Contoh Proposal Skripsi Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Active Learning
Judul Skripsi
Pembelajaran Bahasa Arab | Contoh Proposal Skripsi Pembelajaran Bahasa Arab
| PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
BERBASIS ACTIVE LEARNING
PENDAHULUAN
A. PENEGASAN
ISTILAH
Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap pembahasan skripsi ini,
maka perlu kiranya penulis memberikan batasan-batasan istilah yang terkandung
dalam judul skripsi “Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Active
Learning” sebagai berikut:
1. Pembelajaran
Pembelajaran dalam skripsi
ini diartikan sebagai sebuah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.[1]
2. Bahasa
Arab
Bahasa Arab merupakan
bahasa percakapan yang digunakan oleh sebagian besar masyarakat Timur Tengah
untuk menyatakan maksudnya, namun dalam penulisan skripsi ini bahasa Arab yang
dimaksud adalah bahasa yang dipelajari sebagai mata pelajaran wajib yang harus
diikuti oleh peserta didik.
Sedangkan yang dimaksud
dengan bahasa Arab dalam penelitian ini adalah bahasa Arab aktif yaitu
pembelajaran bahasa Arab yang lebih menekankan pada kemampuan atau ketrampilan
menulis dan berbicara, atau yang dikenal dalam bahasa Arab dengan istilah Qira’ah dan Muhadatsah.
Hal ini penulis sandarkan
pada teori pembelajaran bahasa Arab aktif yang terdapat pada GBPP Kurikulum
Madrasah Aliyah mengenai Metode Pengajaran Bahasa Arab, yang diterbitkan oleh
Depag RI tahun 1994, yang menyatakan;
Pengajaran bahasa Arab ini
merupakan proses pembelajaran agar siswa mampu menyimak (إستماع), berbicara (Ù…ØØ§Ø¯Ø«Ø©), membaca (قراءة), dan mengarang terpimpin (تعبير موجه), karena itu pengajarannya pun harus mengacu pada
pemberian bekal siswa, agar mereka memiliki kemampuan berkomunikasi aktif dan
pasif. Kemampuan komunikasi aktif adalah ketrampilan menggunakan bahasa lisan
dan tulisan atau syawiyan dan tahririyan, sedangkan
komunikasi pasif adalah ketrampilan untuk memahami bacaan berbahasa Arab dan
pembicaraan orang lain.[2]
3. Berbasis
Berbasis merupakan kalimat
yang terdiri dari dua kata, ber, dan basis. Dalam skripsi ini, basis diartikan
sebagai dasar atau pokok.[3]
4. Active
Learning
Active Learning adalah
istilah dari bahasa Inggris, active diartikan sebagai aktif,
giat, gesit, dan semangat.[4] Sedangkan learning adalah
pengetahuan. Jadi yang dimaksud dengan Active learning di sini
adalah belajar dengan giat dan aktif guna memperoleh pengetahuan atau ilmu
pengetahuan dengan menggunakan berbagai macam pendekatan belajar aktif.
Dan active learning yang dimaksud dalam skripsi ini adalah
sebuah konsep pembelajaran bahasa Arab yang membutuhkan peran aktif dari siswa
baik mental maupun fisik.
Dari beberapa uraian
diatas, yang dimaksud dengan judul "Pembelajaran Bahasa Arab
Berbasis Active Learning” merupakan penelitian ilmiah
tentang konsep dan penerapannya dalam pembelajaran bahasa Arab.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Proses belajar mengajar
atau PBM, merupakan salah satu salah satu istilah yang sangat populer dalam
dunia pendidikan. Proses belajar mengajar diartikan sebagai suatu proses
kegiatan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, dan mengevaluasi program
pengajaran. Istilah PBM merupakan gaya mengajar yang menjadikan
peserta didik sebagai subyek dan bukan sebagai obyek atau kini lebih dikenal
dengan istilah “Student Centered Instruction”.[5] Dalam
pembelajaran ini guru hanya berfungsi sebagai fasilitator atau pemberi
kemudahan bagi peserta didik. Hal ini sangat sesuai dengan konsep CBSA, yang
menghendaki peserta didik sebagai subyek bukan obyek. Guru atau pendidik hanya
mengikuti dan mengawasi perkembangan peserta didik, mendorong atau memotivasi
agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan bakat dan kemampuannya,
dalam hal ini tugas ini akan lebih berhasil bila telah mengetahui bakat serta
potensi setiap peserta didik.
Konsep CBSA dituangkan
kepada proses belajar mengajar yang berimplementasi kepada peserta
didik adalah sebagai berikut :
- Peserta
didik memiliki kesempatan menyatakan permasalahan yang mereka hadapi
- Peserta
didik memiliki keberanian mengajukan pendapat
- Peserta
didik memiliki kesempatan menggunakan berbagai sumber belajar yang ada
- Peserta
didik memiliki kesempatan untuk bertanya kepada guru dan meminta pendapat guru
dalam upaya meningkatkan prestasi belajarnya.[7]
Pembelajaran pada
hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya,
sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Banyak faktor yang
berpengaruh dalam interaksi tersebut. Dalam pembelajaran tugas guru yang paling
utama adalah mengkondisikan lingkungan belajar agar menunjang terjadinya perubahan
perilaku bagi peserta didik.
Saat ini, di mana reformasi
sedang digalakkan di segala bidang, termasuk pendidikan, yang terus mencari
format pendidikan yang terbaik. Kaitannya dengan hal tersebut. Mulai tahun 2004
akan diberlakukan suatu model kurikulum baru yang berorientasi kepada
penguasaan kompetensi pada peserta didik yang dikenal dengan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK). Hal ini menuntut kesiapan semua lembaga
pendidikan dari tingkat dasar sampai tingkat perguruan tinggi. KBK memberikan
penekanan penguasaan kompetensi atau kemampuan pada diri peserta didik setelah
menyelesaikan proses pembelajaran atau proses pendidikan dalam sekolah.
Kompetensi sendiri
merupakan kemampuan yang dapat berupa pengetahuan, ketrampilan, nilai hidup,
pola berfikir dan bertindak yang telah menjadi bagian hidup peserta didik.[8] Kompetensi bukanlah “sisa” dari hafalan yang akan mudah
dilupakan tetapi merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu. Dan
agar kompetensi terwujud sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, langkah
yang harus ditempuh antara lain peserta didik diaktifkan dan dilibatkan dalam
proses pembelajaran. Seorang pendidik membantu peserta didik menemukan sendiri
nilai yang akan ditekankan. Dalam hal ini peserta didik akan berusaha untuk
menguasai pengetahuan dan ia akan mengerti bila ia melatihnya dan secara aktif
menggulatinya.[9]
Dalam pembelajaran bahasa,
yang memiliki tujuan umum yaitu tercapainya keterampilan atau kemahiran
berbahasa, keterampilan tersebut meliputi keterampilan menyimak, keterampilan
berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis[10] dalam bahasa Arab yang baik dan benar.
Salah satu fungsi bahasa
adalah sebagai alat komunikasi, komunikasi dapat berupa langsung atau lisan
seperti menyimak dan berbicara, dapat pula komunikasi dapat berwujud tak
langsung seperti membaca dan menulis. Jadi jelas bahwa pembelajaran bahasa
menghendaki penguasaan kompetensi berbahasa, atau dengan kata lain peserta
didik harus menguasai keterampilan-keterampilan berbahasa sebagaimana yang
disebutkan diatas.
Untuk itu, guru bahasa
dituntut untuk dapat memerankan fungsinya dan menjalankan tugasnya dalam proses
belajar mengajar. Guru dituntut memahami dan menguasai metode pengajaran,
memahami dan menguasai materi ajar, menguasai dan memahami serta dapat
mengaplikasikan media dan sumber belajar dan lain sebagainya yang dapat
mendukung tercapainya tujuan diatas.
Seorang guru bahasa Arab
harus dapat memilih, mengkombinasikan, serta mempraktekkan berbagai cara
penyampaian bahan yang sesuai dengan situasi. Keberhasilan pelaksanaan program
pengajaran akan sangat ditentukan oleh pilihan metode yang tepat. Metode
merupakan faktor yang sangat penting dalam pembelajaran bahasa disamping
profesionalisme guru, motivasi belajar peserta didik, sarana dan prasarana yang
tersedia. Metode adalah rencana menyeluruh yang berhubungan dengan penyajian
materi pelajaran secara teratur dan tidak saling bertentangan dan didasarkan
atas suatu pendekatan.
Metode memegang peranan
yang sangat penting dalam dunia pengajaran kaitannya dengan pencapaian tujuan
pengajaran dan tujuan pembelajaran, terlebih dalam pengajaran bahasa Arab yang kedudukannya
di Indonesia sebagai bahasa kedua, bukan sebagai bahasa ibu atau bahasa
ke-satu. Jelas akan sangat memerlukan metode yang tepat dan sesuai dengan
situasi yang berlaku di Indonesia. Tidak sedikit lembaga pendidikan dapat
mencapai tujuan program-programnya, karena menerapkan metode yang tepat dan
sesuai dengan situasi yang ada.
Dewasa ini, pengajaran dan
pembelajaran bahasa mengalami kemajuan yang sangat berarti, berbagai macam
metode digunakan untuk menunjang salah satu tujuan pengajaran yaitu terbentuknya
manusia-manusia yang handal dan siap pakai, berbagai macam sumber dan media
belajar coba diwujudkan dan diaplikasikan untuk mendukung tujuan tersebut.
Berbagai upaya lain-pun terus dilakukan walaupun memakan dana dan waktu yang
tidak sedikit. Namun hal itu tidak menghalangi upaya pengembangan pengajaran
dan pembelajaran bahasa.
Keberhasilan dan kesuksesan
pengajaran bahasa di lembaga pendidikan formal maupun pendidikan non formal
tidak terlepas berbagai faktor yang mempengaruhinya, berbagai faktor tersebut
metode pengajarannya. Dalam hal ini, Dr. Mulyanto Sumardi dalam
bukunya: "Pengajaran Bahasa Asing Sebuah Tinjauan Dari Segi
Metodologi" mengatakan :
Dalam pengajaran
bahasa, salah satu segi yang sering disorot orang adalah segi
metode. Sukses tidaknya suatu program pengajaran bahasa sering kali dinilai
dari segi metode yang digunakan, sebab metodelah yang menentukan isi dan cara
mengajarkan bahasa.[11]
Namun bukan hanya metode
saja yang harus selalu menjadi perhatian, salah satu faktor yang juga penting
adalah tenaga pengajar atau guru. Sebab gurulah yang akan mengembangkan
metode-metode pengajaran, mengkondisikan lingkungan belajar yang kondusif demi
terwujudnya perubahan yang positif pada peserta didik. Selain kedua faktor
tersebut, yakni metode dan guru, faktor lain yang tidak kalah penting adalah
sarana pendidikan. Dewasa ini pengembangan sarana pendidikan atau sarana
belajar terus dilakukan baik secara kualitas maupun kuantitas. Setiap lembaga
pendidikan selalu berusaha mendirikan dan mewujudkan berbagai sarana pendidikan
yang dapat membantu proses pembelajaran peserta didik. Terlebih dalam pembelajaran
bahasa, akan sangat dibutuhkan berbagai sarana yang menunjang proses
pembelajaran, seperti buku-buku dan laboratorium bahasa dan lain sebagainya.
Ukuran keberhasilan
pembelajaran dapat dilihat dari berbagai segi. Dari segi proses misalnya,
pembelajaran akan dikatakan berhasil dan berkualitas jika seluruh peserta didik
atau setidak-tidaknya sebagian besar dari peserta didik terlibat aktif, baik
secara fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran tersebut, di
samping menunjukkan gairah yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan
munculnya rasa percaya diri.[12] Sedangkan
dari segi hasil, pembelajaran akan dikatakan berhasil bila terjadi perubahan
tingkah laku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau
setidak-tidaknya sebagian besar.[13]
Belajar adalah upaya
seseorang menuju kedewasaan di segala aspek kehidupan. Dalam proses belajar
seseorang dapat melakukannya secara otodidak atau belajar kepada seseorang yang
memiliki kelebihan dalam bidang tersebut. Dalam proses belajar tersebut,
terjadi interaksi antara peserta didik dengan guru dalam berbagai komponen yang
mempengaruhinya dan proses ini dinamakan Proses Pembelajaran.
Proses pembelajaran bahasa secara umum dapat dipahami
sebagai sebuah aktifitas seorang peserta didik yang berinteraksi dengan
lingkungannya, dalam hal ini adalah lingkungan yang berbahasa. Dia akan
berlatih dan berusaha untuk menjadi seorang individu yang berbahasa. Berhasil tidaknya
seorang peserta didik dalam menempuh proses pembelajaran akan terlihat dari
perubahan yang terjadi setelah proses tersebut dikatakan selesai.
Ukuran keberhasilan bahasa,
dalam hal ini adalah bahasa Arab yaitu tercapainya kemahiran dan keterampilan bahasa
pada diri peserta didik. Sesuai dengan tujuan pengajaran bahasa yaitu untuk
menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berbahasa peserta didik. Terampil
berbahasa Arab berarti terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca,
dan terampil menulis dalam bahasa Arab yang baik dan benar.
C. RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan latar
belakang masalah tersebut di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah yang
menjadi pokok pembahasan dalam skripsi ini, yaitu:
1. Bagaimana konsep
pembelajaran bahasa Arab berbasis active learning?
2. Dan bagaimana penerapannya dalam
pembelajaran muhadatsah dan insya'?
D. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Beberapa alasan pemilihan
judul yang penulis ajukan adalah sebagai berikut:
1. Bahwa pengajaran bahasa
Arab telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Ini terbukti dengan
diadakannya kursus-kursus bahasa Arab, munculnya berbagai tayangan di
media-media, termasuk di televisi yang menggunakan bahasa Arab. Dengan hal tersebut,
memotivasi para peserta didik untuk lebih meningkatkan potensi pribadinya,
khususnya dalam pembelajaran bahasa Arab.
2. Bahasa Arab mempunyai peran
yang penting dalam kehidupan beragama umat Islam, terutama dalam memahami
Al-Qur`an dan Al-Hadits dan literature-literature Islam lain yang berbahasa
Arab.
3. Banyaknya para pendidik
yang mengabaikan tentang pentingnya metode. Sehingga mereka sering
mengesampingkannya dalam praktek pengajaran bahasa Arab.
4. Penelitian tentang
Pembelajaran Bahasa Arab Aktif Berbasis Active Learning belum
pernah dilakukan.
E. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui
konsep pembelajaran bahasa Arab aktif
b. Untuk mengetahui bagaimana
konsep pembelajaran aktif berbasis active learning
2. Kegunaan Penelitian
a. Sebagai sumbangan pemikiran yang berharga dari hasil
penelitian di madrasah khususnya dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran
bahasa Arab
b. Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan
berfikir ilmiah bagi penulis yang dapat dimanfaatkan nanti setelah terjun di
lapangan
pendidikan.
F. METODE PENELITIAN
Penelitian akan berjalan
dengan baik dan menghasilkan hasil penelitian yang valid dan reliable jika
penelitian tersebut dilakukan dan dijalankan dengan metode yang baik dan benar.
Langkah selanjutnya setelah
merumuskan tujuan dan kegunaan penelitian adalah menentukan metode penelitian
dan metode analisa data apa yang digunakan dalam penelitian ini, sehingga
tujuan penelitian yang ada dapat dicapai dengan tepat.
1. Jenis
Penelitian.
Penelitian ini adalah
penelitian kepustakaan (library research) yaitu penelitian yang
menggunakan cara untuk mendapatkan data dan informasi dengan memanfaatkan
fasilitas kepustakaan. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
dokumentasi yaitu dengan mengambil data-data dari bahan-bahan tertulis seperti;
buku-buku, majalah dan artikel yang terkait dan relevan dengan penelitian[14] yang kemudian penulis menelaah dan melakukan interpretasi
terhadap data-data tersebut secara mendalam terhadap hubungan-hubungannya.
Data-data itu bisa dikategorikan menjadi sumber primer dan sumber sekunder.
2. Metode
Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data
dalam penelitian ilmiah mempunyai tujuan mengungkap fakta mengenai variabel
yang diteliti, sehingga apabila seorang peneliti ingin mendapatkan hasil
penelitian yang valid ia harus menggunakan metode pengumpulan data.
Seperti telah disebutkan di atas, bahwa penelitian ini adalah penelitian
kepustakaan, yang oleh karenanya yang menjadi obyek penelitian adalah
buku-buku, literatur, dan referensi lain yang berhubungan dengan active
learning dan konsep pembelajaran bahasa Arab aktif. Adapun sumber-sumber
data tersebut adalah:
a. Sumber
data primer; yaitu data yang diperoleh dari primer atau sumber aslinya yang
memuat informasi mengenai variabel.[15]
b. Sumber
sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak-pihak lain, yang secara tidak
langsung diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitiannya.[16] Sumber sekunder juga sebagai pelengkap yaitu data penunjang
yang juga diambil dari buku-buku, makalah, majalah, artikel yang terkait dan
relevan dengan penelitian.
3. Pendekatan
dan Analisa Data
Tindak lanjut setelah
pengumpulan data selesai dan data telah terkumpul, maka kemudian data tersebut
dianalisis. Analisis data tersebut menggunakan metode deskriptif
analitik, yaitu suatu cara pengambilan kesimpulan yang berdasar pada
fenomena atau fakta untuk mengetahui unsur-unsur kesatuan yang menyeluruh
kemudian mendeskripsikannya dalam suatu kesimpulan. Dan analisis tersebut
menjadi sangat baik dan jelas apabila dilakukan dengan teknik pembahasan
sebagai berikut:
a) Metode Induktif
Yaitu suatu proses logika
yang berangkat dari data empirik lewat observasi menuju pada suatu teori.
Dengan kata lain, induksi adalah suatu proses mengorganisir fakta-fakta atau
hasil-hasil pengamatan yang terpisah-pisah menjadi suatu rangkaian hubungan
atau suatu generalisasi.[17].
b) Metode Deduktif
Adalah suatu pendekatan
yang berangkat dari kebenaran umum mengenai suatu fenomena (teori) dan
menggeneralisasikan kebenaran tersebut pada suatu peristiwa atau data tertentu
yang berciri sama dengan fenomena yang bersangkutan (prediksi). Dengan kata
lain, deduksi berarti menyimpulkan hubungan yang tadinya tidak tampak,
berdasarkan generalisasi yang sudah ada.[18].
G. TINJAUAN PUSTAKA
Penulis menemukan beberapa
hasil penelitian yang membahas permasalahan serupa namun hanya
sebagian-sebagian saja, artinya hanya menekankan salah satu aspek dalam
pembelajaran bahasa Arab aktif seperti pada skripsi saudari Niswatul Lailah
yang meneliti tentang Konsep Dasar Active Learning dan
Relevansinya dengan Pengajaran Muhadatsah. Atau seperti skripsi
saudari Enung Nugrahati yang membahas tentang Active Learning kaitannya
dengan pembelajaran Qira'ah (Tinjauan Psikolingusitik).
Pada penelitian yang lain,
penulis menemukan penelitian yang membahas tentang pengajaran muhadatsah yang
menjadikan quantum teaching sebagai teorinya. Namun penulis
belum menemukan tulisan yang sama persis dengan tema penelitian yang penulis
teliti. Penelitian ini lebih menekankan pada ketrampilan berbahasa secara aktif
yaitu ketrampilan berbicara dab ketrampilan menulis.
Selain beberapa hasil
penelitian di atas, ada beberapa buku yang membahas tentang active
learning itu, diantaranya: buku Active Learning 101 Strtegies
to Teach Any Subject, karya Mel Silberman yang telah
dialih bahasakan oleh Barmawy Munthe, dkk. Dalam buku tersebut
diterangkan apa itu belajar aktif, konsepnya, pentingnya belajar aktif dan juga
dikemukakan 101 macam strategi pembelajaran aktif. Selain buku tersebut,
penulis juga menggunakan buku Strategi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi
karya Hisyam Zaini, dkk, sebagai salah satu rujukan utama. Buku tersebut juga
membahas tentang belajar aktif dan strateginya. Dan beberapa buku lain yang
penulis jadikan sebagai rujukan yaitu bukunya Djago Tarigan dan HG Tarigan, yang
berjudul Teknik Pengajaran Ketrampilan Berbahasa, dan beberapa
buku lain yang menunjang.
H. KERANGKA TEORITIK
1. Pembelajaran Aktif
Ada beberapa teori
yang penulis jadikan pijakan dalam rangka penulisan skripsi ini kaitannya
dengan pembelajaran bahasa Arab aktif berbasis active learning.
Sebagaimana disebutkan
dalam latar belakang permasalahan bahwa pada hakekatnya pengertian pembelajaran
adalah lebih menitik beratkan pada peran serta peserta didik. Dan peran serta
peserta didik akan menjadi sangat penting untuk mewujudkan suasana belajar
aktif.
Dan pembelajaran aktif yang
dimengerti sebagai konsep suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk
belajar secara aktif, ketika peserta didik aktif maka secara langsung mereka
mendominasi aktivitas pembelajaran. Karena dengan belajar aktif peserta didik
akan diajak turut serta dalam semua proses pembelajaran. Belajar aktif sangat
diperlukan oleh peserta didik agar mendapatkan hasil belajar yang maksimum.
Belajar aktif adalah suatu cara untuk mengikat informasi yang baru kemudian
menyimpannya dalam otak, belajar yang hanya mengandalkan salah satu indra
(indra pendengaran) mempunyai banyak kelemahan,[19] karena
belajar membutuhkan keterlibatan mental dan tindakan pelajar itu sendiri.
Ciri termudah kegiatan
belajar aktif adalah ketika peserta didik melakukan sebagian besar pekerjaan
yang harus dilakukan, mereka menggunakan otak-otak mereka, mempelajari
gagasan-gagasan, memecahkan berbagai masalah, dan menerapkan apa yang mereka
pelajari.[20]
Dalam pembelajaran aktif
peserta didik akan memecahkan masalahnya sendiri, menemukan contoh-contoh,
mencoba ketrampilan-ketrampilan dan melakukan tugas-tugas sesuai dengan
pengetahuan yang mereka miliki. Kegiatan semacam ini selalu dilakukan peserta
didik tanpa ada pengaruh dari luar atau perintah. Hal ini karena didasari rasa
keingintahuan yang begitu mendalam terhadap berbagai hal.
Konfisius, seorang filosof
yang termasyhur dari Cina menyatakan:
Apa yang saya dengar, saya
lupa
Apa yang saya lihat, saya
ingat
Pertanyaan diatas jelas
menunjukkan suatu tindakan aktif. Belajar yang hanya menggunakan pendengaran
saja akan cepat hilang dan tidak membekas, belajar yang hanya menggunakan indra
penglihatan hanya akan terbayang dalam ingatan sesaat (apabila tidak dicatat),
namun bila belajar langsung dengan mempraktekkan sesuatu akan lebih mengesankan
bagi pembelajar itu sendiri.
Konsep belajar aktif muncul
di Indonesia pada tahun 1976 dengan nama Student Active
Learning (SAL), konsep ini merupakan konsep pembelajaran yang lebih
menitik beratkan pentingnya siswa belajar aktif. Belajar aktif disini merupakan
pembelajaran yang melibatkan keaktifan secara fisik, mental, intelektual, dan
emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara matra
kognitif, afektif, dan psikomotorik.[22]
Dalam pembelajaran aktif
peserta didik sebaiknya berada dalam situasi dimana ia akan secara aktif
menangani suatu masalah, mengerjakan, berdiskusi, membahas suatu permasalahan
untuk dicari penyelesaiannya.[23] Peserta
didik akan lebih senang dan lebih cepat memahami tentang sesuatu bila ia
mengerjakannya sendiri, karena setiap tindakan, pengalaman yang telah
dialaminya akan mengkristal dalam ingatannya.
Proses belajar mengajar
sendiri adalah kegiatan aktif peserta didik dalam membangun makna dan
pemahaman, sehingga seorang pengajar, mestinya dituntut selalu bisa menciptakan
suasana yang menyenangkan, memberikan dorongan dan motivasi belajar peserta
didik. Berikut dikemukakan 10 prinsip kegiatan belajar mengajar yang
disarankan:
1. Berpusat Pada Siswa
Setiap individu pada peserta didik memiliki perbedaan dalam minat,
kemampuan, kesenangan, pengalaman, dan cara belajar, maka dalam hal ini
kegiatan belajar mengajar (KBM) perlu menempatkan peserta didik sebagai subyek
belajar. KBM harus memperhatikan bakat, minat, kemampuan dan cara-gaya belajar
peserta didik, motivasi dan latar belakangnya.
2. Belajar Dengan Melakukan
KBM harus memberikan pengalaman nyata kepada peserta didik yang
sesuai dengan penerapan konsep, kaidah, dan prinsip ilmu yang dipelajari.
3. Mengembangkan Kemampuan Sosial
Peserta didik akan lebih
cepat paham terhadap sesuatu apabila dapat mengkomunikasikan setiap gagasan dan
ide-idenya kepada siswa lain dan gurunya. Ini penting kaitannya dengan pembentukan
pola interaksi dengan lingkungan sosialnya. Interaksi memungkinkan pemahaman
yang integral karena terjadi proses diskusi, saling bertanya, dan saling
menjelaskan. Interaksi memungkinkan peserta didik untuk bersosialisasi dengan
menghargai perbedaan dan berlatih untuk bekerja sama.
4. Mengembangkan Keingintahuan, Imajinasi, dan
Fitrah Ber-Tuhan
Peserta didik adalah
makhluk yang memiliki rasa ingin tahu, selalu berimajinasi, dan memiliki fitrah
ber-Tuhan, rasa ingin tahu merupakan modal dasar untuk bersikap peka, kritis
dan mandiri, kreatif dan untuk bertaqwa kepada Tuhan.
5. Mengembangkan Ketrampilan Memecahkan Masalah
Peserta didik memerlukan
ketrampilan untuk memecahkan setiap permasalahan yang dihadapinya. Untuk itu
hendaknya KBM dirancang agar mampu mendorong dan melatih peserta didik mampu
mengidentifikasi masalah dan memecahkannya. Selain itu hendaknya KBM dirancang
agar merangsang peserta didik untuk secara aktif mencari jawaban dari setiap
permasalahan dengan prosedur yang ilmiah.
6. Mengembangkan Kreatifitas Peserta Didik
Potensi pada setiap peserta
didik tidak mungkin sama. Untuk itu KBM perlu dipilih dan dirancang agar
memberikan kesempatan dan kebebasan berkreasi secara berkesinambungan, untuk
mengembangkan dan mengoptimalkan kreatifitas siswa.
7. Mengembangkan Kemampuan Menggunakan Ilmu dan
Teknologi
Peserta didik perlu
mengenal penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi sejak dini, yang semakin
hari semakin canggih.
8. Menumbuhkan Kesadaran Sebagai Warga Negara yang Baik
Peserta didik perlu
memperoleh wawasan dan kesadaran untuk menjadi warga negara yang produktif dan
bertanggung jawab.
9. Belajar Sepanjang Hayat
KBM perlu mendorong peserta
didik untuk melihat dirinya secara positif, tahu diri dari kelebihan dan
kekurangan. KBM juga perlu membekali peserta didik dengan ketrampilan belajar
meliputi rasa percaya diri, keingintahuan, kemampuan memahami orang lain,
kemampuan berkomunikasi, dan bekerja sama sebagai motivasi untuk senantiasa
belajar dalam setiap kondisi dan situasi.
10. Perpaduan Kompetensi, Kerjasama, dan Solidaritas
Peserta didik harus
memiliki kompetensi, bekerja sama, dan mengembangkan solidaritasnya. Tugas
pengajar adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan semangat berkompetensi, bekerja sama, dan solidaritas. KBM
memberikan tugas-tugas yang memungkinkan peserta didik bekerja sama secara
mandiri.[24]
Persoalan lain yang pasti
muncul dalam pembelajaran adalah harus adanya indikator-indikator yang bisa
menjadi ciri khas KBM sehingga dinamakan Pembelajaran Aktif. Indikator-indikator
tersebut berfungsi sebagai kadar pembelajaran aktif yang
memiliki lima komponen, antara lain:
1. Aktivitas Siswa
a. Adanya
aktifitas belajar siswa secara individual untuk penerapan konsep, prinsip, dan
generalisasi.
b. Adanya aktifitas belajar
siswa dalam bentuk kelompok yang berfungsi sebagai problem solving.
c. Adanya
partisipasi siswa dalam melaksanakan tugas belajarnya melalui berbagai cara.
d. Adanya keberanian siswa
untuk mengajukan pendapat.
e. Adanya
aktifitas belajar analisis, sintesis, penilaian, dan kesimpulan
f. Adanya
hubungan sosial antar siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar.
g. Setiap siswa bisa
mengomentari dan memberikan tanggapan terhadap pendapat siswa lain.
h. Adanya kesempatan bagi
setiap siswa untuk menggunakan berbagai sumber belajar yang tersedia.
2. Aktifitas Guru Mengajar
a. Guru memberikan konsep
esensial bahan pengajaran
b. Guru mengajukan masalah/
tugas kepada siswa baik secara individual maupun kelompok
c. Guru memberikan bantuan
bagaimana siswa mempelajari bahan pengajaran atau cara penyelesaian masalah
d. Guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
e. Guru mengusahakan sumber
belajar yang diperlukan oleh siswa.
f. Guru
memberikan bantuan atau bimbingan belajar kepada siswa, baik secara individual
maupun kelompok.
g. Guru mendorong motivasi
belajar siswa melalui penghargaan atau hukuman
h. Guru menggunakan berbagai
metode dan media pengajaran dalam proses belajar mengajar
3. Program Belajar
a. Program
belajar disajikan dalam bentuk uraian atau informasi yang harus dipelajari dan
berupa masalah-masalah yang harus dicari pemecahannya oleh siswa
b. Setiap bahan pengajaran
dapat mengembangkan kemampuan penalaran siswa
c. Bahan
pengajaran diperkaya dengan media dan alat bantu
d. Bahan pengajaran menantang
siswa untuk melakukan berbagai aktifitas belajar
e. Lingkup
bahan pengajaran sesuai dengan kemampuan siswa dan mengacu kepada kurikulum
yang berlaku
f. Urutan
bahan pengajaran disusun secara sistematis mulai dari yang sederhana menuju
yang lebih kompleks
g. Program pengajaran dapat
melayani perbedaan kemampuan siswa.
4. Suasana Belajar
a. Adanya
kebebasan siswa untuk melakukan interaksi sosial dengan siswa lainnya
b. Adanya hubungan sosial yang
baik antara siswa dengan guru
c. Adanya
persaingan yang sehat antar kelompok belajar siswa
d. terciptanya suasana belajar
yang menyenangkan dan menggairahkan siswa, bukan paksaan dari guru
e. Dimungkinkannya
aktifitas belajar di luar kelas
5. Sarana Belajar
a. Tersedianya
berbagai sumber belajar dan digunakannya sumber belajar itu oleh siswa
b. Fleksibilitas pengaturan
ruang dan tempat belajar
c. Tersedianya
media atau alat bantu pengajaran yang dimanfaatkan oleh siswa
2. Pembelajaran Bahasa Arab
Sebagai bahasa asing,
tentunya pengajaran bahasa Arab tidak mudah dalam rangka pencapaian tujuannya,[26] Apalagi pengajaran bahasa Arab di Indonesia, jelas akan
sangat banyak dijumpai problematika dalam proses pembelajaran bahasa Arab,
seperti permasalahan linguistik dan lain sebagainya. Sehingga berbagai macam
metode pengajaran pun diaplikasikan seperti metode langsung (direct method),
metode membaca (reading method), metode terjemah (translation method),
namun kenyataannya setelah dilakukan evaluasi pengajaran, hasilnya masih jauh
dari yang diharapkan.
Bahasa Arab aktif, yang
dalam hal ini dikategorikan pada dua penguasaan ketrampilan berbahasa yaitu
ketrampilan berbicara dan ketrampilan menulis. Hal ini merujuk pada pendapat
yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto dan Djeniah Alim yang mengkategorikan
kegiatan berbicara dan menulis masuk pada kategori penguasaan bahasa secara
aktif, sedangkan membaca dan mendengarkan pada kategori penguasaan bahasa
secara pasif.[27] Dan
dalam pembahasan skripsi ini bahasa Arab aktif lebih dikerucutkan lagi pada
penguasaan ketrampilan berbicara (muhadatsah) dan penguasaan ketrampilan
menulis (qira'ah). Dalam kedua pembelajaran terselip berbagai tujuan
yang intinya agar peserta didik pasca pembelajaran mampu berkomunikasi secara
aktif menggunakan bahasa yang telah dipelajari yakni bahasa Arab. Adapun tujuan
yang ingin dicapai dalam pembelajaran kedua pelajaran tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Tujuan
Pembelajaran Muhadatsah
- Supaya peserta didik pandai mengucapkan
apa-apa yang terasa dalam hatinya atau apa-apa yang dilihatnya dengan ucapan
yang betul.
- Supaya memperluas alam pikiran peserta
didik
- Memperkaya peserta didik dengan kata-kata
baru dan kalimat-kalimat yang indah
Sedangkan menurut Tayar
Yusuf dan Syaiful Anwar tujuan pengajaran muhadatsah antara
lain:
- Melatih lidah peserta didik agar terbiasa
dan fasih dalam bercakap-cakap (berbicara) dalam bahasa Arab
- Terampil berbicara dalam bahasa Arab
mengenai kejadian apa saja dalam masyarakat dan dunia internasional apa yang ia
ketahui
- Mampu menerjemahkan percakapan orang lain
lewat telepon, radio, TV, tape recorder, dan lain-lain.[29]
b. Tujuan Mempelajari Insya'
- Siswa
dapat mengarang kalimat-kalimat sederhana dalam bahasa Arab
- Siswa
terampil dalam mengemukakan buah pikirannya, melalui karya tulis/ berupa
karangan lisan.
- Siswa
mampu berkomunikasi melalui koresponden dalam bahasa Arab
I. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Skripsi ini terdiri dari empat bab, yaitu:
Bab pertama yaitu
pendahuluan yang tujuannya untuk mengantarkan pembahasan ini secara global,
yang meliputi penegasan istilah, latar belakang masalah, rumusan masalah,
alasan pemilihan judul, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka,
kerangka teoritik, metode penelitian dan sistematika pembahasan
Bab kedua berisi tentang
pengertian belajar dan pembelajaran, kemudian akan dibahas tentang maksud pembelajaran
aktif, serta teori-teori pembelajaran aktif.
Bab ketiga berisi tentang
isi dari penelitian, yang meliputi pengertian bahasa Arab, baik bahasa Arab
secara aktif dan bahasa Arab pasif, dan pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa
kedua, kemudian akan dibahas tentang pembelajaran bahasa Arab aktif yang meliputi
pembelajaran muhadatsah dan pembelajaran insya'.
Bab keempat adalah
pembahasan inti yang mencoba menerangkan konsep
pembelajaran muhadatsah berbasis kompetensi dan konsep
pembelajaran insya' berbasis kompetensi.
Bab terakhir adalah bab
penutup yang berisi kesimpulan penelitian, saran-saran, serta kata penutup.
REFERENSI
[1] E
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi,(Konsep, Karakteristik,
dan Implementasi) Bandung PT Rosda Karya, 2000 hlm 100
[3] Pius
A Partanto dan M. Dahlan Al-Barry. Kamus Ilmiah Kontemporer.
(Surabaya, Penerbit Arkola; 1994) hlm 68
[4] Jhon.
M. Echol Dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama; 2002), hlm 19
[5] Djago
Tarigan dan HG Tarigan, Teknik Pengajaran Ketrampilan Berbahasa,
(Bandung Penerbit Angkasa 1986). hlm 4
[11] Mulyanto
Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing, Sebuah tinjauan dari Segi Metodologi,
(Jakarta: Bulan Bintang, 1974), hlm 7
[19] Hisyam
Zaini, Barnawi Munthe, Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajaran Aktif di
Perguruan Tinggi, (Yogyakarta;CTSD;2001) hlm xiii
[24] Kurikulum
Berbasis Kompetensi Kegiatan Belajar Mengajar Juli 2002. http://www.puskur.or.id/data/Buku
KBM.pdf. hlm 75-77
[26] Tujuan
pengajaran bahasa Arab menurut Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar dalam bukunya yang
berjudul Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, (Jakarta;
PT. Raja Grafindo Persada; 1997), hlm 189-190. Antara lain:
w Agar siswa dapat memahami Al-Qur'an dan Al-Hadits
sebagai sumber hukum Islam
w Dapat memahami dan mengerti buku-buku agama dan
kebudayaan Islam yang ditulis dalam bahasa Arab
w Supaya pandai berbicara dan menulis dalam bahasa
Arab.
0 Response to "Contoh Proposal Skripsi Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Active Learning"
Post a Comment