Inilah 7 Hikmah Puasa yang Wajib Anda Tahu
Ramadhan datang dengan penuh keistimewaan dan hikmah bagi setiap
orang yang menjalankan puasa. Hikmah puasa adalah kebijaksanaan dari Alloh yang
hanya diberikan kepada orang-orang yang menjalankannya. Adapun hikmah puasa
ramadhan berdasarkan dalil al-Qur’an dan hadits adalah sebagai berikut :
1. شُكْراً
لله Ungkapan Syukur
kepada Allah
Bersyukur kepada-Nya karena Allah SWT masih memberi jatah hidup,
sehingga kita masih bisa menikmati indahnya Ramadhan, bercengkrama dengan
keluarga, sanak saudara.
Bersyukur kepada-Nya karena masih ada kesempatan memperbaiki diri
atas dosa dan kekhilafan kita di masa lalu.
Bersyukur kepada-Nya karena ada waktu untuk menata hidup ke depan
yang lebih baik dan bermakna, belajar menjadi ‘tuan rumah’ yang baik, melayani
dan memuliakan tetamu yang kadang diabaikan hanya karena soal status sosial.
أَكْرِمْ ضَيْفَكَ .
Muliakanlah (siapapun) tamumu itu
Apalagi tamu itu adalah Ramadhan. Rasul Saw bersabda :
اَتَاكُمْ رَمَضَانُ سَيِّدُ
الشُّهُوْرِ فَمَرْحَبًا بِهِ وَاَهْلاً. جَاءَ شَهْرُ الصِّيَامِ بِالْبَرَكَاتِ
فَأَكْرِمْ بِهِ مِنْ زَائِرٍ هُوَ آتٍ.
“Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, penghulu segala bulan.
Sampaikanlah selamat datang kepadanya. Telah datang bulan puasa dengan membawa
segala keberkahan, maka alangkah mulianya tamu yang datang itu.” (HR. Thabrani).
2. تَزْكِيَةُ النَّفْسِ Menyucikan jiwa
Keberuntungan
dan kesuksesan seseorang, sangat ditentukan oleh seberapa jauh ia men-tazkiyah dirinya.
Barangsiapa tekun membersihkan jiwanya maka sukseslah hidupnya. Sebaliknya yang
mengotori jiwanya akan senantiasa merugi, gagal dalam hidup. Hal itu diperkuat
oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan sumpah-Nya sebanyak sebelas kali
berturut-turut, padahal dalam Al-Qur'an tidak dijumpai keterangan yang memuat
sumpah Allah sebanyak itu secara berurutan. Marilah kita perhatikan firman
Allah sebagai berikut:
وَٱلشَّمۡسِ وَضُحَىٰهَا ١ وَٱلۡقَمَرِ إِذَا
تَلَىٰهَا ٢ وَٱلنَّهَارِ إِذَا جَلَّىٰهَا ٣ وَٱلَّيۡلِ إِذَا يَغۡشَىٰهَا ٤ وَٱلسَّمَآءِ وَمَا
بَنَىٰهَا ٥ وَٱلۡأَرۡضِ وَمَا طَحَىٰهَا ٦ وَنَفۡسٖ وَمَا
سَوَّىٰهَا ٧ فَأَلۡهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقۡوَىٰهَا ٨ قَدۡ أَفۡلَحَ مَن
زَكَّىٰهَا ٩ وَقَدۡ خَابَ مَن دَسَّىٰهَا ١٠
"Demi matahari dan cahayanya di pagi
hari, dan demi bulan apabila mengiringinya, dan malam bila menutupinya, dan
langit serta pembinaannya, dan bumi serta penghamparannya, dan jiwa serta
penciptaannya (yang sempurna), maka Allah mengilhamkan pada jiwa itu (jalan)
kefasikan dan ketaqwaannya, sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya,
dan sungguh merugilah orang yang mengotori jiwanya".(Asy-Syams:
1-10).
Dalam ayat yang
lain juga disebutkan bahwa nantinya harta dan anak-anak tidak bermanfaat di
akhirat. Tetapi yang bisa memberi manfaat adalah orang yang menghadap Allah
dengan Qalbun Salim , yaitu hati yang bersih dan suci. Firman
Allah:
يَوۡمَ لَا يَنفَعُ مَالٞ
وَلَا بَنُونَ ٨٨ إِلَّا مَنۡ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلۡبٖ سَلِيمٖ ٨٩
"yaitu di hari harta dan anak laki-laki
tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang
bersih". (Asy-Syu'araa':88-89).
Sesungguhnya semua ibadah
merupakan sarana menyucikan jiwa :
§
Syahadat mensucikan aqidah,
§ shalat
mensucikan jiwa,
§ zakat
mensucikan harta,
§ puasa
mensucikan ruhani,
§ haji mensucikan
orientasi hidup
3. تَدْرِيْبُ الرُّوْحِ Melatih ruhani/mental
§ Mental : adalah kondisi jiwa seseorang yang tercermin
pada perilaku dan kepribadiannya dalam berbagai situasi yang
dialaminya.
§ Moral : Kemampuan seseorang untuk membedakan hal yang baik dan buruk,
halal dan haram.
§ Kepribadian :Kesan menyeluruh tentang diri seseorang yang terlihat dalam sikap
dan perilaku sehari-hari.
Dalam kenyataan kita mengeluh tentang banyak hal
seperti :
§ Lamban ! maka
di bulan Ramadhan kita dididik bersahur agar bersiaga
§ Tidak Tepat
Waktu ! maka di bulan Ramadhan yang terlambat pasti disangsi
§ Biaya yang
tidak jelas ! maka di bulan Ramadhan cukup berbuka dengan tiga kurma
§ Prosedur
berbelit ! maka di bulan Ramadhan semuanya serba mudah dan baik
§ Aturan Yg tidak
jelas ! maka di bulan Ramadhan tujuan hidup sangat jelas seperti
purnama (menjadi Muttaqin)
§ Diskriminatif
! maka di bulan Ramadhan semuanya sama dan yang membedakannya hanyalah
ketakwaannya
وَلَقَدۡ ذَرَأۡنَا لِجَهَنَّمَ
كَثِيرٗا مِّنَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِۖ لَهُمۡ قُلُوبٞ لَّا يَفۡقَهُونَ بِهَا
وَلَهُمۡ أَعۡيُنٞ لَّا يُبۡصِرُونَ بِهَا وَلَهُمۡ ءَاذَانٞ لَّا يَسۡمَعُونَ
بِهَآۚ أُوْلَٰٓئِكَ كَٱلۡأَنۡعَٰمِ بَلۡ هُمۡ أَضَلُّۚ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡغَٰفِلُونَ
١٧٩
dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk
(isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati,
tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka
mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda
kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan
mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai” (Al-A’raf 7: 179)
4. تَصْحِيْحُ الْجِسْمِ Menyehatkan badan
Puasa juga menumbuhkan kesehatan
fisik. Fungsi puasa semacam ini tidak hanya ditemukan dalam Islam, tetapi juga
di berbagai agama lain. Organ-organ tubuh yang bekerja selama setahun
membutuhkan waktu istirahat. Hikmah inilah yang mampu menyingkirkan penyakit
rutinitas tadi. Kehidupan materialistis yang memfungsikan seseorang seperti
robot (istilah Eric From), membutuhkan reorientasi ke mana dan untuk apa ia
berperan dalam kehidupan fana ini. Puasa akan mengembalikan manusia pada fitrah
sucinya yakni khalifatullah fil-ardli, pengemban tugas-tugas suci
demi keterlibatan dunia, social or world, dan world order.
Menurut statistik ilmu kesehatan,
lebih dari 60% penyakit berasal dari perut. Apabila perut tidak dikendalikan,
banyak penyakit akan tumbuh. Ada penyakit yang dokter belum mampu
menyembuhkannya. Di Jerman, ada Fasten Institut (Lembaga
Puasa), yang menggunakan puasa sebagai terapi, yaitu cara pengobatan untuk
menyembuhkan penyakit-penyakit yang secara pengobatan biasa, belum dapat
disembuhkan. Puasa itu dikerjakan oleh si pasien sejajar dengan metode puasa
Islam. ( Drs. Sidi Gozalba, Asas Agama Islam, PT. Bulan
Bintang, Jakarta, 1975, hal. 153.)
صُوْمُوْا تَصِحُّوْا
“Berpuasalah,
niscaya kalian sehat”
نَحْنُ قَوْمٌ لاَ نَأْكُلُ حَتىَّ نَجُوْعَ وَاِذَا اَكَلْنَا لاَ
نَشْبَعُ
“Kami ini kaum yang tidak makan sebelum
lapar
dan apabila kami makan tidak sampai kekenyangan,.”
dan apabila kami makan tidak sampai kekenyangan,.”
5. تَضْعِيْفُ الشَّهَوَاتِ Meredam gejolak nafsu syahwat
Di tengah arus kebebasan yang semakin vulgar yang ditandai dengan
banyaknya rangsangan-rangsangan yang membangkitkan instink seksual, seperti
gambar dan suara porno di media cetak maupun elektronik, fenomena buka aurat,
pakaian ketat, menjamurnya lokalisasi, tarian dan pertunjukan, serta
berkeliarannya WTS, di samping kandungan makanan dan minuman yang mengandung
banyak lemak, maka tuntutan pemenuhan, pelampiasan dan pemuasan naluri lawan
jenis menjadi semakin besar dan kian kuat. Puasa dalam hal ini bisa sebagai
alternatif pengekangan dan pengebirian sementara naluri lawan jenis (gharizah’).
§ Karl Marx: Gerak hidup manusia dan perselisihan di antara mereka terjadi
karena dorongan mengisi perut.
§ Sigmund Freud: Gerak hidup manusia dan perselisihan di antara mereka terjadi
karena dorongan memenuhi hasrat faraj (sex)
§ Al- Ghazali: Bahwa perut dan faraj adalah keniscayaan mutlak bagi kelanjutan
hidup manusia. Dan Allah memberi manusia akal dan agama untuk mengaturnya.
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ
مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَاِنَّهُ اَغَضُّ
لِلْبَصَرِ وَاَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ
فَاِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ.
“Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mampu maka
menikahlah. Sesungguhnya ia lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih menjaga
kemaluan. Sedangkan barangsiapa tidak mampu maka berpuasalah, karena
sesungguhnya puasa itu “pengebirian” baginya”(HR. Bukhari dan Muslim).
6. اِنْعِطَافٌ
وَرَحْمَةٌ عَلَى الْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِيْنِ Empati dan kasih sayang kepada fakir miskin
Setiap manusia pada dasarnya diberikan kecintaan terhadap harta
benda sebagai bagian dari naluri mempertahankan diri (gharizah baqa’).
Kecintaan ini memicu lahirnya sikap bakhil (pelit dan kikir) serta
individualis, mementingkan diri sendiri, dan enggan berbagi.
Dengan berpuasa, orang-orang kaya akan mendapatkan semacam
larangan yang bersifat menyeluruh, sehingga mereka akan merasakan betapa sakit
dan perihnya menahan lapar, padahal itu hanya sementara waktu. Perasaan ini
akan mengingatkan mereka kepada sebagian saudaranya yang dluafa dan mustadh’afin yang
senantiasa merasakan lapar dan dahaga sepanjang waktu.
Banyak orang menyerukan solidaritas sosial, namun banyak pula yang
hanya sebatas retorika, teori, aksesoris dan kata-kata, belum pada tahap aksi
dan praktek langsung. Puasa mendorong pelakunya untuk bersikap kasih sayang
terhadap sesama manusia yang dimanifestasikan dengan darma bakti sosial. Nabi
Saw. adalah pelopor penyantun. Beliau memberi contoh dan menganjurkan kepada
umat beliau untuk memberi makanan berbuka bagi orang yang berbuka puasa karena
ia akan mendapat pahala seperti pahalanya (orang yang berpuasa) itu tanpa
dikurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa tersebut.
Kata Ibnu Qoyim “Puasa dapat mengingatkan kita akan kondisi
laparnya orang-orang miskin . Sabda Rasul saw:
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ
مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
“Barangsiapa
memberi makan untuk berbuka orang yang berpuasa, ia mendapat pahala seperti
pahalanya, tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa itu”(HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Hibban).
7. تَقْوِيَةُ
اْلإِرَادَةِ Menguatkan
tekad (kemauan)
Sabda Rasul saw.
من لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ
وَاْلعَمَلَ بِهِ وَالْجَهْلَ فَلَيْسَ ِللهِ حَاجَةٌ فِيْ اَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ
وَشَرَابَهُ.
“Barangsiapa
tidak meninggalkan perkataan “zur” (dusta, ghibah, fitnah, perkataan yang
mengundang kemarahan Allah, sengketa, onar) dan tidak meninggalkan pekerjaan
itu dan bersikap jahil, maka tidak ada hajat bagi Allah ia meninggalkan
makanannya dan minumannya” (Al-Bukhari
dari Abu Hurairah)
Dan sabdanya :
اَلصِّيَامُ جُنَّةٌ مِنَ النَّارِ
كَجُنَّةِ أَحَدِكُمْ مِنَ الْقِتَالِ.
Puasa itu perisai dari api neraka, seperti perisainya salah
seorang kalian dalam peperangan”(HR. Ahmad, Nasai dan Ibnu Majah).
* Disarikan dari Buku Titian Ramadhan Karya KH. Jeje Turmudzi, Lc.
(Alm) Pendiri Pondok Pesantren Abu Dzar)
0 Response to "Inilah 7 Hikmah Puasa yang Wajib Anda Tahu"
Post a Comment