Image1

5 Cara Bijak Menggunakan Media Sosial

Sebuah Dunia Yang Dilipat” ini adalah salah satu judul buku yang pernah saya baca ketika masih kuliah di kota pelajar sekitar tahun  2000 an. Pada tahun itu, perkembangan internet  belum begitu terasa, warnet-warnet masih bisa dihitung jari, itu pun dengan koneksi yang sangat lambat. Apalagi Handphone, pada saat itu hanya berfungsi untuk SMS dan telphon saja, itu pun masih sedikit yang memilikinya. Namun buku itu jauh sudah lebih awal membahas perkembangan teknologi yang saat ini kita rasakan yaitu kondisi dimana manusia dimanjakan dengan teknologi, dunia yang luas bisa dalam genggaman, jarak yang jauh terasa dekat, ruang dan waktu tidak menjadi batasan. Internet diibaratkan sebuah panggung pertunjukan, siapa pun yang tampil, semua orang di seluruh dunia bisa menontonnya. Manusia hidup diibaratkan rumah lebah, tersekat-sekat, tetapi satu dan yang lainnya saling berhubungan dan saat ini media sosiallah yang menghubungkan sekat-sekat itu.

Oleh : Ujang Kusnadi, S. Pd.I



Media Sosial secara istilah dapat diartikan sebagai wadah atau sarana untuk bersosialisasi yang membantu  manusia dalam komunikasi dan berbagi informasi satu dengan lainnya. Namun dalam realitasnya medsos juga menyisakan persoalan. Berita-berita di Media cetak dan elektronik  tentang pembunuhan, penculikan, pemerkosaan, bully membuly para remaja dan lain sebagainya yang semuanya berawal dari perkenalan di Medsos. Jika demikian maka perlu kita luruskan bahwa fungsi medsos itu tidak hanya sebatas untuk perkenalan, update status, hoax, curhat, upload photo, komentar orang, cari like atau comment saja, jauh dari itu adalah sebagai media belajar untuk semua orang baik itu guru, murid, orang tua, masyarakat dan semua kalangan yang merasa medsos sebagai bagian dari kehidupannya. Lalu bagaimana menggunakan medsos sebagai medbel (Media Belajar)?
Pertama : Selektif dalam memilih teman, pilihlah teman yang memiliki profil meyakinkan, seperti di facebook kita dapat lihat dari hoby, pilihlah teman yang memiliki hoby positif, misal membaca, diskusi dll, bukan yang hoby makan, hoby berpetualang dan lain-lain. Lihat juga status pekerjaannya bukan orang yang bekerja di PT.  Kalangkabut, atau  PT. Mencari Cinta Sejati, tetapi pilihlah orang yang status pekerjaannya nyata dan arahnya sama dengan kita.
Kedua : Bergabung atau membuat Group yang Positif, misalnya Group Diskusi MIPA, Group Diskusi Mapel Bahasa, Group Komunitas Belajar Bahasa Inggris/Arab dll.
Ketiga : Update status yang positif dari sebuah pemikiran bukan dari perasaan. Ingat di facebook pertanyaannya bukan apa yang anda rasakan, tetapi apa yang anda pikirkan hari ini? Pertanyaan ini tentu sangat lah bagus karena berfikir merupakan alat untuk mengetahui sesuatu yang sangat berguna untuk pembelajaran. Alangkah baiknya jika dia seorang pelajar, update statusnya tentang pemahaman materi pelajaran yang telah disampaikan di sekolah. Seorang guru update statusnya adalah pemantapan bahan ajar untuk disampaikan pada peserta didik di sekolah, sharing dengan guru lain yang sama mapelnya siapa tahu memiliki bahan ajar lainnya atau metode dan strategi lainnya. Seorang karyawan update statusnya tentang evaluasi pekerjaannya di kantor, apa yang harus diperbaiki untuk esok hari.  Semua ini keluar dari pemikiran bukan perasaan. Sayangnya saat ini banyak update status yang justeru keluar dari perasaan seperti curhat galau, sedih, mengeluh, senang gembira, marah-marah, ekspresi wajah, dan lebih parah lagi kata-kata atau gambar yang tidak bermoral.
Keempat, jadilah komentator yang positif, komen juga jangan keluar dari perasaan tapi harus dari pemikirin sehingga yang lahir bukan mencaci tapi diskusi, bukan menghina tapi memberi makna, bukan membully tapi memberi solusi.
Kelima, menyadari bahwa media sosial bukanlah segalanya, media sosial yang sesungguhnya adalah kenyataan yang ada di depan kita. Jangan terlalu asyik dengan dunia maya sehingga kita lupa akan dunia nyata. Terlalu asyik dengan media sosial hanya akan membuat kita terasing, tidak lagi menjadi makhluk sosial melainkan makhluk yang individual.

Teknologi diibaratkan sebuah pisau yang manfaat atau akibatnya tergantung pada kita yang memegangnya. Bijaklah dalam menggunakan media Sosial . Jika media sosial kita jadikan sebagai media belajar, maka hasil yang didapatkan adalah sebuah wawasan keilmuan yang mampu mewujudkan peradaban, dan jika media sosial kita jadikan hanya sebatas media sosial biasa saja maka yang didapatnya pun adalah hal yang biasa bahkan bisa  menjadi bencana, bencana moral dan peradaban. Naudzubillah.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "5 Cara Bijak Menggunakan Media Sosial"

Post a Comment