Image1

Premium dan Supir Pedesaan

Pertamax naik | Diam-diam yah,,, senangnya diam-diam, seperti bukan di lembaga negara saja menaikkan BBM secara diam-diam, tahu-tahu pas beli BBM harganya sudah naik. Biasa ngisi 20 rb full tank sekarang 35 rb. Pemerintah selalu berdalih kenaikan ini dipicu oleh naiknya harga mentah minyak dunia, Yah... selalu itu alasannya tak ada yang lain... seperti sekarang ini hari Rabu 10 Oktober 2018, pertamax naik Rp. 900 dari harga sebelumnya Rp. 9.500 menjadi Rp. 10.400. alasannya sama.. sya'ir dan nyanyiannya sama... karena naiknya harga minyak mentah dunia.

Tak perlu ribut!! yang naik kan pertamax bukan BBM yang disubsidi... begitu saja ribut... padahal orang yang di Papua saja dulu ketika harga Rp. 60 rb/ltr tidak pernah protes... Kata bapak..... yah yang punya jargon Indonesia Hebat, Kerja-kerja dan kerja yah... sudah terbukti kan kerjanya naikin BBM melulu...

Hebat pak! BBM bersubsidi yang dikenal sejak dulu ketika aku lahir bernama Premium itu memang tidak naik... tapi entah kemana pak yah.... kok BBM yang begitu sangat populer di kalangan sopir, masyarakat menengah ke bawah sulit ditemukan di SPBU-SPBU, alias langka.. Masa sih kata bapak, engga begitu, tidak langka kok selalu tersedia... bapak perlu bukti yah... emang bapak mah kerja terus jadi tidak tahu langka atau tidak. Saya punya cerita tentang kisah sopir pedesaan mencari premium... dengarkan ya pak...

Al-kisah : Saya hampir setiap satu minggu sekali menggunakan jasa angkutan pedesaan untuk membeli bahan spanduk ke Tasikmalaya. Asmara... yah itulah salah satu nama angkutan pedesaan trayek Ciawi-Suryalaya. Nama tersebut terpampang di bagian kaca depan. Entah berapa banyak mobil pedesaan yang bertuliskan Asmara, tapi yang selalu menjadi langgananku adalah mobil yang tulisan "Asmaranya berwarna hijau. Bah mantap supirnya yang dikenal banyak orang karena keramahannya, suka bercanda, dan selalu akrab. Tidak akan salah kalau lihat mobil pedesaan yang Tulisan Asmaranya warna hijau.... pastilah Bah Mantap supirnya... Kadang dipakai sama kang Oha...

Hampir 3 tahun saya selalu menggunakan jasa angkutannya untuk belanja bahan spanduk ke Metro Digital Printing Jalan Selakaso... Selama itu pula setidaknya aku tahu apa yang dirasakan oleh supir pedesaan yaitu sulitnya mendpatkan bahan bakar Premium. Setiap kali saya belanja, bah mantap selalu memanfaatkannya untuk mencari Premium, sepanjang jalan Tasik ia mampir ke SPBU-SPBU besar untuk menanyakan ada atau tidaknya. Al-Hasil dari beberapa kali ke Tasik selama 2 bulan, baru 1 kali mendapatkan premium. Seringnya premium habis, premium tutup, premium dijadwal dan sebagainya.

"Bah mantap beralasan mengapa cari Premium? karena kalau dengan premium dari hasil sisa setor meskipun sepi ada lebihnya sekitar 30 rb buat makan, dibanding dengan menggunakan "Tulalit" istilah yang disebut bah Mantap untuk Petralite.. Menurutnya juga kalau menggunakan Tulalit, bau nya menyengat, membuat penumpang kurang nyaman... beda dengan premium..

Duh kasihan juga yah.... berarti bapak yang di atas dengan langkanya Premium anda sudah mengurangi jatah makan para sopir pedesaan. Mana yang katanya membela wong cilik... ah... sudahlah lupakan.

Hanya saja dari cerita di atas saya merasa bahwa hanya pada pemerintahan bapak yang hebatlah para sopir dan masyarakat kecil merasa rindu terhadap premium dan subidi-subsidi yang lain seperti listik juga. Bapak memang hebat telah mampu membungkam ribuan mahasiswa dan masyarakat Indonesia agar tidak ribut atas kenaikan BBM.

Cukuplah Indonesia ini dipimpin sama orang hebat seperti bapak satu kali saja, beri kesempatan kepada yang lain siapa tahu meskipun dia tidak hebat, tapi dia mampu mewujudkan sila ke-5 keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.


@Edisi Curhatgara-gara Pertamaxnaek  

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Premium dan Supir Pedesaan"

Post a Comment