Image1

Download Skripsi PAI Program Tadarus

Hubungan Keaktifan Mengikuti Program Tadarrus dengan Kemampuan Membaca Al-Qur'an pada Siswa SLTP Muhammadiyah 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2004/ 2005”.   

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan ini, membaca merupakan suatu yang penting dan mendasar, bahkan orang tuna netra pun sekarang sudah dapat membaca dengan baik dan lancar. Hal itu disebabkan karena membaca merupakan kunci ilmu pengetahuan, dengan membaca apapun dapat diketahui, pengetahuan yang luas dapat dimiliki, sehingga siapapun tidak akan mudah terombang-ambing jika mau berusaha memahami apa yang sudah dibacanya, karena tujuan utama membaca adalah memperoleh informasi, menangkap isi dan memahami makna bacaan itu sendiri.
Demikian juga ketika seseorang membaca Al-Qur'an. Al-Qur'an merupakan pedoman dan petunjuk bagi umat Islam karena Al-Qur'an adalah kitab suci bagi umat Islam yang memuat ilmu pengetahuan secara lengkap yang akan membawa manusia kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.  
Untuk itu umat Islam harus mempunyai pengetahuan tentang Al-Qur’an. Hal tersebut harus dipelajari dengan cara membacanya. Membaca Al-Qur'an merupakan suatu ilmu yang mengandung seni yaitu seni baca Al-Qur’an.  

Ada beberapa keistimewaan yang membuat pelajaran membaca Al-Qur’an itu menempati suatu ilmu tersendiri yang dipelajari secara khusus, keistimewaan itu adalah:
1. Al-Qur'an adalah kalamullah (wahyu Allah) yang dibukukan, kemurnian dan eksistensinya dijaminpemeliharaannyaoleh Allah sendiri. 
2. Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan pikiran, diterima oleh Nabi dengan perasaan khusus.
3. Al-Qur'an mengandung ajaran yang bersifat Universal, berlaku pada segala tempat dan situasi, menjadi pedoman sepanjang zaman.
4. Al-Qur'an merupakan mu’jizat Nabi Muhammad yang tidak dapat ditandingi baik dari segi isi, susunan kalimat(bahasa), maupun keabadian berlakunya.
5. Kemurnian dari keaslian Al-Qur'an terjamin dengan pemeliharaan Allah sendiri.
6. Ajaran yang dikandung oleh Al-Qur'an secara umum dan prinsip meliputi seluruh aspek kehidupan.
7. Membaca Al-Qur'an (walaupun belum mengerti terjemahnya) dinilai satu ibadah.
8. Kebenaran yang dibawa oleh Al-Qur'an bersifat mutlak tidak diragukan dan tidak meragukan.  

Al-Qur'an yang merupakan kalamullah telah menegaskan pada umat manusia untuk mempelajarinya. Hal tersebut tersirat dalam Al-Qur'an surat Al-Alaq 1-5.
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ(1)خَلَقَ اْلإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ(2)اقْرَأْ وَرَبُّكَ اْلأَكْرَمُ(3)الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ(4)عَلَّمَ اْلإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ(5)

Artinya: 
Bacalah dengan (menyebut) Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang paling Pemurah yang mengajarkan (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. 

Pengajaran membaca Al-Qur'an telah dimulai dari TPA sebagai alternatif lain lembaga formal. Bahkan Al-Qur'an sering kali diajarkan secara khusus dalam sebuah lembaga tertentu.
Di sekolah, Al-Qur'an diajarkan melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam atau Pendidikan AL-Islam sebagaimana dalam lembaga pendidikan Muhammadiyah di SLTP Muhammadiyah 8 Yogyakarta. Al-Qur'an merupakan salah satu mata pelajaran dalam bidang studi Pendidikan Al-Islam selain Akhlak, Aqidah, Ibadah dan Tarikh. 
Karena begitu pentingnya pelajaran Al-Qur'an ini, pengajaran membaca Al-Qur'an pada SLTP Muhammadiyah 8 Yogyakarta telah menjadi praktek keseharian para siswa, yaitu tadarus yang dilakukan setiap hari sebelum mata pelajaran pertama diberikan. Siswa diwajibkan mengikuti tadarus yang dilaksanakan di dalam kelas masing-masing selama 10 menit. Disamping itu sekolah juga mengadakan les Iqro’ (membaca Al-Qur'an) yang dilaksanakan dua kali dalam seminggu.
Sejauh yang penulis ketahui dan amati, selama penulis mengikuti kegiatan PPL II yang telah terlaksana di SLTP Muhammadiyah 8 ini ternyata kegiatan tadarus itu berjalan baik, menurut guru PAI di sekolah tersebut.
Memang kegiatan ini berjalan cukup baik, tapi setelah penulis amati serta memasuki beberapa kelas ketika tadarrus berlangsung, ternyata sikap siswa dalam mengikuti kegiatan ini bermacam-macam.
Ada yang hanya aktif datang, aktif menyimak (tidak membaca), ada yang aktif membaca, aktif memperhatikan, aktif menyimak dan memperhatikan Al-Qur'an, ada yang hanya mendengarkan bahkan ada yang hanya diam saja.
Melihat fenomena yang demikian, penulis menjadi tertarik untuk mengetahui lebih lanjut apakah keaktifan mereka yang bermacam-macam tersebut dalam mengikuti kegiatan tadarrus berpengaruh terhadap kemampuan para siswa itu sendiri dalam membaca Al-Qur'an, karena dengan keaktifan yang beragam tadi pasti tidak sama pengaruhnya. Idealnya yang aktif membaca, menyimak dengan membuka Al-Qur'an, setelah benar-benar disimak, mampu/ bisa membaca dengan lancar, tepat dan benar tajwidnya. 
Oleh sebab itu penelitian ini mencoba mengkaitkan antara keduanya yang terangkai dalam judul “Hubungan Keaktifan Mengikuti Program Tadarrus dengan Kemampuan Membaca Al-Qur'an pada Siswa SLTP Muhammadiyah 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2004/ 2005”.   
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keaktifan mengikuti program tadarus siswa SLTP Muhammmadiyah 8 Yogyakarta?.
2. Bagaimana kemampuan membaca Al-Qur'an siswa SLTP Muhammadiyah 8 Yogyakarta?.
3. Apakah ada hubungan positif yang signifikan antara keaktifan mengikuti program tadarus dengan kemampuan membaca Al-Qur'an pada siswa SLTP Muhammadiyah 8 Yogyakarta?.
C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Mengungkapkan keaktifan siswa SLTP Muhammadiyah 8 Yogyakarta dalam mengikuti program tadarus yang diselenggarakan oleh sekolah
b. Mengungkapkan kemampuan membaca siswa SLTP Muhammadiyah 8 Yogyakarta.
c. Menguji hubungan antara keaktifan mengikuti program tadarus dengan kemampuan membaca Al-Qur'an siswa SLTP Muhammadiyah 8 Yogyakarta.
2. Kegunaan Penelitian 
a. Memberikan sedikit dorongan untuk pengembangan kajian tentang pendidikan Islam, terutama yang berhubungan dengan keaktifan mengikuti program tadarus dengan kemampuan membaca Al-Qur'an.
b. Memberikan kontribusi terhadap khasanah Ilmu pendidikan Agama Islam dan secara nyata dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, penulis khususnya serta peneliti pendidikan dan fihak SLTP Muhammadiyah 8 Yogyakarta.
c. Memberikan masukan untuk pengembangan labih lanjut tentang program tadarus yang selama ini telah diterapkan dan berjalan, agar dapat meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur'an siswa di SLTP Muhammadiyah 8 Yogyakarta.

D. Kajian Pustaka
1. Penelitian yang Relevan 

Ada beberapa skripsi yang membahas tentang membaca Al-Qur'an diantaranya yang penulis dapat dan baca dari jurusan PAI adalah; “Studi Korelasi Antara Kemampuan Baca Tulis Al-Qur'an dengan Prestasi Pendidikan Al-Islam Siswa Kelas I SLTP Muhammadiyah 2 Putri Yogyakarta Tahun Ajaran 2001/ 2002 oleh Ainur Rofiqoh tahun 2002. Skripsi ini mencoba mengkaitkan antara kemampuan baca tulis Al-Qur'an dengan prestasi pendidikan Al-Islam di SLTP Muhammadiyah 2 Putri Yogyakarta.
 “Efektifitas Penerapan Buku Iqro’ dalam Membantu Siswa Belajar Membaca Al-Qur'an di MTs Piyungan bantul oleh Aslihah tahun 1998”, yang mencoba membahas keefektifan penerapan buku iqro’ dalam membantu belajar membaca Al-Qur'an, kesulitan-kesulitan yang dihadapi dengan penerapan buku iqro’ tersebut dalam membantu siswa belajar membaca Al-Qur'an dan beberapa solusi yang dilakukan.
Sementara, belum penulis temui karya ilmiyah yang membahas tentang tadarus ataupun keaktifan mengikuti program tadarus, akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa karya ilmiyah tersebut telah ada, hanya saja penulis belum menemukan di jurusan PAI.
Dari beberapa tulisan serta karya ilmiyah diatas, penulis belum menemukan secara khusus tulisan yang membahas secara khusus hubungan keaktifan mengikjuti program tadarus dengan kemampuan membaca Al-qur’an siswa SLTP Muhammadiyah 8 Yogyakarta, maka penulis mengangkat judul tersebut untuk melengkapi dan menyempurnakan tulisan yang telah ada.
2. Landasan Teori
a. Keaktifan Tadarus
Keaktifan berarti kegiatan atau kesibukan.  Sedangkan tadarus berasal dari bahasa Arab yang secara etimologis adalah masdar dari kata taddarasa (تدّرس) yang mempunyai arti mengambil pelajaran, kata ini mengikuti wazan تفعّل. 
Tadarus yang dimaksud disini adalah suatu metode membaca Al-Qur'an secara bersama-sama atau bergantian dan saling menyimak, sehingga semua mendapat giliran untuk membaca dan berkesempatan yang sama untuk menghapalkan. Di SLTP Muhammadiyah 8 Yogyakarta program tadarus yang dimaksud adalah membaca Al-Qur'an secara bersama-sama dalam satu kelas dan tiap kelas ada salah satu guru yang menyimak dan membenarkannya. Guru tersebut adalah guru yang mengajar pada jam pertama. Hal itu dilakukan setiap hari selama 10 menit, karena rutinnya, maka ada kemungkinan secara tidak langsung siswa bisa menghafal sedikit demi sedikit.
Dalam metode menghafal hal tersebut diatas termasuk dalam metode Mudarosah. Metode mudarosah dalam istilah menghafal Al-Qur'an adalah santri secara bersama-sama dalam satu majlis secara satu persatu dan bergantian menghafal ayat-ayat Al-Qur'an.  
Untuk menghafal Al-Qur'an bagi anak-anak yaitu :
a).  bersama, artinya para santri dan guru bersama membaca Al-Qur'an sehingga apabila ada santri yang salah dalam membacanya bisa dibenarkan oleh gurunya.  Ini sesuai dengan pendapat Syeikh Abdurrab Nawabuddin yang menyatakan bahwa, jika pelajar anak kecil, pendidik harus ikut membaca ayat-ayat Al-Qur'an bersama murid-murid guna menetapkannya dalam hati mereka. 
b). Sima’i artinya mendengar, yang dimaksud dengan metode ini ialah mendengarkan sesuatu bacaan untuk dihafalkannya.  Sedangkan metode yang dipergunakan oleh Nabi Muhammad dalam membaca Al-Qur'an adalah metode tartil dan tidak tergesa-gesa sebagaimana terdapat dalam firman Allah 
      QS Al Muzammil : 4 
وَرَتِّلِ الْقُرْءَانَ تَرْتِيلًا
Artinya: 
Dan bacalah Al-Qur'an dengan tartil.  
QS Al qiyamah: 16
لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ
Artinya:
Dan janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al-Qur'an karena hendak cepat menguasainya. 

Hal tersebut sesuai dengan adab-adab yang harus dilakukan ketika sedang tilawah Al-Qur'an yaitu disunatkan tartil dalam membacanya dan disunatkan pula tadabbur dan faham. Karena kefahaman inilah yang menjadi tujuan utama. 
Tadabbur ialah mengkonsentrasikan hati untuk memikirkan makna dari ucapannya sehingga mengetahui maksud perintah dan larangan serta yakin dapat menerimanya.
Menurut Imam Nawawi ada satu etika yang lebih afdhal dalam membaca Al-Qur'an yaitu “membaca Al-Qur'an secara bersamaan dan bergantian’,membaca secara berjama’ah itu lebih afdhal daripada membaca sendirian.   Beberapa hadits Rosulullah dan tindakan para ulama salaf dapat digunakan sebagai dalil mengenai hal tersebut diatas diantaranya Ibnu Abi Dawud RA telah meriwayatkan bahwa Abu Ad Darda selalu bertadarus Al-Qur'an bersama sekelompok jama’ah
Ibnu Abi Dawud juga menerangkan tentang keutamaan membaca dan tadarrus Al-Qur'an secara berjama’ah beserta para pembesar, ulama salaf dan ulama khalaf (baru) adalah sebagaimana yang dijelaskan Wasan Bin Athiyah dan Imam Al- Auza’i bahwa keduanya berkata, “orang yang pertama kali mengadakan tadarrus Al-Qur'an dengan berjama’ah adalah Hisyam Bin Isma’il Damaskus ketika ia datang datang kerumah Abdul Malik”.   
Dalam buku ini tidak dijelaskan lebih lanjut secara rinci tentang keutamaan tadarrus Al-Qur'an karena dianggap penjelasan diatas telah cukup mewakili. Menurut Imam Malik Bin Anas ketika ditanya tentang hal ini, menjawab, “Baik dan Afdhal”.
b. Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Kemampuan yaitu yang berkenaan dengan apa yang dapat dipelajari oleh seseorang untuk melakukan sesuatu. 
a). Pengertian membaca
Membaca adalah usaha mengolah bahan bacaan yang berupa simbul/ tulisan yang berisi pesan penulis.  Dalam ajaran islam membaca yang terpenting adalah membaca sesuatu yang bermanfaat baik dunia maupun akherat. Dan membaca yang sangat dianjurkan serta diperintahkan oleh Allah adalah membaca Al-Qur'an .

b). Macam-macam membaca
Perkembangan kegiatan membaca dapat dilihat dari beberapa segi:
 Dilihat dari segi bentuk bahan bacaan maka ada tiga kegiatan membaca yaitu:
(1). Membaca gambar
Kalimat yang tertulis dibawah gambar adalah hasil analisa gambar.
(2). Membaca tulisan dan gambar
Membaca ini sebenarnya adalah membaca tulisan atau membaca kalimat yang tertulis dibawah gambar, tapi perhatian siswa terfokus pada pada tulisan, sehingga gambar berfungsi sebagai pembantu pengertian.
(3). Membaca Tulisan
Adalah kegiatan membaca tulisan atau lambang, perhatian diarahkan pada tulisan saja 
Ditinjau dari terdengar atau tidaknya suara si pembaca ketika dia membaca, maka proses membaca dibagi menjadi dua yaitu 
(1). Membaca nyaring, membaca bersuara, membaca lisan (reading out loud /oral reading).
(2).   Membaca dalam hati (silent reading).  
Membaca nyaring adalah aktifitas/ kegiatan yang merupakan alat guru, murid, atau pembaca bersama-sama dengan orang lain untuk menangkap informasi, pikiran, dan perasaan seseorang, bagi seseorang yang membaca nyaring biasanya dia mengerti makna serta perasaan yang terkandung dalam bacaan tersebut. Dengan demikian membaca nyaring termasuk membaca bersuara artinya membaca yang dapat didengar orang lain.
Adapun membaca dalam hati selalu digunakan ingatan visual atau dengan kata lain membaca yang menggunakan mata dan ingatan yang mana secara langsung tidak mempedulikan aktifitas lain selain mata dan ingatan, sedangkan aktifitas dalam membaca nyaring pada umumnya bukan sekedar mata dan ingatan namun juga pendengaran.
c). Tujuan membaca.
Tujuan utama dalam membaca adalam mencari serta memperoleh informasi, menangkap isi dan memahami makna bacaan.  
Membaca juga merupakan kunci ilmu pengetahuan bagi seseorang, dengan membaca orang akan memiliki pengetahuan yang lebih luas, pemikiran yang lebih kritis serta dapat mengetahui kebenaran, fakta, sehingga dapat membedakan antara benar dan salah.
Tujuan membaca juga telah dijelaskan dalam Al-qur’an yaitu surat Al-Isro’ ayat; 14 
اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا
Artinya: 
Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu. (Al-Isro’: 14) 

Menurut Dr. A.S Broto dilihat dari segi tujuan membaca, maka ada dua macam yaitu:
(1). Membaca teknik yang bertujuan agar siswa dapat lebih lancar, mengenal tulisan, tanda-tanda baca serta pengucapan dan melagukan bahasa.
(2). Membaca Bahasa, yang bertujuan agar siswa dapat memahami isi yang dibaca. 
d). Dasar membaca.
Dalam Al-Qur’an perintah untuk membaca diterangkan dalam surat Al-Alaq: 1-5   :
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ(1)خَلَقَ الإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ(2)اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأَكْرَمُ(3)الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ(4)عَلَّمَ الإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ(5)
Artinya: 
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmu yang paling Pemurah yang mengajarkan (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya .

c.   Al-Qur’an
a). Pengertian Al-Qur’an 
Islam mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat jibril. Al-Qur’an ini juga dipandang sebagai keagungan (majid) dan penjelas (mubin) kemudian juga seringkali disebut pula sebagai petunjuk (hidayah). Buku atau kitab Al-Qur’an berisi segala hal mengenai petunjuk yang membawa hidup manusia bahagia dunia dan akhearat.  
Al-Qur’an adalah kitab suci yang isinya mengandung firman Allah yang turunnya secara bertahap melalui malaikat Jibril, pembawanya Nabi Muhammad. Susunannya dimulai dari surat Al fatihah dan diakhiri dengan surat An-naas, bagi yang membacanya bernilai ibadah, fungsinya antara lain menjadi hujjah atau bukti atas kerasulan Nabi Muhammad SAW, keberadaannya hingga kini masih tetap terpelihara dengan baik dan pemasyarakatannya dilakukan secara berantai dari satu generasi ke generasi lain dengan tulisan maupun lisan.  Al-Qur’an juga berfungsi sebagai hakim atau wasit yang mengatur jalannya kehidupan manusia agar berjalan lurus. Al-Qur’an memerankan fungsi sebagai pengontrol atau pengoreksi terhadap perjalanan hidup manusia dimasa lalu. 
Al-Qur’an turun kepada Nabi Muhammad saw sebagai wahyu, di dalam bahasa Arab, dan kalimatnya pun dari Allah swt. Membaca inilah yang dimaksud membacanya ibadah. Hal ini berbeda dengan hadits, sebab hadits itu merupakan wahyu dari Allah tetapi lafadh dan kalimatnya dari Nabi Muhammad sendiri. Yang dimaksud membaca disini, ya sekedar membaca itu sudah mendapat pahala, sudah dianggap beribadat. Membaca lambat atau cepat, lancar atau tidak lancar, faham maknanya atau tidak.  Segi-segi kemukjizatan Al-Qur’an
Kemukjizatan Al-Qur’an tidak dari  segi lafadhnya saja, tetapi juga maknanya dan isinya. Susunan bahasanya yang indah, dan dapat dibaca dalam segala keadaan hingga kini tidak ada sesuatu yang menyamainya dan tidak ada pula yang menandinginya. Bahkan Al-Qur'an juga mengantar orang untuk memikirkan kejadian-kejadian disekitarnya, agar kita merenungkan sifat keilmiyahan dan kegunaan dari benda-benda di sekeliling kita.
b). Aspek-aspek Pokok Ilmu Tajwid
(a). Pengertian Ilmu Tajwid
Dalam membaca Al-qur’an tidak boleh terlepas dari kaidah-kaidah ilmu tajwid. Adapun pengertian ilmu tajwid menurut bahasa adalah “memperbaiki atau memperindah”, sedangkan menurut istilah “memberikan hak-haknya, huruf yang asli”, seperti makhroj-makhrojnya, sifat-sifatnya yang tetap menjadi zadnya, dan juga memberikan hak-hak yang baru seperi tafkhim dan tarqiq. 
Sedangkan pengertian ilmu tajwid ialah ilmu yang mengajarkan cara bagaimana seharusnya membunyikan/ membaca huruf-huruf hijaiyah dengan baik dan sempurna, baik ketika huruf-huruf itu sendiri maupun waktu bertemu dengan huruf lain.  
Menurut KH. I. Zarkashi, ilmu tajwid yaitu pengetahuan tentang kaidah serta cara-cara membaca Al-qur’an dengan sebaik-baiknya, sedangkan tujuan ilmu tajwid adalah memelihara bacaan Al-qur’an dari kesalahan membaca. 

(b). Beberapa Bidang Ilmu Tajwid
(1). Makhorijul Huruf.
Dalam membaca Al-qur’an diperlukan makhroj-makhroj. Makhorijul huruf menurut bahasa adalah “membunyikan huruf”, sedangkan menurut istilah adalah “menyebutkan/ membunyikan huruf-huruf yang ada dalam Al-qur’an”. 
Syeik Ibnu Jazariy membagi Makhorijul huruf menjadi 17, akan tetapi diringkas lagi menjadi 5 yaitu: 
(a). Al –Jauf (الجعف): lobang tenggorokan dan lobang mulut, yang terdiri dari huruf hamzah, wawu, ya’ (ء, و, ي).
(b). Al-Halq (الهلق): tenggorokan, yang terbagi menjadi tiga yaitu:
• Tenggorokan bagian bawah, tempat keluarnya huruf hamzah dan ha’ (ء, هـ).
• Tenggorokan bagian tengah, tempat keluarnya huruf ‘ain dan ha’ (ع, ح).
• Tenggorokan bagian atas, tempat keluarnya huruf ghin dan kho’ (غ, خ).
(c). Al-Lisan (السن): yaitui huruf yang keluar dari lidah , ada 18 huruf.
(d). Asy-Syafataan (الشّفتا): yaitu huruf yang keluar dari kedua bibir , ada empat huruf yaitu: fa’, ba’, mim dan wawu (ف, ب, م, و).
(e). Al-Khaisyum (الحيشم): yaitu huruf yang keluar dari batang hidung. Bagian ini adalah tempat keluarnya ghunnah/ dengung.   
(2). Sifatul huruf, dapat didengarkan oleh orang lain ataupun dirinya sendiri melalui ukuran bunyi suara huruf, sifat huruf ada 19 macam. 
(3). Hukum-hukum Huruf (Ahkamul Huruf).
(4). Hukum Nun Sukun atau Tanwin.
(5). Ahkamul Mad Wal Qoshr, adalah membaca sebuah huruf panjang lebih dari satu alif. 
d. Hubungan Tadarus dengan Kemampuan Membaca Al-qur’an.
Keaktifan mengikuti program tadarus adalah:
a). Aktifitas siswa mendatangi kegitan tadarus atau kerajinan siswa mendatangi kegiatan tadarus,
b). Aktifitas siswa untuk mengikuti program tadarus yaitu berhubungan dengan sikap dan tingkah laku siswa dalam mengikuti tadarus (menyimak, memperhatikan, membaca Al-qur’an).
Membaca perlu memperoleh perhatian serius, dan wacana membaca tidak boleh hanya dijadikan batu loncatan bagi aktifitas berbicara dan menulis semata.
Menurut Drs. Furqanul Azies dan Dr, Chaedar Alwasilah dalam buku “pengajaran bahasa komunikatif teori dan praktek”, tujuan pengajaran membaca sebagai mana kita ketahui, adalah mengembangkan kemampuan membaca siswa. Dengan demikian adalah tugas guru untuk meyakinkan bahwa proses pembelajaran membaca menjadi pengalaman menyenangkan bagi siswa.” 

Ada enam ketrampilan yang harus diperhatikan dalam pengajaran membaca, mereka adalah:
a). Ketrampilan Prediktif, seorang pembaca efisien mampu memperkiran apa yang akan ditemuinya dalam suatu teks. Proses memahami teks adalah proses melihat apakah isi teks sesuai dengan prediksinya.
b). Menentukan informasi tertentu,.
c). Memperoleh gambaran umum.
d). Memperoleh informasi rinci.
e). Mengenali fungsi dan pola wacana.
f). Menarik makna dari teks. 
Sedangkan kemampuan membaca Al-qur’an adalah berkenaan dengan apa yang dipelajari oleh seorang dalam membaca Al-qur’an. 
Menurut Dr. A.S Broto: yang dimaksud denga :dapat membaca” adalah dapat mengucapakan lambang bahasa, dengan jalan latihan-latihan membaca menggunakan kartu-kartu kalimat. Kemampuan membaca  dalam arti mengerti atau memahami isi bacaan, dapat dilakukan dengan latihan-latihan membaca beberapa kalimat yang disertai gambar (pengalaman siswa).  

Kemampuan membaca juga dimaksudkan dapat memahami fungsi, makna yang dibaca dengan jalan mengucapkan bahasa, mengenal bentuk dan memahami isi yang dibaca
Untuk aspek membaca, penyajian yang berbentuk latihan-latihan seperti membaca seorang demi seorang, latihan membaca per kelompok, dan latiha membaca klasikal, diperlukan untuk perbaikan intonasi bahasa. 
.Pelajaran membaca permulaan dilakukan dengan menirukan bacaan guru, guru mengucapkan kalimat yang ditulis dipapan. Sedangkan dalam latihan membaca mengutamakan lagu dan ucapan. Latihan membaca yang dilakukan deirumah dapat membantu kecepatan ketrampilan membaca. 
Dari kutipan kutipan diatas dapat penulis simpulkan bahwa tadarus (membaca Al-qur’an setiap hari secara bersama ), sangat berkaitan dengan kemampuan membaca Al-qur’an, sebaba membaca Al-qur’an yang dilakukan setiap hari dapat membantu kecepatan ketrampilan membaca Al-qur’an, apalagi disimak oleh guru-guru yang lebih pandai dalam membaca Al-qur’an.
Secara logis, orang yang belajar membaca Al-Qur'an dengan disimak orang lain yang lebih pandai dalam membaca Al-Qur'an, yang sudah faham tentang Al-Qur'an dalam  makhroj dan hurufnya ataupun maknanya, akan membenarkan bacaan yang salah, dengan adanya pembenaran-pembenaran tersebut maka otak akan terbiasa dan semakin cepat merespon sehingga lidahpun akan mengeluarkan bacaan-bacaan yang benar seperti instruksi dari otak. Sehingga orang tersebut akan semakin faham dan mengerti apa yang dibacanya, maka akan menjadi bacaan yang tepat dan benar. Oleh sebab itu kemampuan membaca Al-Qur’an orang tersebut lama-kelamaan bertambah lancar, benar dan tepat
Jika yang dimaksud kemampuan membaca seperti kutipan diatas, maka sangat erat sekali kaitannya dengan keaktifan membaca yaitu jika siswa rajin, aktif melakukan latihan-latihan membaca, mengucapkan kalimat-kalimat, melihat bentuk huruf setiap hari, maka akan semakin bertambah faham apa yang dibacanya, dengan demikian bertambah pula kemampuan membacanya, karena kemampuan membaca diartikan dengan memahami fungsi, makna yang dibaca dengan jalan mengucapkan bahasa, mengenal bentuk dan memahami isi yang dibaca. Hal itu hanya didapat dengan membaca. Jadi membaca merupakan jalan untuk meningkatkan kemampuan membaca.
Demikian juga dengan keaktifan mengikuti program tadarus (membaca Al-qur’an secara bersama), jika siswa aktif/ rajin melakukan/ mengikuti kegiatan membaca al-qur;an secara bersama dengan disimak oleh guru, yang dilakukan setiap hari dan selalu mengucapkan kalimat serta melihat bentuk huruf dalam Al-qur’an, maka akan semakin bertambah pula pengalaman membaca Al-qur’annya sehingga kemampuan membaca Al-qur’annya akan bertambah lancar dan tepat.  
E. Hipotesis
Berdasarkan pada beberapa problem diatas, serta kerangka teoritik yang telah dipaparkan, maka penulis mengemukakan hipotesis sebagai jawaban sementara yaitu:
“Ada hubungan positif yang signifikan antara keaktifan mengikuti program tadarrus dengan kemampuan membaca Al-Qur'an siswa SLTP Muhammadiyah 8 Yogyakarta”.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian verifikatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. Penelitian ini didasarkan pada hipotesis yang telah diajukan sebelumya, sehingga penelitian verifikatif digunakan untuk membuktikan hipotesis yang telah diajukan sebelumnya, dengan menggunakan teknik analisis statistik.
Penelitian ini juga termasuk penelitian lapangan yang bersifat kuantitatif karena pengumpulan datanya dilakukan dilapangan yaitu dilembaga pendidikan formal dan analisisnya menggunakan analisis statistik korelasi.
2.  Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah populasi  kelas I dan II dan IIIyang berjumlah 106 siswa, namun  peneliti tidak menjadikan kelas III sebagai subyek penelitian karena kelas III akan menghadapi ujian akhir sekolah. Jadi diambil sampel untuk kelas I dan II saja.
3.  Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data diperlukan adanya usaha dan teknik yang sesuai dengan jenis data dan penelitian yang diambil. Karena penelitian ini berupa penelitian lapangan dan tergolong penelitian kuantitatif, maka dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode:
a. Teknik Tes
Teknik tes adalah serentetan pertanyaan/ latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.  
Metode ini penulis gunakan secara langsung untuk mengukur dan mengetahui kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur'an yaitu mengambil salah satu surat dan beberapa ayat dari apa yang sudah dibaca dalam tadarus tadi yaitu Surat Yaasin ayat 30. Dengan ketentuan penilaian sebagai berikut :
a). Kelancaran dalam membaca Al-qur’an
b). Ketepatan dan kebenaran Tajwidnya.
b. Angket atau kuestioner
Kuestioner adalah usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden.  Angket atau questioner adalah usaha pengumpulan data melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari sumber data yang berupa orang.  
Angket ini penulis gunakan dalam keaktifan mengikuti program tadarus karena untuk mendapatkan data yang berupa angka-angka untuk diolah terlebih dahulu.
Dalam penyusunan angket peneliti menggunakan jenis pertanyaan tertutup dimana jawaban sudah disediakan oleh peneliti. Butir-butir pertanyaan disusun berdasarkan indikator dari variabel keaktifan mengikuti program tadarus yaitu:     
a). Keaktifan siswa mendatangi kegiatan tadarus.
b). Aktifitas siswa dalam mengikuti program tadarus, dengan rincian sebagai berikut:
(1). Kerajinan siswa dalam mengikuti tadarus.
(2). Keaktifan dalam membaca Al-Qur'an.
(3). Tingkat perhatian siswa dalam membaca Al-Qur'an.
(4). Sikap dan aktifitas siswa ketika sedang tadarus didalam kelas dan setelah selesai tadarus.
Berdasarkan indikator- indikator diatas kemudian dibuat item-item pertanyaan, setiap pertanyaan diberi lima jawaban alternatif. Agar data yang diperoleh berupa data kuantitatif, maka setiap jawaban diberi skor sebaga berikut:
Jawaban A dengan skor 5
Jawaban B dengan skor 4
Jawaban C dengan skor 3
Jawaban D dengan skor 2
Jawaban E dengan skor 1
Metode angket ini adalah metode pengumpul data yang utama, karena penelitian ini termasuk kuantitatif. Sedangkan alat pengumpul data yang lain hanya sebagai penunjang saja. 
c. Metode Observasi
Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan atau pencatatan sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitan.  Metode ini penulis gunakan dalam mengamati tingkah laku, aktifitas siswa ketika tadarus sedang berlangsung untuk memperkuat data berupa angka yang telah diperoleh dari metode angket.
d. Metode interview (wawancara)
Interview adalah usaha pengumpulan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan lisan, untuk dijawab secara lisan pula. Secara sederhana interview diartikan sebagai alat pengumpul data dengan mempergunakan tanya jawab antar pencari informasi dengan sumber informasi.  Digunakan dalam rangka membantu melengkapi data yang diperlukan dalam penelitian seperti gambaran umum situasi dan kondisi subyek penelitian.
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan kepala sekolah, guru Al-Islam serta staf dan karyawan yang diperlukan. Wawancara dengan kepala sekolah bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang gambaran umum sekolah, letak geografis, keadaan, situasi, dan kondisi sekolah secara keseluruhan (yang meliputi guru, siswa, karyawan, sarana dan prasarana penunjang  pendidikan).
Wawancara dengan guru Al-Islam dimaksudkan untuk mengtahui situasi dan kondisi siswa ketika kegiatan tadarus sedang berlangsung.
Sedangkan wawancara dengan para staf dan karyawan dilakukan untuk mendapatkan informasi lain yang berhubungan dengan sekolah yang penulis perlukan. Misalnya wawancara dengan pembantu kepala sekolah urusan kurikulum, urusan kesiswaan, urusan Humas dan yang lainnya.
e. Metode dokumentasi 
Metode dokumentasi adalah teknik pengambilan data dengan mengadakan penelitian yang bersumber pada benda tertulis yang dapat memberikan berbagai keterangan.
Dokumen dapat berupa gambar, buku, catatan, raport, leger, surat kabar, agenda, dan sebagainya. 
Menurut Winarno Surahmad, sebuah metode yang dapat disebut dokumentasi bila penyelidikan ditujukan pada penguraian dan penjelasan apa yang telah lalu melalui sumber dokumen.  Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data para siswa, staf pendidik dan data-data yang berkaitan dengan administrasi persekolahan serta data yang dibutuhkan lainnya.
3. Analisis Data.
Analisis data yang penulis gunakan analisis data statistik dengan komputer Seri Program Statistik (SPS)- 2000. Adapun analisis datanya meliputi:
a. Uji Instrumen 
a). Pembuatan instrumen
Dalam penelitian ini instrumen hanya dibuat untuk mengukur variabel keaktifan mengikuti program tadarus, sebab untuk variabel kemampuan membaca Al-qur’an penulis menggunakan teknik tes membaca Al-qur’an. Untuk variabel keaktifan mengikuti program tadarus data diperoleh dari angket berupa item-item pertanyaan yang telah ditentukan indikator sebelumnya. Adapun item soal itu berjumlah 30 butir yang di try out terlebih dahulu untuk mengetahui validitas dan reliabilitas soal tersebut. Setelah diketahui penulis memilih 20 butir soal untuk penelitian yang sebenarnya dengan rincian sebagai berikut: indikator kerajinan siswa dalam mengikuti tadarus dijabarkan dalam item nomor 1,2,3. Indikator keaktifan dalam membaca Al-qur’an dijabarkan dalam item no 4,5,6,7,8. indikator Tingkat perhatian siswa dalam membaca Al-qur’an dijabarkan pada item nomor, 9,10,11,12,13,14, indikator sikap dan aktifitas siswa ketika sedang tadarus didalam kelas dan setelah selesai tadarus dijabarkan dalam item nomor 15,16,17,18,19,20  
Sedangkan untuk variabel kemampuan membaca Al-qur’an dilakukan dengan teknik tes membaca Al-qur’an yang dinilai oleh dua orang penilai dengan ketentuan penilaian yaitu pada kelancaran membaca dan tajwidnya. Ada juga tiga item soal tanpa nomor untuk pertanyaan identitas responden.
b). Uji Validitas.
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sajauhmana alat ukur mengukur yang ingin diukur atau apakah alat ukur yang digunakan untuk menguji responden layak digunakan atau tidk dalam arti valid ataukah tidak valid (sahih atau gugur).
Maka dalam hal ini yang perlu dilakukan dan diperhatikan adalah:
(1). Melakukan uji coba skala pengukur tersebut pada sejumlah responden.
(2).   Mempersiapkan tabulasi jawaban.
(3). Mengubah nilai jawaban dari huruf menjadi angka, kemudian menjumlahkannya.
(4). Menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total dengan menggunakan teknik Korelasi Produck Moment yaitu:
.   
Keterangan:
  = Angka dari indeks korelasi “r” product moment
N    = Number of case
  = jumlah dari perkalian antara Xdan Y
   = Jumlah deviasi skor variabel X
   = Jumlah deviasi skor variabel Y
   = Jumlah deviasi skor X yang dikuadratkan
   = jumlah deviasi skor Y yang dikuadratkan
Setelah dihitung dengan korelasi product Moment kemudian hasilnya dikoreksi dengan rumus Part Whole Corelation, hal ini didasarkan pada asumsi bahwa koefisien korelasi Moment yang diperoleh masih kotor karena skor butir masuk dalam skor total. Kriteria pengujian suatu butir saol dikatakan valid atau sahih jika koefisien kotelasinya (r hitung) berharga positif dan sama atau lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikansi 5 %. Rumus Part Whole Coleration:

Dimana: = Part Whole Coleration
= Korelasi Moment Tangkar
= SB total (komposit)
= SB bagian (butir)
= Varian total
= Varian bagian 
c). Uji reliabilitas 
Uji Reliabilitas yaitu suatu tes terhadap suatu alat ukur sehingga dapat diandalkan untuk mengukur suatu gejala. Dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus Cronbac Alpa karena rumus ini dapat digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen skala likert (1 sampai 5) yaitu: 
  
dimana: k = banyaknya butir pertanyaan
= jumlah varians butir
= varian total.
= Reliabilitas Instrumen

b. Analisis Univariat
Analisis ini dimaksudkan untuk mendiskripsikan variabel penelitian. Rumus statistik yang dipergunakan meliputi frekuensi, prosentase, perhitungan Mean dan simpang baku atau standar deviasi dengan rumus sebagai berikut:
a). Frekuensi dengan tabel distribusu frekuensi.
b). Prosentase dengan rumus    
c). Perhitungan Mean  
 
d). Perhitungan Standar deviasi: 

dimana:
SD = Standar deviasi
  = Jumlah dari hasil perkalian antara midpoint yang telah dikuadratkan dengan frekuensi masing-masing.
  = Jumlah dari hasil perkalian midpoint dengan frekuensi masing-masing.
N          = Number of case.
c. Analisis Korelasi
Pada Penelitian ini, penulis menggunakan “Teknik korelasi produk moment”, yaitu salah satu teknik untuk mencari korelasi antara dua variabel, dengan rumus: 
  
Keterangan:
 = Angka dari indeks korelasi “r” product moment
N   = Number of case
  = jumlah dari perkalian antara Xdan Y
   = Jumlah deviasi skor variabel X
   = Jumlah deviasi skor variabel Y
   = Jumlah deviasi skor X yang dikuadratkan
   = jumlah deviasi skor Y yang dikuadratkan

G. Sistematika Pembahasan 
Untuk memudahkan dalam mempelajari dan memahami skripsi ini, maka perlu disusun sistematika penulisan sedemikian rupa sehingga tulisan ini benar-benar bisa dipahami dan menunjukkan totalitas yang utuh dari penulisan sebuah skripsi.
Sistematika penulisannya sebagai berikut: halaman formalitas sebagai bagian awal dari skripsi ini memuat halaman sampul luar, halaman sampul dalam, halaman nota dinas, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar dan daftar isi.
Bab I, berisi tentang latar belakang masalah yang kemudian diambil kesimpulan tentang rumusan masalah yang akan diteliti dan harus dikemukakan pula apa tujuan dan kegunaan penelitian agar dapat diketahui dan dipahami oleh penulis ataupun pembaca. Setelah itu penulis mengemukakan kajian pustaka yang berisi tentang penelitian yang relevan yang digunakan untuk menunjukkan bahwa fokus yang diangkat belum pernah dikaji oleh orang lain, serta berisi tentannng landasan teori untuk mendukung bahwa penelitian yanng dilakukan ada landasan yang kuat untuk menjadi lebih baik. Agar skripsi ini tidak terputus, maka diperlukan hipotesis dan dibutuhkan pula metode penelitian guna mempermudah penelitian ini. Bagian terakhir dari bab I berisi tentannng sistematika pembahasan yaitu untuk mengetahui dan mempermudah dalam memahami alur dari skripsi 
Bab II, berisi tentang gambaran umum yang meliputi letak geografis, sejarah singkat berdirinya sekolah dan perkembangannya, dasar dan tujuan pendidikan, struktur organisasi sekolah, keadaan guru, karyawan, dan siswa, keadaan sarana dan prasarananya, 
Bab III, membahas tentang analisis data dari subyek yang diteliti setelah mengetahui gambaran umum dan beberapa langkah dan metode pada bab I, maka pada bab III disajikan data hasil analisis yang telah dilakukan yang berisikan tentang diskripsi data, frekuensi masing-masing variabel, Mean/ rata-rata hitung masing-masing variabel, simpang baku / standar deviasi masing- masing variabel  dan hasil korelasinya, dam analisis penulis yang disesuaikan dengan kerangka teori. 
Bab IV, penutup yang berisi simpulan dari data yang telah dianalisis dan saran-saran serta kata penutup.
Tinggalkan komentar jika membutuhkan file skripsi lengkap format.doc

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Download Skripsi PAI Program Tadarus"

Post a Comment