Image1

Contoh Proposal Skripsi Media Permainan Kartu Bingo dalam Pembelajaran Kosa Kata Bahasa Arab

Penelitian Kuantitatif 
Eksperimen Media Permainan Kartu Bingo Dalam Pembelajaran Kosa Kata Bahasa Arab Pada Siswa Kelas II Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Luqman Al-Hakim Yogyakarta
BAB I 
PENDAHULUAN




A. Penegasan Istilah
B. Latar Belakang Masalah
Sebagaimana diketahui, fungsi bahasa adalah selain sebagai alat untuk menyatakan diri (fungsi ekspresi) juga untuk menangkap pikiran dan perasaan orang lain (fungsi sosial). Sebagai makhluk sosial, manusia selalu berinteraksi dengan sesamanya, dan dengan berbahasa ia dapat menyampaikan ide, pikiran dan gagasannya. Di sisi lain, di era komunikasi sekarang ini, kemampuan berbahasa terlebih lagi bahasa asing adalah kebutuhan mutlak ketika dihadapkan pada dorongan untuk menunjukan eksistensinya. 

Mempelajari bahasa asing termasuk bahasa Arab tidaklah semudah mempelajari bahasa ibu, banyak problematika yang harus dihadapi oleh orang yang sedang mempelajari bahasa tersebut, baik yang bersifat linguistik seperti mengenai tata bunyi, kosa kata, tata tulisan, maupun yang bersifat non-linguistik yaitu menyangkut segi sosio-kultural atau sosial-budaya.  Di perlukan sebuah kemampuan untuk memilih atau menentukan pendekatan tertentu supaya dapat meminimalisir berbagai problematika yang ada. 

Beberapa pakar bahasa mendukung pandangan “semakin dini anak belajar bahasa asing, semakin mudah anak menguasai bahasa tersebut”. Mc Laughlin dan Gensee menyatakan bahwa anak-anak lebih cepat memperoleh bahasa tanpa banyak kesukaran dibanding masa pubertas, daya pikir (otak anak) lebih lentur. Oleh karena itu ia lebih mudah belajar bahasa. Sedangkan sesudahnya akan semakin berkurang dan pencapaiannyapun tidak maksimal. Hal senada diungkapkan oleh Bambang Kaswati Purno, Ketua program Studi Linguistik terapan bahasa Inggris, Universitas Katolik Atmajaya Jakarta, bahwa usia 6-12 tahun merupakan masa emas untuk belajar bahasa selain bahasa ibu. Alasannya adalah otak anak masih lentur, sehingga proses penyerapan bahasa lebih mulus.  Seorang anak akan mudah menerima "kata-kata baru" bila mendengarkan dari orang sekelilingnya karena ia belum mempunyai konsep bahasa, sementara pada orang dewasa yang belajar bahasa, ia sudah mempunyai pengalaman dan konsep bahasa lain seperti bahasa ibu atau bahasa nasional. Dari sini dapat dipahami bahwa pembelajaran bahasa asing yang dilakukan pada masa anak-anak lebih mudah penyerapannya dibanding jika dilakukan pada saat dewasa.

Pada dasarnya anak dilahirkan dengan memiliki sifat ingin tahu dan imajinasi yang tinggi, dimana dua hal tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap kritis dan prilaku kreatif.  Anak-anak melepaskan diri dari dari lingkungan keluarga, ia semakin mendekatkan diri pada orang lain disamping anggota keluarga.Guru memang bukan satu-satunya sumber belajar walaupun tugas, peranan dan fungsinya dalam proses belajar mengajar sangat penting. Proses belajar dalam diri siswa dapat terjadi karena ada yang secara langsung mengajar (guru, instruktur) ataupun secara tidak langsung sehingga siswa secara aktif dapat berinteraksi dengan media atau sumber belajar lain. Media ini nantinya dapat mempermudah proses penyampaian pesan dalam sebuah pembelajaran. 

Penggunaan media dalam proses pembelajaran bahasa bertitik tolak dari teori yang mengatakan bahwa totalitas presentase banyaknya ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dimiliki oleh seseorang terbanyak dan tertinggi melalui indra lihat dan pengalaman langsung melakukan sendiri, sedangkan selebihnya melalui indra dengar dan indra lainnya.  Dunia anak lebih banyak diisi dengan hal yang menyenangkan salah satunya bermain, karena bagi mereka bermain adalah salah satu alat utama yang menjadi latihan untuk pertumbuhannya. Bila anak bermain secara bebas sesuai kemauan maupun ketepatannya sendiri maka ia melatih kemampuannya.  Maka merupakan tantangan tersendiri bagi seorang guru sebagai fasilitator melakukan berbagai upaya agar siswanya lebih tertarik dan antusias untuk mengikuti pelajaran bahasa Arab. Agar belajar bahasa Arab itu juga menyenangkan, salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah melakukan inovasi dalam penggunaan media pembelajaran, sehingga anak tidak beranggapan bahwa bahwa bahasa Arab sulit dipelajari. Dengan demikian, proses pembelajaran bahasa Arab tersebut tetap berusaha menyeimbangkan dengan dunia mereka.  Menurut H.G Tarigan “Kualitas berbahasa seseorang jelas tergantung pada kualitas dan kuantitas kosa kata yang di milikinya semakin banyak kosa kata yang dimiliki maka sebagian besar juga kemungkinan untuk terampil berbahasa”.   Didukung oleh pendapat Sri Utari Subyakto Nababan, bahwa dalam pembelajaran bahasa Arab, belajar kosa kata adalah salah satu komponen pengajaran bahasa yang paling penting setelah itu dilanjutkan dengan  membaca pemahaman .Disamping itu sering mendengar, membaca dan mengucapkan terlebih lagi mempraktekkan materi pelajaran akan lebih mudah memanggil kembali memori lama yang berhubungan dengan materi baru yang sedang ditekuni.  Dalam pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa Arab dapat dijumpai di setiap Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) yang perkembangannya semakin marak. Pembelajaran terpadu dimaksudkan sebagai kegiatan belajar mengajar dengan memadukan materi dari beberapa mata pelajaran dalam satu tema sesuai kurikulum yang berlaku.

 Berkaitan dengan proses pembelajaran bahasa Arab, penulis mengambil obyek penelitian di SDIT Luqman Al Hakim yang lokasinya tidak jauh dari penulis. Konsep full day school yang dipraktekkan di sekoah ini, dimaksudkan bahwa keberadaan anak di lingkungan sekolah yang lebih lama diharapkan dapat mengurangi dampak buruk globalisasi namun tetap memberi kesempatan berkumpul dengan orang tua. Untuk bidang studi bahasa Arab di SDIT Luqman Al Hakim ini, pada siswa kelas I dan II masih bersifat pengenalan, materi yang disampaikan lebih banyak berupa perbendaharaan kata (mufrodat) tentang benda-benda di sekitarnya. 

Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan guru bidang studi bahasa Arab, bahwa dalam pembelajaran bahasa Arab selama ini lebih banyak dilaksanakan secara tradisional yaitu ceramah. Sehingga terkadang membawa dampak pada anak-anak yaitu mereka merasa bosan dan kurang antusias dalam mengikuti pelajaran dan menyebabkan menurunnya hasil belajar siswa Kendala lain yang dialami adalah sarana media pembelajaran yang masih terbatas pada sarana visual yaitu VCD. Sementara ini para guru juga sedang berusaha melakukan berbagai pembenahan agar anak-anak kembali antusias dalam mengikuti pelajaran, juga mencari inovasi untuk mengatasi keterbatasan media yang digunakan dalam proses pembelajaran.  Melihat kendala tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk menawarkan sebuah solusi dengan mengujicobakan media permainan kartu Bingo dengan salah satu tujuannya adalah untuk menumbuhkan kembali antusias belajar para peserta didik.

C. Rumusan Masalah
Dari penegasan istilah dan latar belakang masalah diatas maka penulis mengembangkan pokok-pokok permasalahan:
1.Apakah pembelajaran kosa kata bahasa Arab dengan menggunakan media permainan kartu Bingo dapat meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa Arab pada siswa kelas II SDIT Luqman AL Hakim Yogyakarta.
2.Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara pembelajaran kosa kata bahasa Arab dengan menggunakan media permainan kartu Bingo dan tanpa menggunakan media permainan kartu Bingo pada siswa kelas II SDIT Luqman Al Hakim Yogyakarta.

Untuk mendapatkan file Skripsi dalam format word lengkap silahkan kirim alamat email di kolom komentar.

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to " Contoh Proposal Skripsi Media Permainan Kartu Bingo dalam Pembelajaran Kosa Kata Bahasa Arab"