dan segi situasinya, observasi dibagi menjadi tiga yaitu:
1)      Free Situation; observasi yang dilakukan dalam situasi yang bebas tidak dibatasi. Maka situasinya belum merupakan situasi yang terkontrol.
2)      Manipulated situation; situasi yang sengaja diadakan dengan cara memasukkan faktor-faktor (variabel-variabel) pada situasi yang dikehendaki. Situasi ini selalu dalam pengontrolan observer, maka merupakan situasi yang terkontrol.
3)      Partially Controlled situation observation; percampuran antara situasi bebas dengan situasi yang sengaja diadakan.
Dengan adanya bermacam-macam jenis observasi ini, masing-masing dapat digunakan sesuai dengan keadaan yang kita hadapi. Langkah selanjutnya adalah pencatatan hasil observasi. Dalam hal ini ada tiga cara yang sering dilakukan oleh observer yaitu;
Pertama; pencatatan dengan segera (on the sport). Kelebihannva dapat mengeliminir adanya kesalahan dan kelupaan. Kelemahannya, observasi bisa dianggap kurang teliti karena perhatiannya bercabang dua yaitu mengamati kejadian dan mencatat apa yang terjadi. Selain itu akan menimbulkan kecurigaan orang yang diamati, sehingga observasi terganggu.
Kedua, pencatatan yang dilakukan setelah observasi selesai. Dengan cara ini situasi observasi tidak akan terganggu dan orang yang diamati tidak akan curiga. Akan tetapi hasil observasi seringkali tidak sesuai dengan kenyataan, karena observer tidak bisa mengingatnya dengan baik.
Cara yang ketiga mencatat hasil observasi pada garis besy dengan menggunakan tanda-tanda (simboI-simboI). Setelah itu kita membedakan antara fakta dan interpretasi. Fakta adalah objek yang diobservasi, sedangkan interpretasi merupakan sudut pandang atau pendapat observer. Fakta bersifat objektif sedangkan interpretasi bersifat subjektif. Maka dalam pencatatannya harus dibedakan dengan cara membuat kolom yang terdiri dan kolom fakta dan kolom interpretasi.
Selain itu ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam observasi yaitu:
1)      Menentukan materi observasi.
2)      Menentukan cara atau teknik observasi.
3)      Menentukan cara mencatat hasil observasi
4)      Membedakan antara fakta dan interpretasi.
5)      Observasi dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan observasi.
6)      Interpretasi dilakukan setelah observasi selesai.
Alat-alat observasi yang dapat digunakan dalam situasi yang berbeda-beda antara lain:
a.       Anecdotal record, catatan tentang kelakuan luar biasa seseorang.
b.      Catatan berkala; mencatat kejadian-kejadian pada waktu tertentu, setelah itu observer memberikan kesan-kesan umumnya.
c.       Check list; merupakan daftar yang mencakup faktor-faktor yang ingin diselidiki.
d.      Rating Scale; hampir sama dengan check list, tetapi tidak hanya mengamati ada atau tidaknya gejala. Rating scale terdiri dan daftar ciri-ciri, tingkah laku atau sifat-sifat yang dicatat secara bertingkat.
e.       Mechanical I)evices, alat yang sudah sempuma misalnya slide, fotofoto, tape recorder dan lain-lain.
b.      Metode Questionnaire
Questionnaire atau angket adalah daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh orang-orang yang menjadi objek questionnaire. Dilihat dari bentuk questionnaire, ada tiga macam bentuk pertanyaan yaitu:
1)      Pertanyaan yang tertutup (closed questionnaire), yàitu pértãnyamipertanyaan dimana orang-orang yang menjadi sasaran tinggal memilih jawaban yang disediakan.
2)      Pertanyaan yang terbuka (opened questionnaire); dimana seseorang mempunyai kesempatan terbuka untuk memberikan jawaban.
3)      Pertanyaan yang terbuka dan tertutup; campuran dan kedua pertanyaan tersebut.
4)      Dilihat dan cara memberikan questionnaire dibedakan menjadi:
a.       Langsung (direct); yaitu pertanyaan diberikan secara langsung pada sasaranya.
b.      Tidak langsung ; untuk memperoleh jawaban dibutuhkc.an seorang perantara contoh : orang tua menjawab pertanyaam untuk anaknya.° Ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam questionnaire yaitu:
-          Menggunakan questionnaire pada waktu dan situasi yang tepat.
-          Menentukan tujuan baik umum maupun khusus.
-          Menyusun pertanyaan sebaik-baiknya dengan memperhatikan:
-          Pertanyaan harus pendek, jelas dart mudah dimengerti.
-          Pertanyaan hendaknya jangan sampai ganda.
-          Pertanyaãn harus tegas.
-          Pertanyaan jangan sampai menimbulkan keragu-raguan.
c.        Checking (memeriksa) kembali pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun.
Metode ini mempunyai keuntungan-keuntungan antara lain praktis, ekonomis, terutama dari segi tenaga dan yang terakhir dengan menggunakan metode ini orang dapat menjawab secara terbuka atau leluasa. Sedangkan kelemahannya jika ada pertanyaan yang kurang jelas, sulit untuk kompromi. Pertanyaan yang kaku, tidak bisa diubah dan biasanya dengan metode ini angket seringkali tidak kembali.
c.       Interview (Wawancara)
Interview adalah teknik pengumpulan data dengan tanya jawab secara lisan. Kelebihan metode ini adalah pertanyaan-pertanyaannya dapat diperjelas, bahasanya dapat disesuaikan dengan yang diinterview dan dapat menimbulkan rasa persaudaraan sehingga mudah mencapai hasil yang diinginkan. Kelemahannya adalah membutuhkan waktu yang lama, membutuhkan keahlian, dan seringkali terjadi prejudice (prasangka).
Menurut tujuannya interview dapat dibedakan:
1)      The employment interview, ditujukan untuk mendapatkan gambaran tentang sifat seseorang yang sesuai dengan kriteria yang ada.
2)      Informational interview, untuk mendapatkan info yang dibutuhkan.
3)      Administrasi interview, untuk keperluan administrasi, misal untuk keseahteraan organi sasi.
4)      Counseling interview, untuk keperluan counseling.’2
Menurut jumlah orang yang diinterview;
1)      Interview individual
2)      Interview kelompok atau golongan.”
Menurut peranan yang dimainkan interview dibedakan menjadi:
1)      The non-directive, interview kurang terpimpin dan kurang mendasar pada pedoman tertentu.
2)      The Jöcused interview, ditujukan kepada orang-orang tertentu yang mempunyai hubungan dengan objek yang diselidiki.
3)      The repealed interview, interview yang berulang digunakan untuk mengetahui perkembangan dalam proses sosial.’4
d.      Sosiometri
Sosiometri merupakan salah satu metode pengumpulan data mengenai masalah yang berhubungan dengan interaksi sosial. Dengan metode ini dapat diketahui sejauh mana klien dapat mengadakan interaksi dengan temantemannya.’ 3 Baik atau tidaknya hubungan sosial individu dapat dilihat dan beberapa segi, yaitu:
-          Frekuensi, sering atau tidaknya anak bergaul.
-          Intensitet, intim atau tidaknya mereka bergaul.
-          Popularited, banyak atau sedikitnya teman.
Metode ini sering digunakan untuk menyelidiki regu-regu kecil (10-100 orang) sebab bila terlalu banyak akan menimbulkan kesulitan.
e.       Test
Test adalah metode untuk mengadakan penyelidikan dengan menggunakan soal-soal yang telah dipilih dengan seksama dengan standar tertentu
Macam-macam test.’
1)      Berdasarkan banyaknya orang
a.       Test individual
b.      Test Ke/ompok (group)
2)      Berdasarkan kemampuan jiwa yang diselidiki
a.       Test pengamatan
b.      Test perhatian
c.       Test intelegensi
3)      Berdasarkan caranya penguji
a.       Tes verbal (tes bahasa).
b.      Tes pcraga (performance)
f.       Case Study
Case study adalah metode penyelidikan untuk mempelajari kasus atau kejadian seseorang. Dengan kata lain suatu metode untuk menyelidiki riwayat hidup seseorang.’7
3.      Teknik Bimbingan dan Konseling
Secara garis besar, cara yang digunakan dalam bimbingan itu ada dua yaitu:
1)     Bimbingan Kelompok (group guidance); digunakan untuk membantu mund untuk memecahkan masalah-masalah melalui kegiatan kelompok yang dapat dilakukan dengan home room program yang bertujuan agar guru dapat mengenali murid-muridnya secara efesien. Atau dengan karya wisata dan juga mengadakan sosiodrama dengan cara bermain peran untuk memecahkan suatu masalah.
2)    Bimbingan Individual; yaitu bimbingan yang diberikan secara langsung oleh pembimbing kepada anak yang dibimbingnya. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknik percakapan pnbadi, kunjungan kerumab dan observasi kerja kliennya.’8
Langkah-langkah bimbingan meliputi, identifikasi anak, diagnosa, (menetapkan masalah), prognosa (menetapkan jenis bantuan), terapi (pelaksanaan bimbingan), dan terakhir adalah evaluasi dan follow-up (penilaian terapi). Teknik Konseling
Dalam wawancara konseling (counseling interview) dikenal adanya tiga macam pendekatan atau teknik pendekatan yaitu langsung (directive), tidak Iangsung (non-directive) dan eklektik (eclectic approuch).
a.       Teknik langsung (directive)
Prosesnya mirip dengan penyembuhan penyakit, sehingga pernah juga disebut clinical counseling. Dalam pendekatan ini konselor berperan aktif (counseler centered) memberikan arah, saran-saran dalam pemecahan masalah yang dihadapi oleh klien. -
b.      Teknik tidak langsung (non-directive)
Merupakan teknik sebaliknya, dalam hal ini klien yang menjadi pusat terapi (clien centered therapy), permasalahan diselesaikan sendiri oleh kliennya, konselor hanya memfungsikan dan mengembangkan. Dalam hal imi konselor hanya sebagai “agen pembangun.
c.       Eklektik (gabungan)
Teknik gabungan dari kedua teknik diatas berarti seorang konselor dalam menangani kliennya haruslah terlebih dahulu memahami dan menguasai pendekatan dan teori-teori directive konseling dan non directive konseling, sehingga nantinya seorang konselor mampu bersifat simpati dan empati.

C.    PENUTUP
Dari uraian diatas dapatlah kita simpulkan bahwa pendekatan bimbingan dan konseling terbagi menjadi dua yaitu non-scientific approuch dan scientiflc approuch.
Metode Bimbingan dan Konseling terdiri dan:
1.      Observasi.
2.      Questionnaire
3.      Interview
4.      Sosiometri
5.      Tes
6.      Case Study
Rangkaian kata telah terurai di atas, kini tiba saatnya kita memahami dan mencoba berpikir untuk mengaplikasikan pendekatan, metode dan teknik Bimbingan dan Konseling tersebut dengan harapan mampu menganalisis berbagai persoalan terutama yang berkenaan dengan pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Bimo Walgito, Prof Dr., Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Jogjakarta, Andi Offset 1995
__________ Bimbingan dan Konseling di Perguruan Tinggi, Jogjakarta: UGM Press 1982
H.M. Umar, Drs. Dan Sartono, Drs. Bimbingan dan Penyuluhan untuk Fakultas Tarbiyah, Bandung: Pustaka Setia, 1998.
Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam, Jogjakarta: UlI Press, 2001
Attia Mahmud Hana, Prof Dr , Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan Jakarta Bulan Bintang, 1978
Arifin, H.M. Prof, M. Ed, Pedoman Pelaksanaan Blinbingan dan Penvuluhan Agama, Golden Trayon Press, Jakarta, 1998
Priyatno dan Ermawati, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta
Dewa Ketut Sukardi, Bimbingun dan Penyuluhan Be/ajar di Sekolah, Surabaya:
Usaha Nasional
____________ Pengantar Teori Konseling, Jakarta: Ghalía Indonesia

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makalah Bimbingan Konseling Pendekatan, Metode dan Teknik dalam Pendidikan"

Post a Comment