Artikel Urgensi Pendidikan Budi Pekerti di Rumah dan di Sekolah
Artikel Pendidikan Budi Pekerti | Pentingnya Budi Pekerti bagi Sekolah | Kasus siswa menantang guru | Siswa bully guru | Siswa menantang guru | Tulisan ini dibuat sebagai reaksi dari sikap seorang siswa SMP di Jawa Timur yang menantang gurunya gara-gara ditegur merokok di dalam kelas. Kasus ini tentunya sangat memprihatinkan, karena ini adalah bukti kegagalan pendidikan budi pekerti. Hilangnya rasa hormat peserta didik terhadap guru menunjukkan hilangnya etika siswa.
Pendidikan budi pekerti yang merupakan pendidikan karakter merupakan benteng moralitas bangsa yang harus tertanam pada jiwa peserta didik. Oleh karena itu pendidikan budi karakter harus masuk pada konten semua mata pelajaran. Semua guru wajib menanamkan karakter seperti rasa hormat, kasih sayang, tanggung jawab dan sebagainya.
Berikut adalah tulisan saya yang membahas pentingnya pendidikan budi pekerti sebagai benteng moralitas agar kasus-kasus siswa yang menghina atau melecehkan guru tidak lagi terjadi di dunia pendidikan.
Pendidikan budi pekerti yang merupakan pendidikan karakter merupakan benteng moralitas bangsa yang harus tertanam pada jiwa peserta didik. Oleh karena itu pendidikan budi karakter harus masuk pada konten semua mata pelajaran. Semua guru wajib menanamkan karakter seperti rasa hormat, kasih sayang, tanggung jawab dan sebagainya.
PENDIDIKAN BUDI PEKERTI PENANGKAL BULLY
Oleh Ujang Kusnadi, S. Pd.I*

Sebagai guru
pasti semuanya pernah berhadapan dengan murid nakal, susah diatur, melawan,
bolos, merokok, pacaran dan sebagainya. Problematika ini merupakan tantangan
bagi guru dalam mengemban tugas mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya. Guru tidak
hanya bertugas mentransfer ilmunya (transfer of knowledge) melainkan jauh dari itu adalah membentuk karakter
peserta didik dalam hal budi pekerti. Peserta didik yang nakal merupakan tugas
guru untuk membimbingnya agar menjadi anak yang baik tidak lagi bolos, telat,
pacaran, merokok dan sebagainya.
Namun tentu
bukan hal yang mudah, karena permasalahan kenakalan siswa tersebut dipengaruhi
oleh banyak faktor terutama lingkungan keluarga dan Masyarakat. Keluarga
justeru merupakan lembaga pendidikan utama yang bertanggungjawab penuh terhadap
pendidikan karakter. Waktu Interaksi Siswa di lingkungan keluarga lebih lama
jika disbanding di sekolah. Orang tua jualah yang pertama kali tahu tentang
perkembangan kepribadian anak dan interaksi sosialnya di lingkungan masyarakat.
Sebagai langkah
preventif terhadap kasus siswa bully guru pihak sekolah harus sering melakukan
silaturahim dengan orang tua dan bekerja sama dalam pendidikan budi pekerti. Pendidikan
budi pekerti harus menjadi prioritas dalam proses pendidikan di sekolah dan keluarga. Pendidikan budi pekerti di
sekolah harus terrangkum dalam semua mata pelajaran. Pendidikan budi pekerti
tidak cukup diserahkan kepada guru mapel budi pekerti atau Aqidah dan Akhlak,
atau cukup diserahkan kepada wali kelas dan kesisiwaan, melainkan merupakan
tanggungjawab bersama seluruh elemen sekolah.
Selain itu juga keluarga di rumah harus benar-benar menanamkan
budi pekerti pada anak dengan cara membimbing anak untuk bisa menghormati dan
menghargai sesama anggota keluarga seperti hubungan anak dengan ayah dan ibu,
anak dengan kakak atau adik, saudara dan sebagainya. Orang tua harus mengontrol
dengan siapa anak bergaul, memberikan keteladanan dari mulai bangun tidur
sampai tidur lagi.
Penanaman budi
pekerti dapat dilakukan dengan dua prinsip yaitu pembiasaan dan keteladanan.
Pembiasaan adalah pengkondisian anak untuk menjadi terbiasa pada hal yang baik
dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga maupun sekolah. Dalam
hal pembiasaan ini dibutuhkkan kerja sama, saling peduli semua pihak baik itu
orang tua, pihak sekolah dan lingkungan masyarakat. Sedangkan keteladanan
adalah pengkondisian anak dengan contoh yang baik sehingga efeknya tanpa harus
diperintah anak mengikutinya. Inilah yang disebut dengan “Ing Ngarso Sung
Tulodo” di depan memberikan teladan atau contoh.
Dalam keluarga
anak dibiasakan untuk menghormati orang tua dengan cara diberi bimbingan etika
seperti tidak boleh berbicara lebih tinggi, tidak boleh membentak orang tua, jalan sedikit membungkuk jika melewati orang
tua, dan berkata “permisi”. Orang tua selalu berkata lemah lembut dan penuh
kasih sayang. Jika ada anak yang berkata kasar selalu diingatkan.
Hal yang lebih
utama bagi orang tua membimbing anaknya
dalam menjalankan ibadah seperti sholat lima waktu, agar dia bisa menjadi orang
yang disiplin, tawadhu dan bertanggungjjawab. Orang tua juga harus memberikan
keteladanan bagi anaknya, sebelum menyuruh anaknya sholat, orang tua harus
terlebih dahulu bersiap-siap untuk melaksanakan sholat dan mengajak anaknya
pergi ke masjid.
Budi pekerti di
sekolah ditanamkan dengan cara pembiasaan disiplin siswa dari mulai datang
tepat waktu, memperhatikan guru ketika mengajar di kelas, mengerjakan tugas belajar,
melaksanakan tugas piket, menghormati guru, menjaga hak milik teman, menyayangi
sesame teman dan sebagainya. Guru juga
harus senantiasa memberikan keteladanan yang baik, seperti datang lebih awal
sebelum peserta didik datang.
Pendidikan budi
pekerti yang berkesinambungan dengan didukung berbagai stakeholder keluarga,
sekolah dan masyarakat akan mampu menangkal terjadinya kedurhakaan anak kepada
orang tua dan guru. Semoga tragedi anak menganiaya orang tua, siswa menantang
gurunya tidak terjadi lagi. Wallohu A’lam.
0 Response to "Artikel Urgensi Pendidikan Budi Pekerti di Rumah dan di Sekolah"
Post a Comment