Image1

Skripsi Penerapan Metode Sam’iyyah Syafawiyah

 Penerapan Metode Sam’iyyah Syafawiyah dalam Pengajaran Bahasa Arab
BAB I
PENDAHULUAN
Berkaitan dengan bahasa arab, sekarang ini banyak lembaga pendidikan islam yang memasukkan pelajaran bahasa arab ke dalam kurikulum, sehingga bahasa arab merupakan bidang studi tersendiri, yang tidak kalah pentingnya dengan bidang-bidang studi yang lainnya. Pada umumnya dalam menempuh pengajaran bahasa masing-masing guru atau lembaga berbeda metode yang digunakannya, dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Masalah tujuan pengajaran bahasa arab ini menjadi penting untuk diketahui, karena tujuan dalam proses pengajaran itu disamping terkait dengan pendekatan, metode dan teknik yang akan dipakai, kualifikasi guru sebagai pengajarnya, sarana dan prasarana maupun media pengajaran lain yang diperlukan, juga terkait dengan proyeksi kemampuan berbahasa siswa yang belajar bahasa arab. Apakah output siswa dicukupkan dengan kemampuan pasif(reseptif) atau kemampuan aktif (ekspresif) atau kedua-duanya .

Adapun tujuan pengajaran bahasa arab di MAK, menurut kurikulum 1994 Madrasah Aliyah Keagamaan adalah agar siswa dapat menguasai secara aktif maupun pasif sejumlah kata dan ungkapan bahasa arab fusha dalam berbagai bentuk frase dan pola kalimat yang diprogramkan sehingga dapat dipakai sebagai alat komunikasi dan sebagai salah satu alat untuk memahami buku-buku keagamaan disamping al-Qur'an dan hadits. 
Namun realitasnya pelaksanaan pengajaran bahasa arab di Indonesia masih dikuasai oleh metode tradisional, dan juga selam ini yang diajarkan adalah pengetahuan tentang bahasa dan bukan ketrampilan menggunakan bahasa tersebut. Hal ini tentunya diakibatkan pandangan orang yang berbeda dalam melukiskan bahasa, pendapat yang berbeda tentang bagai mana seseorang memperoleh berbagai kemahiran berbahasa, serta teori yang mendasrinya juga menjadi sebab perbedaan antara suatu metode dengan metode yang lainnya.

Metode mengajar yang berdasarkan “mekanistik” dari ahli bahasa Leonard Bloom Fiel tentu akan berbeda dari Perdinan De Sausure yang “mentalistik”
Demikian juga perbedaan pelukisan dalam bahasa (language description) akan membawa pengaruh dalam materi dan mengajar. Perbedaan pelukisan bahasa akan melahirkan analisis fonologis, morfologis, serta sintaksis yang berbeda jenis dan intensitasnya. Sebagai contoh misal suatu metode mengajar bahasa yang didasarkan pada pelukisan bahasa sedikit sekali menyinggung masalah intonasi, tentu tidak banyak mementingkan peranan intonasi dalam bahasa baik dari segi materi maupun cara mengajarnya. Demikian juga bisa terjadi sebaliknya
Seorang guru yang beranggapan bahwa bahasa adalah tulisan tentu akan banyak menggunakan waktu mengajarnya dengan kegiatan yang berupa karang mengarang, menyarikan tulisan yang panjang menjadi tulisan yang lebih ringkas dan sederhana serta kurang memperhatikan latihan ucapan-ucapan, bercakap-cakap dan menyimak. Sebaliknya seorang guru yang beranggapan bahwa bahsa itu adalah ujaran (speech) tentu akan lebih banyak mementingkan latihan-latihan ucapan dan latihan-latihan struktur kalimat (struktur drill) 
 Gambaran-gambaran diatas menunjukkan bahwa pengetahuan guru tentang apa bahasa itu mempengaruhi sikap serta cara mengajarkan suatu bahasa. Karena suatu metode mengajar bahasa pada umumnya berdasarkan suatu teori, apakah teori tersebut berasal dari ilmu linguistik 
Atau ilmu lainnya, seperti ilmu jiwa, antropolgi dan sebagainya. Ini tidak berarti bahwa setiap metode mengajar bahasa mesti didasarkan pada teori-teori tertentu. Tentu ada juga metode mengajar bahasa yang didasarkan atas pengalaman mengajar dan koleksi pelajaran seseorang guru saja, tetapi setidak-tidaknya didasarkan pada asumsi tertentu, yang jelas setiap penyusunan metode dan tiap guru merasa bahwa metodenyalah yang paling baik dan berhasil, biarpun kalau ditanya metode yang paling baik itu metode yang bagai mana tidaklah mudah untuk menjawabnya.
Dengan demikian sudah seharusnyalah seorang guru, khususnya guru bahasa arab, kiranya mengetahui metode apa yang dianggap tepat guru mengajarkan bahasa arab tentunya dengan mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai, waktu yang tersedia, fasilitas yang dimiliki dan keadaan siswa. Sehingga siswa mudah memahami, menguasai serta menerapkan dan mengembangkan apa yang dipelajarinya.
Di samping mencari suatu metode yang dianggap tepat kiranya seorang guru mengetahui bahwasannya untuk mengajarkan suatu mata pelajaran tidak cukup hanya dengan satu metode, jadi mengenai metode ini diharapkan daya cipta dari guru. Hal inilah yang menjadikan seorang guru itu lebih mampu membangkitkan pikiran dan minat murid untuk aktif. Sebenarnya yang perlu kita ketahui, berhasil atau tidaknya pengajaran bahasa arab bukan hanya terletak pada metode yang digunakan.. tetapi juga tergantung pada guru yang memberikan pengajaran dan sikap murid terhadap pelajaran.  
Oleh karena itu untuk mewujudkan harapan tersebut serta untuk mencapai salah satu tujuan pengajaran bahasa arab di MAK di gunakan metode sam’’iyyah syafawiyah sebagai metode alternatif, karena metode ini di pandang sebagai metode yang tepat digunakan dalam pengajaran bahasa arab untuk tingkat dasar dan menengah.
Dari fenomena tersebut diatas maka penulis merasa tertarik dan ingin mencoba memberikan kontribusi pemikiran dalam pengajaran bahasa arab dengan melakukan penelitian penerapan metode sam’iyyah Syafawiyah dalam proses belajar mengajar bahasa arab, di madrasah Aliyah keagamaan (MAK) Yogyakarta I.
Bagi yang membutuhkan file lengkap dari bab 1-4 silahkan tinggalkan komentar! Terima kasih

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Skripsi Penerapan Metode Sam’iyyah Syafawiyah "

Post a Comment