Image1

Skripsi Relevansi antara Contextual Teaching and Learning dengan pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah dengan menelaah konsep kurikulum bahasa Arab Berbasis Kompetensi.

Relevansi antara Contextual Teaching and Learning dengan pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah dengan menelaah konsep kurikulum bahasa Arab Berbasis Kompetensi.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap relevansi antara Contextual Teaching and Learning dengan pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah dengan menelaah konsep kurikulum bahasa Arab Berbasis Kompetensi.  
Untuk melakukan kajian ini digunakan pendekatan rasionalistik, yaitu berpikir yang bukan hanya sekedar penggunaan rasio, melainkan pemaknaan intelektualitas yang dibangun atas kemampuan argumentasi secara logik. Pendekatan ini dipilih karena dalam penelitian ini memerlukan eksplorasi dan kemampuan argumentasi yang memadai. Sebagai sumber utamanya adalah bahan perpustakaan yang disebut sebagai metode dokumentasi (library research) yaitu penelitian yang menggunakan cara untuk mendapatkan informasi dengan memanfaatkan fasilitas yang ada dalam perpustakaan seperti buku-buku, majalah, dokumen, catatan, kisah-kisah dan sejarah. 
Untuk menganalisis data digunakan deskriptif analitis, yaitu setelah data terkumpul, maka diklasifikasikan sesuai dengan masalah yang dibahas, kemudian dianalisis isinya (content analysis), dibandingkan dengan data yang lainnya, kemudian diinterpretasikan dan akhirnya diberi kesimpulan. Kemudian  dalam menganalisis data, penyusun menggunakan alur berpikir deduktif, yaitu kerangka berfikir yang berangkat dari pengetahuan yang sifatnya umum menuju pada hal-hal yang khusus. Langkah-langkah analisis ini dilakukan melalui tahap deskriptif, komparatif, interpretative, dan conclusion.
Hasil analisis mengungkapkan bahwa terdapat relevansi yang cukup signifikan antara CTL dengan Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis kompetensi. Relevansi CTL dengan tujuan terletak pada unsur konstruktivitas, produktifitas, fleksibilitas, dan relevansi. Tujuan pembelajaran bahasa Arab dalam KBK lebih praktis dan kontekstual bagi siswa Madrasah Aliyah., terutama pada prioritas kompetensi  membaca. Relevansi CTL dengan Materi kurang terdapat relevansi karena materi terlalu padat dan abstrak. Relevansi dengan metode terletak pada penerapan tujuh komponen CTL yaitu konstruktivisme, inquiry, questioning, learning community, modeling, reflecting dan authentic assessment.  Sedangkan relevansi Evaluasi menunjukkan pentingnya penggunaan sistem penilaian porto folio.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap judul skripsi ini, maka  penyusun memberikan batasan istilah “Relevansi Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan Pembelajaran Bahasa Arab   (Telaah Terhadap Kurikulum Berbasis Kompetensi Madrasah Aliyah)”  sebagai berikut :
1. Relevansi
Dalam Kamus Ilmiah Populer istilah “relevansi” diartikan sebagai hubungan atau keterkaitan. Selain itu dalam Kamus Pendidikan Umum kata “relevansi” diartikan cocok, memenuhi kebutuhan dan tepat guna.  Sedang dalam kamus logika diartikan sebagai sifat atau keadaan yang berhubungan dengan persoalan yang dibicarakan. 
2. Contextual Teaching and Learning
Secara etimologis “Contextual” berasal dari bahasa Inggris yang berarti berhubungan dengan konteks. Dalam bahasa latin terdiri dari con = with dan textum = woven yang berarti mengikuti konteks atau dalam konteks yang berarti juga keadaan, situasi dan kejadian. 
Secara umum kontekstual dapat diartikan sebagai berkaitan, relevan, ada hubungan atau kaitan langsung, mengikuti konteks, bermaksud, makna dan kepentingan (meaningful). 
Menurut Nurhadi (2002) Contextual Teaching and Learning yang disebut sebagai pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
3. Pembelajaran Bahasa Arab  
Tarigan (1990) membedakan istilah pengajaran dan pembelajaran. Pengajaran diartikan sebagai proses mengajar sesuai dengan perubahan bentuk dari kata dasar ajar-mengajar (tindakan)-pengajar (pelaku) dan pengajaran (proses). Sedangkan pembelajaran diartikan sebagai proses belajar yang berasal dari kata dasar ajar-belajar (tindakan)-pembelajar (pelaku) dan pembelajaran (proses). Pembedaan istilah ini berarti bahwa “pembelajaran” lebih menekankan pada aspek student centered, dalam arti siswa lebih banyak berperan, sedangkan dalam istilah “pengajaran”, guru lebih dominan (teacher centered). Belajar itu sendiri diartikan sebagai proses perubahan perilaku berdasarkan  pengalaman dan latihan. 
Hamalik (1995) mendefinisikan pembelajaran secara lebih luas yaitu suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.  Pembelajaran juga diartikan sebagai suatu proses interaksi antara guru dengan siswa.
Pembelajaran bahasa Arab dalam kajian ini dikhususkan pada tingkat Madrasah Aliyah yang dalam kurikulum berbasis kompetensi adalah suatu proses kegiatan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan berbahasa Arab fusha.   
4. Telaah Terhadap Kurikulum Berbasis Kompetensi  Untuk Madrasah Aliyah
Secara singkat, telaah dapat diartikan sebagai periksa atau penyelidikan.  Dari sini telaah dapat didefinisikan sebagai kajian dan analisis untuk menyelidiki dan mengkaji sesuatu dengan menggunakan pisau analisa.   
Sedangkan Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.   Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam kajian ini adalah kurikulum bahasa Arab Madrasah Aliyah.
Maksud dari telaah terhadap Kurikulum Berbasis Kompetensi   Madrasah Aliyah adalah kajian khusus berdasarkan analisa relevansi terhadap pendekatan kontekstual dengan konsep-konsep pembelajaran bahasa Arab yang ditawarkan dalam kurikulum bahasa Arab Berbasis Kompetensi.
Dari penegasan istilah tersebut maka maksud dari judul skripsi  ini adalah mencari keterkaitan atau kecocokan antara konsep Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan pembelajaran bahasa Arab berdasar pada kajian terhadap konsep Kurikulum Bahasa Arab Berbasis Kompetensi Untuk Madrasah Aliyah.

B. Latar Belakang Masalah
Awal 2004 adalah awal yang penuh harap-harap cemas bagi dunia pendidikan Indonesia yaitu mulai diberlakukannya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Di satu sisi dengan perubahan kurikulum ini kita berharap banyak agar mutu dan kualitas pendidikan Indonesia betul-betul mampu memberikan kompetensi bagi siswa. Di sisi lain meskipun sistem boleh dibilang bagus, namun bila pelaksana sistem dan faktor lainnya kurang mendukung maka KBK menurut Suyanto kemungkinan bukan lagi menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi melainkan Kurikulum Bakalan Konyol.  Tapi setidaknya perubahan ini tetap memberikan angin segar terhadap dunia pendidikan di Indonesia untuk lebih berbenah diri dalam peningkatan kualitas pendidikan.
Perubahan kurikulum ini merupakan usaha penyempurnaan kurikulum sebelumnya yang menurut para pakar terlalu padat, tidak sesuai dengan kebutuhan anak, memberatkan anak, merepotkan guru, dan sebagainya. Sehingga kurikulum 1994 tidak melahirkan unjuk kerja siswa secara bermakna. Oleh karena itu menurut Prof. Suyanto KBK harus berjanji dan bersumpah untuk memperbaiki kenyataan yang memilukan bahwa siswa kita sebagian besar tidak memiliki pengalaman yang bermakna selama proses belajar mereka.  
Departemen Agama sebagai salah satu departemen yang secara teknis mengelola proses pendidikan nasional tidak mau ketinggalan untuk melakukan berbagai upaya dan menyiapkan berbagai perangkat yang diperlukan untuk meningkatkan relevansi dan kualitas pendidikan agama Islam di sekolah. Salah satu buktinya adalah diberlakukannya Kurikulum Berbasis Kompetensi bagi semua jenjang pendidikan secara bertahap. 
Bahasa Arab sebagai ciri khusus mata pelajaran bagi semua lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Departemen Agama tidak luput dari  pembenahan dalam bidang kompetensi. Perubahan mendasar ini terletak pada perumusan kompetensi, ruang lingkup, urutan dan indikator yaitu dimulai dalam bentuk pemberian prioritas kepada aspek membaca (qira’ah) dan memahami dalam pembelajaran. Sedangkan tiga kegiatan lainnya (menyimak, bercakap dan insya) difungsikan sebagai wahana untuk pemantapan penguasaan materi muthalaah. Hal ini tentu berbeda dengan kurikulum 1994 yang menekankan pada pengembangan empat maharotullughat secara seimbang. 
Kurikulum Bahasa Arab Berbasis Kompetensi menempatkan keterampilan membaca serta memahami bacaan sebagai prioritas dengan alasan bahwa status pelajaran bahasa Arab di MA merupakan pelajaran yang tidak terpisahkan dengan PAI sebagai satu keseluruhan yang bertujuan sebagai bekal siswa untuk memahami al-Qur’an dan Hadits serta teks-teks Arab lain yang berhubungan dengan agama dan kemasyarakatan, termasuk teks-teks Arab yang terdapat dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam.   
Pemberlakuan KBK secara otomatis berpengaruh terhadap komponen pengajaran lainnya. Materi berubah sesuai dengan tuntutan kurikulum, metode berubah sesuai dengan tujuan dan jenis materi. Maka setiap kali ganti kurikulum senantiasa diiringi dengan tawaran pendekatan yang digunakan. Seperti halnya lahirnya KBK ini diiringi dengan ide penerapan pendekatan kontekstual yang terkenal dengan CTL (Contextual Teaching and Learning).   
CTL menjadi pilihan dengan alasan bahwa sejauh ini pendidikan masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal, kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama. Berdasarkan hal itu diperlukan strategi belajar yang lebih memberdayakan siswa.  
Pandangan lain menyatakan bahwa pemerintah memberlakukan KBK dengan tawaran strategi CTL dilandasi dengan kenyataan bahwa guru kurang memiliki kompetensi, kurang profesional dan tidak memenuhi kriteria sebagai guru, sehingga kualitas pendidikan negeri ini semakin terpuruk. Dengan diberlakukannya CTL, terlintas secercah sinar harapan untuk terciptanya peningkatan mutu pendidikan di tanah Air.  
Contextual Teaching and Learning menawarkan konsep pengajaran yang menyenangkan di mana peserta didik mengkonstruk pengetahuannya sendiri sehingga siswa belajar dengan mengalami bukan menghafal.  
Pada dasarnya metode ini mirip dengan CBSA yang menekankan pembelajaran pada keaktifan siswa, bedanya  pendekatan ini tidak hanya terbatas pada titik keaktifan siswa melainkan lebih pada kebermaknaannya. Sehingga tujuan dari CTL adalah untuk membekali siswa dengan pengetahuan yang nantinya secara fleksibel dapat diterapkan dari satu permasalahan ke permasalahan lain atau dari satu konteks ke konteks lain. Dengan tujuan seperti ini pemahaman siswa terhadap suatu persoalan tidak berhenti pada satu titik jawaban saja, melainkan bisa berkembang pada suatu pola pemikiran yang lebih luas dan mendalam. 
Dalam pendekatan ini guru bertugas untuk mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.  
Pendekatan ini sudah banyak diterapkan oleh lembaga-lembaga pendidikan di negara-negara maju seperti Amerika, Malaysia, Inggris, dan lain-lain, terutama dalam bidang sains. Sekilas memang bahwa pendekatan ini hanya cocok untuk pendidikan sains, akan tetapi menurut sebagian pakar pendidikan Indonesia relevan bagi semua bidang studi, karena dari segi  metode  dan strategi  dapat diterapkan di kelas pada bidang studi apa saja. 
Berdasarkan permasalahan di atas dan banyaknya kalangan pakar pendidikan yang menyarankan penggunaan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam penerapan kurikulum berbasis kompetensi, dan adanya anggapan bahwa CTL relevan bagi semua bidang studi, maka penyusun merasa tertarik untuk mengkaji sejauh mana relevansi pendekatan tersebut  dengan pembelajaran bahasa Arab Untuk Madrasah Aliyah.   

Bagi yang membutuhkan file word skripsi lengkap bab I s/d selesai ini silahkan berkomentar dengan mengirim alamat email.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Skripsi Relevansi antara Contextual Teaching and Learning dengan pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah dengan menelaah konsep kurikulum bahasa Arab Berbasis Kompetensi."

Post a Comment