Image1

Kisah Sarung dan Pa Haji

Al-kisah zaman dahulu kala di kampungku saat masih usia SD sekitar tahun 1985 an masih kental dengan budaya "ngadu Babi" dan "ngadu Domba".  Ngadu Babi ini adalah pertarungan sengit antara anjing dan babi. Sayangnya pertarungan ini tidak seimbang, karena 1 ekor babi harus melawan beberapa ekor anjing, kadang 1 ekor babi harus melawan 10 ekor anjing. Dalam pertarungan ini ada seorang wasit yang dalam istilah "ngadu babi" disebut Maklim".

Sedangkan Adu Domba di sini bukan istilah konotatif tetapi makna yang sebenarnya yaitu mempertarungkan Domba Jantan dengan Domba Jantan yang tangguh, bak pertarungan tinju di atas ring. Pertarungan Domba ini biasanya mengadu kekuatan tanduk kepala. Domba yang mampu bertahanlah yang dianggap sebagai juara.

Tradisi "ngadu" ini menjadi tontonan dan hiburan masyarakat pada waktu itu. Sorak sorai penonton mewarnai serunya pertarungan. Tontonan seperti itu dianggap mengasyikkan karena memang pada zaman itu belum semua orang memiliki TV.

Suatu waktu diadakanlah pertarungan domba atau "Adu Domba", pak Haji yang kesehariannya memakai sarung pun tidak ketinggalan untuk menontonnya. Dalam keseruannya itu setiap serunya adu domba tanpa disadari pak Haji selalu menggulung sarungnya ke atas, sambil bilany Ayo-ayo... dan lama-kelamaan sarungnya semakin terangkat ke atas... dan akhirnya.... terlihat lah "...... nya, sorak soray penonton pun semakin seru dan tertawa melihat "anu nya pa Haji keluar:... pa Haji "eta kepunyaaan!! kata penonton.  Pa Haji tak menghiraukannya, dikiranya penonton nanya apakah domba itu kepunyaan pak Haji..." Wallohu A'lam.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kisah Sarung dan Pa Haji "

Post a Comment